Net Present Value Nilai Pendapatan Bersih

Dengan menggunakan Rumus Lenvain tersebut, nilai erosivitas hujan bulanan masing-masing Satuan Lahan diusajikan pada Tabel 45. Tabel 45. Erosivitas Hujan Bulanan No. Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Erosivitas Hujan Bulanan HA. 1 5 28 HA. 2 1 53 HA. 3 2 76 HA. 4 2 55 HA. 5 4 106 HA. 6 3 78 HA. 7 3 77 HA. 8 6 140 HA. 9 6 100 b. Faktor Erodibilitas Tanah K Perhitungan terhadap faktor erodibilitas tanah dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan data dilapangan. Menurut Hammer 1978 dalam Hardjowigeno 1995 perhitungan nilai K dapat menggunakan rumus sebagai berikut : K = 2,713M 1,14 10 -4 100 12 – a + 3,25 b-2 + 2,5c – 3 Dimana : M = Diperoleh dari Tabel Lampiran 11 tentang Penilaian ukuran butir a = Penilaian bahan C-organik, mengacu pada Tabel Lampiran 12 b = Diperoleh dari Lampiran 13 tentang kode nilai struktur tanah c = Diperoleh dari Lampiran 14 tentang kode nilai permeabilitas tanah Berdasarkan rumusan tersesbut nilai erodibilitas tanah masing-masing Satuan Lahan disajikan pada Tabel 46. Tabel 46. Erodibilitas Tanah Nomor Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Erodobilitas Tanah HA. 1 5 0,25 HA. 2 1 0,24 HA. 3 2 0,18 HA. 4 2 0,25 HA. 5 4 0,19 Nomor Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Erodobilitas Tanah HA. 6 3 0,30 HA. 7 3 0,18 HA. 8 6 0,27 HA. 9 6 0,30 c. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng LS Dengan mempertimbangkan ketersediaan data dilapangan yakni faktor panjang dan kemiringan lereng, diperoleh nilai LS yang mengacu pada Lampiran 15 disajikan pada Tabel 47. Tabel 47. Panjang dan kemiringan Lereng No. Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Topografi Panjang dan Kemiringan Lereng HA. 1 5 3 - 8 4,25 HA. 2 1 0 - 3 0,25 HA. 3 2 3 - 8 0,25 HA. 4 2 2 - 3 1,20 HA. 5 4 8 -15 1,20 HA. 6 3 3 - 8 0,25 HA. 7 3 2 -3 1,20 HA. 8 6 8 -15 1,25 HA. 9 6 8 -15 1,25 d. Faktor Indeks Tanaman C Nilai indeks tanaman diperoleh dengan mengacu pada Lampiran 16 tentang Nilai Faktor C dengan Pertanaman Tunggal Abdulrachman, Sofiayah, dan Undang Kurnia, 1981, Hammer, 1981 dalam Hardowigeno 1995. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, nilai faktor C masing-masing Satuan Lahan disajikan pada Tabel 48. Tabel 48. Faktor Indeks Tanaman dan Jenis Tanaman No. Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Faktor Indeks Tanaman Jenis Tanaman HA. 1 5 0,100 Campuran HA. 2 1 0,637 Jagung HA. 3 2 0,510 Semak Lantana HA. 4 2 0,510 Semak lantana HA. 5 4 0,100 Campuran HA. 6 3 0,100 Campuran HA. 7 3 0,510 Semak Lantana No. Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Faktor Indeks Tanaman Jenis Tanaman HA. 8 6 0,100 Campuran HA. 9 6 0,100 Campuran Sumber: Hardjowigeno et.al 1995 e. Faktor Teknik Konservasi Tanah P Nilai faktor teknik konservasi tanah indeks pada masing-masing Satuan Lahan dalam wilayah penelitian diperoleh berdasarkan hasil pengamatan terhadap teknik konservasi tanah dilapangan, kemudian memberikan penilaian berdasarkan Lampiran 17 tentang Nilai faktor P konservasi tanah, sehingga diperoleh nilai faktor teknik konservasi tanah indeks seperti disajikan pada Tabel 49. Tabel 49. Teknik Konservasi Tanah No. Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Nilai Konservasi Tanah Teknik Konservasi Tanah HA. 1 5 0,400 Tradisional HA. 2 1 0,150 Teras bangku jelek HA. 3 2 0,400 Tradisional HA. 4 2 0,400 Tradisional HA. 5 4 0,400 Tradisional HA. 6 3 0,150 Teras bangku jelek HA. 7 3 0,400 Tradisional HA. 8 6 0,400 Tradisional HA. 9 6 0,400 Tradisional Berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya erosi di atas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 18. Nilai jumlah erosi, kehilangan tanah dan tingkat bahaya erosi disajikan pada Tabel 50. Tabel 50. Jumlah Erosi, Kehilangan Tanah dan Tingkat Bahaya Erosi Satuan Lahan Jumlah erosi tonhatahun Kehilangan tanah mmtahun Tingkat bahaya erosi 1 1,024 1,0 Sangat rendah 2 1,647 1,6 Sangat rendah 2 12,382 12,4 Sedang 3 0,204 0,2 Sangat rendah 3 8,031 8,0 Sedang 4 1,849 1,8 Sangat rendah 5 7,693 7,7 Sedang 6 2,380 2,4 Rendah