1.2 PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Setelah mengkaji latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS siswa kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Semarang?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1 Apakah dengan menggunakan model Think Pair Share dengan media Audio
Visual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Semarang?
2 Apakah dengan menggunakan model Think Pair Share dengan media Audio Visual dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kelas VA
SD Negeri Wonosari 03 Semarang? 3 Apakah dengan menggunakan model Think Pair Share dengan media Audio
Visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas VA SD Negeri Wonosari 03 Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan akar penyebab masalah yang ada, maka didapatkan alternative pemecahan yang sesuai yaitu dengan menggunakan Model Think Pair
Share dengan media audio visual. Model pembelajaran think pair share merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif sederhana yang
dikembangkan oleh Frank Lyman.
Think pair share menurut Slavin, dalam Thobroni 2012:298 merupakan sebuah metode yang sederhana, tetapi sangat berguna yang dikembangkan oleh
Frank Lyman dari Universitas Maryland. Ketika guru menerangkan pelajaran di depan kelas, siswa duduk berpasangan dalam kelompoknya. Guru memberikan
pertanyaan di kelas. Lalu, siswa diperintahkan untuk memikirkan jawaban, kemudian siswa berpasangan dengan masing-masing pasangannya untuk mencari
kesepakatan jawaban. Terakhir, guru meminta siswa untuk membagi jawaban kepada seluruh siswa di kelas.
Menurut Lyman, dalam Thobroni 2012:299, langkah-langkah model think pair share, sebagai berikut:
1 Langkah 1: Berpikir Thinking Langkah pertama, guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan
pelajaran dan siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2 Langkah 2: Berpasangan Pairing Selanjutnya, pada langkah kedua, guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan
atau penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus telah diidentifikasi. 3 Langkah 3: Berbagi Sharing
Pada langkah akhir ini, guru memninta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa
yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini, akan menjadi efektif jika
berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain sehingga seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh
kesempatan untuk melapor. Model pembelajaran think pair share ini memberi kesempatan lebih
kepada siswa untuk bekerja sendiri sekaligus bekerja sama dengan teman lainnya. Menurut Lie, dalam Thobroni 2012:301, keunggulan pada model think pair
share lainnya adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa yang maju dan membagikan hasilnya untuk
seluruh kelas, model think pair share ini sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasinya di depan
orang lain. Selain itu, model think pair share dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak didik.
Jadi, dengan model pembelajaran think pair share ini siswa bisa berfikir secara mandiri lalu kemudian bertukar pendapat dan dituntut untuk berani
mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Dengan demikian akan terjadi pembelajaran yang aktif bagi siswa.
Sedangkan media audio visual menurut Hamdani 2011:249 merupakan kombinasi audio dan visual atau bias disebut media pandang-dengar. Audio
visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan
peran dan tugas guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para
siswa untuk belajar. Contoh media audio visual, diantaranya program video atau televisi, video atau televise instruksional, dan program slide suara soundslide.
Dengan adanya perpaduan antara model think pair share dan media audio visual tentunya akan membuat pembelajarannya semakin menarik dan bermakna
bagi siswanya. Penggunaan langkah-langkah model think pair share dengan media audio
visual dalam pembelajaran IPS mengacu pada sintaks model think pair share menurut Lyman, dalam Thobroni 2012:299, dimodifikasi dengan menggunakan
media audio visual, sebagai berikut :
1 Siswa menyimak media audio visual yang ditayangkan oleh guru menyimak – mengumpulkan informasi
2 Siswa mendapatkan pertanyaan seputar isi media pembelajaran yang telah
diputar oleh guru menanya
3 Siswa memikirkan dan menuliskan jawaban secara individu tentang
pertanyaan yang disampaikan oleh guru Think
4 Beberapa siswa diminta untuk menyampaikan hasil pemikirannya
mengkomunikasikan 5 Siswa menyimak penyampaian garis besar materi mengumpulkan informasi
6 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi bersama
pasangannya tentang pertanyaan yang akan diajukan oleh guru Pair
7 Siswa mendapat
LKS untuk
didiskusikan bersama
pasangannya
mengasosiasi menalar
8 Siswa diberi kesempatan untuk maju mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas Share – mengkomunikasikan
9 Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap kelompok yang maju.
1.3 TUJUAN PENELITIAN