merupakan representasi kompleks dan dinamis yang menggambarkan pengaruh kultural penggunaan matematika dalam aplikasinya Hartoyo, 2012: 15.
Etnomatematika dipersepsikan sebagai lensa untuk memandang dan memahami matematika sebagai suatu hasil budaya atau produk budaya Sardjiyo Pannen,
2005: 93. D’Ambrosio menyebutkan etnomatematika sebagai matematika yang dipraktekkan diantara kelompok budaya diidentifikasi seperti masyarakat nasional
suku, kelompok buruh, anak-anak kelompok usia tertentu dan kelas profesional Izmirli, 2011: 3. Dalam penelitian ini pembelajaran berbasis etnomatematika,
budaya menjadi media bagi siswa dalam memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru.
1.3.4 Kemampuan Komunikasi Matematis
Menurut Sardiman sebagaimana dikutip oleh Darkasyi 2014:25, komunikasi secara konseptual yaitu memberitahukan dan menyebarkan berita,
pengetahuan, pikiran-pikiran dan nilai-nilai dengan maksud untuk mengunggah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama. Proses
komunikasi membantu siswa membangun makna untuk gagasan-gagasan serta menjadikan gagasan-gagasan tersebut diketahui publik.
Indikator komunikasi matematis menurut NCTM 1989:214 sebagai berikut.
1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan
mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual. 2.
Kemampuan memahami, menginterpretrasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lain.
3. Kemampuan menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan
struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan- hubungan dengan model-model situasi.
Dalam penelitian ini, kemampuan komunikasi matematis yang diukur hanya pada aspek tertulis yang berkaitan dengan unsur-unsur kubus dan balok,
jaring-jaring kubus dan balok, menentukan rumus dan menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.
1.3.5 Materi Pokok Kubus dan Balok
Berdasarkan Kompetensi Dasar Kelas VIII SMP, kubus dan balok merupakan materi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Sub materi
pokok kubus dan balok yang diajarkan dalam penelitian ini meliputi: unsur-unsur kubus dan balok, jaring-jaring kubus dan balok, menentukan rumus dan
menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.
1.3.6 Lembar Kerja Siswa LKS
LKS adalah adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa Prastowo, 2013: 203. Muhsetyo 2007, sebagaimana dikutip oleh
Sugiarto 2014: 19, menyatakan bahwa untuk mendukung pembelajaran matematika yang mampu menumbuhkan kemampuan siswa dalam membangun
mengonstruk pengetahuan sendiri dibutuhkan perangkat pembelajaran termasuk LKS yang pengembanganya berbasis konstruktivis.
Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Probing- Prompting berbasis etnomatematika, diharapkan penggunaan LKS dapat
meningkatkan keterlibatan siswa sehingga aktivitas belajar siswa semakin
meningkat. Melalui LKS siswa merasa diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi jika guru
memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan mereka, sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Prastowo 2013: 206 bahwa melalui LKS pendidik mendapat kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas.
1.3.7 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM