Satuan Lahan 1 Pengamatan HA.2

b. Horison Bw, memiliki kedalaman tanah 18 – 49 cm, warna tanahnya coklat 7,5YR44; tekstur tanahnya lempung berpasir pasir 56, debu 29, liat 15; struktur bentuk gumpal bersudut, tingkat cukup, ukuran sedang; konsistensi basah lekat dan plastis, konsistensi kering keras; pori tanah yang meliputi pori mikro sedang dan pori makro sedikit; perakaran halus dan kasar sedikit; nilai pH 6,7 reaksi tanahnya netral. - Kadar C-organik sangat rendah, dan N sangat rendah, sehingga nilai CN tinggi; nilai P2O5 ekstraksi HCl 25 rendah, nilai K2O rendah. - Nilai tukar kation Ca sedang, nilai tukar Mg tinggi, nilai tukar K rendah; nilai tukar Na rendah, sehingga jumlah kation-kation dapat ditukar rendah; sedangkan nilai KTK rendah dengan tingkat kejenuhan basa sangat tinggi. c. Horison BC, memiliki kedalaman tanah 49 – 100 cm, warna tanahnya coklat 7,5YR53; tekstur tanahnya lempung berkrikil pasir 41, debu 35, liat 24; struktur bentuk gumpal bersudut, tingkat lemah, ukuran sedang; konsistensi basah agak lekat dan agak plastis, konsistensi kering sangat keras; pori tanah yang meliputi pori mikro sedang dan pori makro sedikit; perakaran halus dan kasar sedikit; nilai pH 5,5 reaksi tanahnya agak masam. - Kadar C-organik sangat rendah, dan N sangat rendah, sehingga nilai CN sedang; nilai P2O5 ekstraksi HCl 25 sangat rendah, nilai K2O rendah. - Nilai tukar kation Ca rendah, nilai tukar Mg tinggi, nilai tukar K rendah; nilai tukar Na sangat rendah, sehingga jumlah kation-kation dapat ditukar rendah; sedangkan nilai KTK rendah dengan tingkat kejenuhan basa tinggi.

5.1.8. Satuan Lahan 6 Pengamatan HA. 8

Satuan lahan ini berlokasi di PucuE, Desa Lainungeng, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan a. Jenis tanahnya Typic Eutrudepts Soil Survey Staff, 1999, diperoleh berdasarkan hasil pengamatan kondisi fisik dan analisis kimia tanah. b. Fisiografi landform dataran vulkanik, bentuk wilayahlereng bergelombang 10, bahan induk tanah andest basalt, drainase baik, permeabilitas sedang dan kebun campuran nangka dan kelapa. c. Rejim kelembaban tanahnya udic, temperatur tanah isohyperthermic, epipedon ochric, horison penciri cambic, kedalamaan efektif tanah 80 Cm. Lapisan horison dan uraiannya pada setiap satuan lahan adalah : a. Horison A, memiliki kedalaman tanah 0 – 16 cm, warna tanahnya coklat gelap 7,5YR32; tekstur tanahnya lempung pasir 42, debu 37, liat 21; struktur bentuk gumpal agak membulat, tingkat sedang, ukuran sedang; konsistensi basah agak lekat dan plastis, konsistensi lembab teguh; pori tanah yang meliputi pori mikro dan pori makro sedikit; perakaran halus dan kasar sedang; nilai pH 5,5 reaksi tanahnya masam kuat. - Kadar C-organik rendah, dan N rendah, sehingga nilai CN rendah; nilai P2O5 ekstraksi HCl 25 sangat tinggi, nilai K2O sangat tinggi. - Nilai tukar kation Ca rendah, nilai tukar Mg tinggi, nilai tukar K rendah; nilai tuakar Na rendah, sehingga jumlah kation-kation dapat ditukar rendah; sedangkan nilai KTK rendah dengan tingkat kejenuhan basa tinggi. b. Horison Bw, memiliki kedalaman tanah 16 – 60 cm, warna tanahnya coklat 7,5YR44; tekstur tanahnya lempung pasir 44, debu 33, liat 23; struktur bentuk gumpal bersudut, tingkat sedang, ukuran sedang; konsistensi basah lagak lekat dan agak plastis; pori tanah yang meliputi pori mikro dan pori makro sedikit; perakaran halus dan kasar sedang; nilai pH 5,3 reaksi tanahnya masam kuat. - Kadar C-organik rendah, dan N rendah, sehingga nilai CN rendah; nilai P2O5 ekstraksi HCl 25 sangat tinggi, nilai K2O sangat tinggi. - Nilai tukar kation Ca rendah, nilai tukar Mg tinggi, nilai tukar K sedang; nilai tukar Na rendah, sehingga jumlah kation-kation dapat ditukar rendah; sedangkan nilai KTK sedang dengan tingkat kejenuhan basa tinggi. c. Horison C lapisan batu induk

5.1.9. Satuan Lahan 6 Pengamatan HA.9,

Satuan lahan ini berlokasi di PucuE, Desa DataE, Kel. Lawawoi, Kecamatan Wt. Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan. a. Jenis tanahnya Lithic Eutrudepts Soil Survey Staff, 1999, diperoleh berdasarkan hasil pengamatan kondisi fisik dan analisis kimia tanah. b. Fisiografi landform dataran vulkanik, bentuk wilayahlereng bergelombang 8, bahan induk tanah andesit, drainase baik, permeabilitas agak lambat dan kebun campuran. c. Rejim kelembaban tanah udic, temperatur tanah isohyperthermic, epipedon ochric, horison penciri cambic, kedalamaan efektif tanah 45 cm. Lapisan horison dan uraiannya pada setiap satuan lahan adalah : a. Horison A, memiliki kedalaman tanah 0 – 20 cm, warna tanahnya kelabu gelap 7,5YR41; tekstur tanahnya lempung pasir 48, debu 37, liat 15; struktur bentuk gumpal agak bersudut, tingkat lemah, ukuran sedang; konsistensi basah agak lekat dan agak plastis, konsistensi lembab gembur; pori tanah yang meliputi pori mikro dan pori makro sedang; perakaran halus sedang; nilai pH 5,8 reaksi tanahnya agak masam. - Kadar C-organik rendah, dan N rendah, sehingga nilai CN sedang; nilai P2O5 ekstraksi HCl 25 sangat tinggi, nilai K2O tinggi. - Nilai tukar kation Ca sedang, nilai tukar Mg tinggi, nilai tukar K sangat rendah; nilai tukar Na rendah, sehingga jumlah kation-kation dapat ditukar rendah; sedangkan nilai KTK rendah dengan tingkat kejenuhan basa sangat tinggi b. Horison Bw, memiliki kedalaman tanah 20 – 55 cm, warna tanahnya kelabu gelap 7,5YR41; tekstur tanahnya lempung berdebu pasir 29, debu 58, liat 13; struktur bentuk gumpal bersudut, tingkat lemah, ukuran sedang; konsistensi basah agak lekat dan agak plastis; pori tanah yang meliputi pori mikro dan pori makro sedang. 5.2. Kualitas lahan dan Karakteristik Lahan 5.2.1. Temperatur a. Elevasi Pengukuran ketinggian lokasi pengambilan contoh tanah pada masing- masing Satuan Lahan dari permukaan laut dilakukan dengan menggunakan Altimeter. Hasil pengukuran disajikan pada Tabel 13. b. Suhu Nilai suhu rata-rata pada masing-masing Satuan Lahan diperoleh melalui estimasi suhu berdasarkan ketinggian tempat dari atas permukaan laut, melalui pendekatan metode Braak 1928 dalam Mohr et al. 1972, menggunakan rumus : 26,3ºC - 0,01 x elevasi dalam meter x 0,6ºC Nilai suhu rata-rata setiap Satuan Lahan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Suhu rata-rata dan Elevasi No. Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Elevasi m dpl Suhu rata-rata ºC HA. 1 5 28 27,1 HA. 2 1 53 27,0 HA. 3 2 76 26,8 HA. 4 2 55 27,0 HA. 5 4 106 26,7 HA. 6 3 78 26,8 HA. 7 3 77 26,8 HA. 8 6 140 26,5 HA. 9 6 100 26,7 Sumber: hasil pengamatan dan analisis

5.2.2. Kandungan Air

a. Curah hujan dan bulan kering. Berdasarkan data curah hujan dan hari hujan dari beberapa stasiun iklim di wilayah penelitian, diketahui bahwa distribusi curah hujan bulanan merata sepanjang tahun. Hal ini cukup menguntungkan karena peluang usaha pertanian dapat dilakukan hampir sepanjang tahun. Menurut Schmidt dan Ferguson 1951 dalam Mohr et al. 1972, daerah penelitian termasuk tipe hujan A, yaitu tipe hujan tropis basah dengan jumlah bulan basah 100 mmbulan 8 bulan dan bulan kering 60 mmbulan selama 4 bulan.