daerah mereka terkait materi yang akan diajarkan oleh guru. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Probing-Prompting Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis”.
1.2 Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, permasalahan-permasalahan tersebut akan dibatasi sebagai berikut.
1 Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah materi Kubus dan Balok.
Kompetensi pada silabus yang memuat materi pokok ini adalah Standar Kompetensi 5, yaitu Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. 2
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Batang. 3
Soal-soal yang digunakan pada penelitian ini adalah soal berbentuk komunikasi matematis.
1.3 Penegasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan persepsi antara peneliti dan pembaca, perlu ditegaskan istilah yang berhubungan dengan penulisan ini. Istilah yang perlu
mendapat penegasan sehubungan dengan penulisan ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Efektif
Efektif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keefektifan proses
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat. Pembelajaran yang efektif mencakup keseluruhan tujuan
pembelajaran, yang diantaranya yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, suatu pembelajaran dinyatakan efektif apabila siswa mampu
mencapai KKM individual maupun KKM klasikal, serta memiliki nilai kemampuan komunikasi matematis lebih baik daripada kelas kontrol.
1.3.2 Model Pembelajaran Probing-Prompting
Menurut Suherman, sebagaimana dikutip oleh Huda 2014:281, pembelajaran Probing-Prompting adalah pembelajaran dengan menyajikan
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan
dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Pembelajaran Probing-Prompting sangat erat kaitannya dengan
pertanyaan. Menurut Huda 2014:281 pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Sedangkan prompting
question, pertanyaan ini bermaksud untuk menuntun siswa agar dapat menemukan jawaban yang lebih benar. Proses tanya jawab yang dilakukan dengan menunjuk
secara acak siswa agar siswa dapat aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Siswa tidak dapat menghindar dalam proses pembelajaran, karena
setiap saat siswa dapat dilibatkan dalam proses tanya jawab.
1.3.3 Etnomatematika
Pembelajaran berbasis etnomatematika, budaya menjadi media bagi siswa dalam memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru. Etnomatematika
merupakan representasi kompleks dan dinamis yang menggambarkan pengaruh kultural penggunaan matematika dalam aplikasinya Hartoyo, 2012: 15.
Etnomatematika dipersepsikan sebagai lensa untuk memandang dan memahami matematika sebagai suatu hasil budaya atau produk budaya Sardjiyo Pannen,
2005: 93. D’Ambrosio menyebutkan etnomatematika sebagai matematika yang dipraktekkan diantara kelompok budaya diidentifikasi seperti masyarakat nasional
suku, kelompok buruh, anak-anak kelompok usia tertentu dan kelas profesional Izmirli, 2011: 3. Dalam penelitian ini pembelajaran berbasis etnomatematika,
budaya menjadi media bagi siswa dalam memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru.
1.3.4 Kemampuan Komunikasi Matematis