kegiatan diskusi saat pembelajaran berlangsung. Domain psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik peserta didik seperti keterampilan motorik dan syaraf,
manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku menurut Elizabeth simpson Anni,2009: 89 untuk ranah psikomotorik adalah persepsi
perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response,
penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality. Indikator ranah psikomotor dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan pendekatan think pair
share dengan media audio visual diantaranya: 1 mengamati media audio visual P1; 2 melaksanakan kegiatan belajar kelompok P2; 3 menunjukkan
hasil kegiatan kelompokP3. Jadi berdasarkan ranah psikomotor tersebut peneliti menerapkan psikomotor P2 yaitu berdiskusi kelompok.
2.1.7. Pembelajaran Pendidikan IPS
Soewarso dan Susila 2010: 3 berpendapat bahwa IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Yang menjadi kajian IPS ialah tentang
hubungan manusia. Latar telaahnya adalah kehidupan nyata manusia. Sedangkan menurut Mulyono dalam Hidayati, 2008: 1.7, IPS merupakan suatu pendekatan
interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi
sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan oleh Saidiharjo dalam Hidayati, 2008: 1.7, IPS merupakan hasil
kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik.
Dilihat dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari beberapa ilmu sosial seperti
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi dimana bidang bahasan dari IPS itu sendiri adalah manusia dan lingkungannya. Dengan adanya mata pelajaran ini,
diharapkan siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan global serta dapat menjadi warga negara yang demokratis dan cinta damai nantinya.
2.1.7.1.Tujuan Pendidikan IPS Trianto 2013: 128 menyatakan tujuan utama ilmu pengetahuan sosial
ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa masyarakat. Selain itu, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: 1 mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2 memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3 memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4 memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,
ditingkat lokal, nasional dan global Hidayati, 2008: 1.24 Berdasarkan uraian penjelasan di atas, peneliti dapat mengambil garis
besar tujuan dari pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah sebagai mata
pelajaran yang diajarkan sebagai sarana untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara Indonesia nantinya.
2.1.7.2.Karakteristik Pendidikan IPS Menurut Sadeli, dalam Hidayati 2008: 1.26, bidang studi IPS merupakan
gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan
tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Untuk melihat karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan.
Berikut ini karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampainnya. a Materi IPS
Menurut Tjokrodikaryo, dalam Hidayati 2008: 1.26, mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan
lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat.
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain: 1 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
2 Kegiatan manuasia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.
3 Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak lingkungan anak yang terdekat sampai
yang terjauh. 4 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.
5 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboraturiumnya. Pengetahuan
konsep,teori-teori IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Dalam penelitian ini, materi IPS yang akan diajarkan pada kelas VA
SDN Wonosari 03 Semarang adalah materi tentang peristiwa yang terjadi di sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia.
b Strategi Penyampaian Pengajaran IPS Menurut Mukminan
dalam Hidayati 2008:
1.27, strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu
tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak diri sendiri, keluarga, masyarakattetangga, kota, region, negara, dan dunia.Tipe kurikulum seperti
ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Environment Curriculum”. Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama
dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan
sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi
unsur-unsur dunia yang lebih luas.
2.1.8. Pembelajaran Kooperatif