Pembahasan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

4.2 Pembahasan

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui sejumlah tindakan yang dirancang sebaik-baiknya. Untuk mencapai perbaikan dan peningkatan kualitas secara maksimal, rumusan tindakan itu tidak cukup hanya dilakukan satu kali saja melainkan bersiklus secara spiral. Jumlah siklus yang muncul pada penelitian tindakan kelas tergantung pada tingkat ketercapaian perbaikan dan peningkatan kualitas. Ketika indikator keberhasilan yang dipatok sudah tercapai, maka siklus penelitian dapat dihentikan Elfanany, 2013: 98. Pada penelitian ini karena pada siklus I indikator keberhasilan belum tercapai, maka tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan beberapa perbaikan dari siklus I. Pada siklus II indikator keberhasilan sudah tercapai, maka siklus pada penelitian ini dihentikan pada siklus II. Berdasarkan proses tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut, dapat diidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa dari nilai rata-rata kelasnya. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 62,89 dan siklus II sebesar 76,17. Hasil perhitungan diperoleh peningkatan rata-rata nilai KPS siswa sebesar 13,28 . Data yang diperoleh dari penilaian tiap siklus menunjukkan nilai KPS siswa pada siklus I dan siklus II berdistribusi normal sehingga analisis data yang digunakan adalah analisis statistika parametrik. Berdasarkan uji peningkatan menggunakan uji t dengan derajat kebebasan 5 dan dk = 35, diperoleh peningkatan yang signifikan dari nilai KPS pada siklus I ke siklus II. Hal ini sesuai dengan pernyataan diFuccia 2012 : 64, bahwa praktikum yang dilakukan secara berkelanjutan dimana pengembangan kurikulum sains dikembangkan berdasarkan kegiatan praktikum dan penilaian didasarkan pada proses aktivitas siswa mampu meningkatkan keterampilan praktikum siswa. Peningkatan nilai KPS juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oloyede 2010 dan Balim 2009, yang menyatakan bahwa guided discovery mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam kimia. Guru mengidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa pada setiap indikator KPS. Identifikasi nilai setiap indikator KPS bertujuan untuk mengetahui kekurangan pembelajaran dan langkah perbaikannya agar indikator keberhasilan tercapai. Peningkatan nilai per indikator KPS pada siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Peningkatan Nilai Tiap Indikator KPS Pada Siklus I dan II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan: 1. Merencanakan percobaan 6. Mengamati 2. Meramalkan 7. Menafsirkan 3. Mengajukan hipotesis 8. Menerapkan konsep 4. Menggunakan alat dan bahan 9. Mengkomunikasikan hasil 5. Mengelompokkan 10. Mengajukan pertanyaan Dari Gambar 4.3, ditunjukkan bahwa peningkatan yang tinggi terjadi pada indikator merencanakan percobaan, meramalkan, dan mengajukan hipotesis. Indikator ini meningkat karena siswa mulai terbiasa untuk melakukan jelajah pustaka dan memahami pembuatan diagram alur kerja. Selain itu, siswa juga mengetahui perumusan hipotesis yang baik setelah mendapat masukkan dari guru untuk mencari informasi mengenai perumusan hipotesis. Indikator menggunakan alat dan bahan, mengamati, mengelompokkan, dan menerapkan hasil tidak mengalami peningkatan yang terlalu tinggi karena menurut guru pengampu indikator-indikator tersebut adalah indikator yang dinilai pada tahap pelaksanaan praktikum yang memerlukan pembiasaan untuk meningkatkannya. Namun, peningkatan ini dinilai baik karena dapat dicapai dalam dua siklus. Indikator nilai KPS secara keseluruhan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penjelasan mengenai keberhasilan penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan piramida belajar pada Gambar 4.4 yang disampaikan Dale dalam Ambarjaya 2012: 115, bahwa dalam pembelajaran discovery learning dengan scientific approach siswa melakukan beberapa kegiatan sekaligus yang terdapat dalam piramida belajar. Kegiatan jelajah pustaka adalah kegiatan dalam bentuk verbal, kegiatan diskusi kelompok sebagai pembelajaran dalam bentuk partisipasi, dan melakukan eksperimen sebagai bentuk melaksanakan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan pencapaian dalam pembelajaran. Selain itu ilmu dikembangkan atas dasar bukti dan yang paling utama bukti tersebut diperoleh melalui percobaan yang dilakukan dengan hati-hati Reid, 2008: 53. Gambar 4.4 Piramida Belajar atau Efektivitas Model Pembelajaran Ambarjaya, 2012: 115 Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa meningkat secara signifikan setelah penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach. Peningkatan tersebut terjadi karena model pembelajaran discovery learning berlandaskan pada teori-teori belajar konstruktivis Anyafulude,2013: 2. Menurut pandangan kostruktivisme, belajar adalah proses aktif siswa dalam mengonstruksi arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik dimana di dalamnya terjadi proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari Rifa’i Anni, 2011: 199. Selain itu, scientific approach yang digunakan dalam pembelajaran menyebabkan pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna karena pengetahuan tersebut diperoleh melalui kegiatan proses mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data dan atau informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan Kemendikbud, 2013: 5. Penelitian dengan keberhasilan tindakan yang telah tercapai bukan berarti penelitian berlangsung tanpa adanya kendala. Berdasarkan evaluasi dari peneliti, kendala yang muncul berasal dari kondisi siswa dan fasilitas sarana dan prasarana di sekolah. Siswa yang tidak terbiasa mengenal alat-alat di laboratorium dengan benar menyebabkan siswa kesulitan dalam melaksanakan praktikum sesuai rancangan praktikum. Siswa belum dapat membedakan alat-alat laboratorium kimia yang tercantum dalam rancangan praktikum seperti gelas kimia, gelas ukur, batang pengaduk, spatula, dan gelas arloji sehingga membutuhkan waktu tersendiri untuk mengenalkan dan siswa pada alat-alat laboratorium. Kegiatan jelajah pustaka yang dilakukan oleh siswa membutuhkan fasilitas yang memadai. Fasilitas seperti perpustakaan yang lengkap dan adanya jaringan internet dibutuhkan agar siswa dapat memperoleh informasi yang luas. Hal ini menyebabkan ketergantungan siswa pada ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dari sekolah. Beberapa kendala yang muncul digunakan sebagai dasar pemberian saran untuk perbaikan penelitian berikutnya. Pemberian saran diharapkan mampu memperbaiki hasil penelitian tindakan kelas berikutnya sehingga bermanfaat dalam perbaikan kualitas pembelajaran dan hasil belajar kedepan. 66 BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan