2.6.1.2 Jenis-jenis Koloid
Penggolongan  sistem  koloid  didasarkan  pada  jenis  fase  terdispersi dan  medium  pendispersinya.  Koloid  yang  mengandung  fase  terdispersi
padat  disebut  sol,  koloid  yang  mengandung  fase  terdispersi  cair  disebut emulsi,  dan  koloid  yang  mengandung  fase  terdispersi  gas  disebut  buih
Parning et all, 2006: 161. Jenis-jenis koloid disajikan pada Tabel 2.3
Tabel 2.3
Jenis-jenis Sistem Koloid Jenis
Fase terdispersi
Medium pendispersi
Contoh Busa
Gas Cair
Buih sabun, krim kocok Busa padat
Gas Padat
Batu apung, marshmallow Aerosol cair
Cair Gas
Kabut, awan Aerosol padat  Padat
Gas Asap, debu di udara, asbut
Emulsi Cair
Cair Krim, mayonais, susu
Emulsi padat  Cair Padat
Mentega, keju Sol
Padat Cair
Cat, jelli agar-agar Sol padat
Padat Padat
Panduan logam, mutiara Jespersen et all, 2012: 624
Selain  digolongkan  berdasarkan  fase  terdispersi  dan  medium pendispersinya  koloid  juga  dibedakan  berdasarkan  sifatnya  terhadap
pelarutnya. Koloid yang “suka” terhadap pelarutnya disebut koloid liofil, contohnya adalah kanji, sabun, dan tepung. Sedangkan koloid yang takut
pelarutnya  disebut  koloid  liofob,  contohnya  adalah  sol  emas,  besi  II hidroksida, arsen III sulfat, dan lain-lain Kasmadi  Gatot, 2008: 26.
2.6.2 Sifat-sifat Koloid
Koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan larutan sejati dan suspensi Purba, 2004: 287. Sifat-sifat koloid, yaitu:
1 Efek Tyndall Efek  Tyndall  adalah  terhamburnya  cahaya  oleh  partikel  koloid.
Efek  ini  sering  digunakan  untuk  membedakan  larutan  sejati  dengan koloid karena larutan sejati tidak menghamburkan cahaya.
2 Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak ini dapat
diamati  menggunakan  mikroskop  ultra.  Gerak  Brown  terjadi  akibat tumbukan  yang tidak  seimbang antara  fase terdispersi dengan  medium
pendispersi.  Gerak  Brown  merupakan  salah  satu  faktor  yang menstabilkan koloid karena dengan adanya gerak Brown partikel koloid
dapat  mengimbangi  gaya  gravitasi  sehingga  tidak  terjadi  sedimentasi Purba, 2004: 288.
3 Muatan Koloid a.  Elektroforesis
Partikel  koloid  ada  yang  bermuatan  dan  ada  yang  tidak bermuatan.  Muatan  suatu  partikel  koloid  dapat  diketahui  melalui
elektroforesis.  Elektroforesis  adalah  pergerakan  partikel  koloid dalam medan listrik.
b.  Adsorpsi Partikel  koloid  yang  bermuatan  dapat  menyerap  berbagai
macam  zat  pada  permukaan.  Penyerapan  pada  permukaan  ini disebut adsorpsi. Zat yang diadsorpsi bukan hanya ion maupun zat
lain  yang  bermuatan,  tetapi  juga  molekul-molekul  netral.
Kemampuan  adsorpsi  partikel  koloid  dimanfaatkan  dalam  bidang industri dan kehidupan sehari-hari, antara lain pemutihan gula tebu,
pembuatan  norit,  penjernihan  air,  pembuatan  deodoran,  dan  lain- lain.
4 Koagulasi Penggumpalan  partikel  koloid  disebut  koagulasi.  Koagulasi  dapat
terjadi  jika  terdapat  dua  sol  yang  bermuatan  bercampur,  penetralan elektroforesis  muatan  sol  oleh  elektroda,  pemanasan  sol,  dan
penambahan  elektrolit  pada  sol.  Semakin  besar  valensi  suatu  elektrolit semakin mudah menggumpalkan sol Kasmadi  Gatot, 2008: 27.
Sifat  partikel  koloid  yang  dapat  terkoagulasi  menggumpal dimanfaatkan  dalam  berbagai  proses,  contohnya  penjernihan  air,
penggumpalan  karet  dalam  lateks,  dan  pembuatan  mesin  Cotrell  pada pembuangan  gas  di  pabrik-pabrik.  Selain  itu  fenomena  pembentukan
delta  di  muara  sungai  juga  merupakan  salah  satu  contoh  peristiwa koagulasi di alam.
5 Koloid Pelindung Pada  beberapa  proses,  suatu  koloid  perlu  untuk  dipecahkan.  Akan
tetapi,  di  lain  pihak  koloid  perlu  dijaga  supaya  tidak  menggumpal. Perlindungan  ini  dilakukan  dengan  menambahkan  suatu  koloid
pelindung,  yakni  suatu  koloid  yang  ditambahkan  dalam  sistem  koloid lainnya untuk menstabilkan sistem koloid tersebut. Contoh pemanfaatan
sifat  koloid  yang  dapat  digunakan  sebagai  koloid  pelindung  adalah dalam pembuatan es krim, cat, dan tinta.
6 Dialisis Dialisis  adalah  suatu  proses  untuk  menghilangkan  ion-ion  yang
mengganggu  kestabilan  koloid.  Sistem  kerja  dialisis  adalah  dengan memasukkan  sistem  koloid  ke  dalam  suatu  membran  semipermeabel,
yakni  membran  yang  dapat  dilewati  oleh  partikel-partikel  kecil  seperti ion  dan  molekul  sederhana  tetapi  tidak  dapat  dilewati  oleh  partikel
koloid.  Proses  dialisis  secara  alamiah  terjadi  dalam  proses  pemisahan hasil-hasil  metaboliseme  dalam  darah  oleh  ginjal.  Adaptasi  proses  ini
dilakukan dalam proses cuci darah bagi penderita penyakit ginjal.
2.6.3 Pembuatan Koloid