Pengertian Sistem Koloid Jenis-jenis Koloid

inkuiri, discovery learning, diskusi, bermain peran, simulasi, permainan, kelompok belajar, brainstorming, dan strategi sejenis dapat meningkatkan pencapaian dalam fisika dan matematika. Peneliti merekomendasikan strategi pembelajaran inovatif yang telah diteliti untuk digunakan dalam proses pembelajaran fisika dan matematika di sekolah.

2.6 Analisis Materi Pokok

Materi koloid memiliki beberapa sub-materi yang harus dipahami dengan baik oleh siswa. Sub-materi dalam materi pokok koloid adalah sistem koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid. Pemahaman yang baik akan diperoleh siswa melalui proses pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, peneliti menganalisis hal tersebut.

2.6.1 Sistem Koloid

2.6.1.1 Pengertian Sistem Koloid

Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana di dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing Chang, 2008: 7. Berdasarkan ukuran partikel terlarut dalam campuran, campuran dibagi menjadi 3, yaitu larutan, koloid, dan suspensi Davis, 2006: 425. Koloid adalah campuran yang tidak mengendap atau memisah menjadi fase yang berbeda Jespersen et all, 2012: 264. Koloid terdiri atas fase terdispersi dalam ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi terlarut, sedangkan medium atau zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi pelarut. Sistem koloid banyak dijumpai dalam bidang kimia terapan dan kimia industri, baik dalam proses pembuatan maupun hasilnya Kasmadi Gatot, 2008: 253. Hasil-hasil industri ini banyak kita gunakan dan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik, detergen, margarin, susu, dan lain sebagainya. Sistem koloid berbeda dengan larutan maupun suspensi. Meskipun ketiganya merupakan campuran tetapi ketiganya mempunyai sifat yang berbeda antar satu dan lainnya. Perbedaan antar campuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi Larutan Koloid Suspensi Homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra Homogen secara makroskopis tetapi heterogen jika dilihat dengan mikroskop ultra Heterogen, baik secara makroskopis maupun mikroskopis Ukuran partikelnya 1 nm Ukuran partikelnya antara 1 nm s.d 1000 nm Ukuran partikelnya 1000 nm Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase Terdiri atas dua fase Stabil Pada umumnya stabil tidak memisah apabila didiamkan Tidak stabil Tidak dapat disaring menggunakan penyaring biasa maupun penyaring ultra Hanya dapat disaring menggunakan penyaring ultra Dapat disaring Purba, 2004: 283

2.6.1.2 Jenis-jenis Koloid

Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol, koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi, dan koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih Parning et all, 2006: 161. Jenis-jenis koloid disajikan pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Jenis-jenis Sistem Koloid Jenis Fase terdispersi Medium pendispersi Contoh Busa Gas Cair Buih sabun, krim kocok Busa padat Gas Padat Batu apung, marshmallow Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan Aerosol padat Padat Gas Asap, debu di udara, asbut Emulsi Cair Cair Krim, mayonais, susu Emulsi padat Cair Padat Mentega, keju Sol Padat Cair Cat, jelli agar-agar Sol padat Padat Padat Panduan logam, mutiara Jespersen et all, 2012: 624 Selain digolongkan berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya koloid juga dibedakan berdasarkan sifatnya terhadap pelarutnya. Koloid yang “suka” terhadap pelarutnya disebut koloid liofil, contohnya adalah kanji, sabun, dan tepung. Sedangkan koloid yang takut pelarutnya disebut koloid liofob, contohnya adalah sol emas, besi II hidroksida, arsen III sulfat, dan lain-lain Kasmadi Gatot, 2008: 26.

2.6.2 Sifat-sifat Koloid