Model Pembelajaran Model Pembelajaran Probing-Prompting

2.1.7 Model Pembelajaran

Sugandi dan Haryanto 2007:102 menyatakan model pembelajaran merupakan pola digunakan guru dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran, dan memberi petunjuk dalam setting pembelajaran. Model pembelajaran merupakan inti atau jantungnya strategi pembelajaran. Suprijono 2012: 46 menyatakan model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Dalam setiap pembelajaran di kelas perlu adanya penerapan model pembelajaran, hal tersebut dimaksudkan agar pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana serta siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.8 Model Pembelajaran Probing-Prompting

Menurut Suherman, sebagaimana dikutip oleh Huda 2014:281, pembelajaran Probing-Prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Pembelajaran Probing-Prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Menurut Huda 2014:281 menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Sedangkan promting question, pertanyaan ini bermaksud untuk menuntun siswa agar ia dapat menemukan jawaban yang lebih benar. Proses tanya jawab yang diilakukan dengan menunjuk secara acak siswa agar siswa dapat aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Siswa tidak dapat menghindar dalam proses pembelajaran, karena setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Pengertian probing menurut bahasa adalah penyelidikan. Probing berupa pertanyaan yang bersifat menggali, merupakan pertanyaan berkelanjutan yang akan mendorong siswa untuk mendalami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya. Bila siswa tidak dapat menjawab atau mengalami kebuntuan jawaban, maka tugas guru adalah membimbing siswa melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan ke jawaban yang benar. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa probing- prompting adalah pertanyaan yang diajukan untuk mengarahkan siswa ke pemahaman konsep dan pertanyaan yang diajukan untuk pendalaman konsep dan mengungkapkannya dalam bentuk komunikasi matematis. Model pembelajaran Probing-Prompting merupakan salah satu dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif yang dipandang mampu untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis siswa. Menurut Ulya 2012: 27 Probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali, sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan sikap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan Suyatno, 2009:63. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembelajaran Probing-Prompting Huda, 2014:282 1 Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan membeberkan gambar, rumus, atau situasi lainnya yang mengandung permasalahan. 2 Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskan permasalahan. 3 Guru mengajukan persoalan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indikator kepada seluruh siswa. 4 Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil. 5 Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan. 6 Jika jawaban tepat, maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun, jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawaban atau jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian jawaban. Kemudian, guru memberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, hingga siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Pertanyaan yang diajukan pada langkah keenam ini sebaiknya diberikan kepada beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing-prompting. 7 Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa. Pelaksanaan model pembelajaran Probing-Prompting dibantu oleh media berupa Lembar Kegiatan Siswa LKS selama proses pembelajaran berlangsung.

2.1.9 Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction