Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao

3. Menentukan Kualitas Lahan = QL Land Quality = LQ, yaitu sifat-sifat lahan yang kompleks yaitu sifat lahan yang tidak dapat langsung diukur atau diduga besarnya dalam survei rutin, yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk tipe penggunaan lahan tertentu. Kualitas lahan QL menunjukkan kemampuan suatu lahan untuk memenuhi persyaratan penggunaan lahan PPL bagi suatu tipe penggunaan lahan TPL tertentu. Jadi setiap persyaratan penggunaan lahan dari suatu tipe penggunaan lahan harus dibandingkan dengan kualitas lahan untuk menentukan kelas kesesuaian lahannya. Lebih lanjut diungkapkan bahwa kualitas lahan merupakan sifat lahan yang ditawarkan oleh suatu lahan, sedangkan persyaratan penggunaan lahan merupakan permintaan dari suatu tipe penggunaan lahan. Selanjutnya, kualitas lahan diukur berdasarkan besarnya kendala dalam ALES, yang kelasnya mulai dari: 1. tanpa kendala, 2. kendala sangat ringan, 3. kendala ringan, 4. kendala sedang, 5. kendala tinggi, dan seterusnya. Langkah selanjutnya adalah menentukan Karekteristik Lahan = KL Land carakteristic = LCs, yaitu sifat- sifat lahan yang “simple” yaitu sifat lahan yang dapat langsung diukur atau diduga besarnya dalam survei rutin, termasuk dengan penginderaan jauh. 4. Menentukan Karakteristik Lahan Penciri, yaitu karakteristik lahan yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas lahan dan seterusnya menentukan kelas kesesuaian lahan. Sedangkan Tingkat Kendala adalah kelas kualitas lahan berdasar besarnya faktor pembatas yang berkaitan dengan kualitas lahan tersebut di daerah tertentu, yaitu dari tingkat 1 = tanpa pembatas terus menjadi lebih besar sampai maksimum. 5. Menentukan Pohon Keputusan Decision Tree, merupakan metode untuk menentukan kelas kesesuaian lahan. 6. Melakukan evaluasi lahan fisik, yang bertujuan untuk menentukan apakah secara fisik suatu TPL yang telah ditentukan dapat diterapkan di suatu daerah, berikut jenis dan besarnya faktor pembatas fisik yang ditemukan. Sedangkan evaluasi lahan ekonomi dilakukan berdasarkan atas pertimbangan keuntungan ekonomi bila suatu TPL diterapkan di suatu daerah. 7. Melakukan evaluasi lahan secara ekonomi. Dengan mengacu pada Rossiter and Wambeke 1997, dalam program ALES versi 4.65d faktor ekonomi tersebut di atas dianalisis menggunakan formulasi sebagai berikut: Gross margin GM. Keuntungan ekonomi, yaitu rerata jumlah pendapatan dikurangi rerata jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan pada suatu luasan lahan tertentu misalnya per hektar dalam jangka waktu tertentu misalnya per tahun. Pada sadarnya, keuntungan ekonomi ini merupakan pendapatan hasil pertanian produksi x harga dikurangi biaya. Discounted cash flow. Jumlah nilai uang sekarang yang lebih kecil dari yang akan datang sesuai dengan besarnya bunga pinjaman yang berlaku. Nilai sekarang = Nilai akan datang [ 100 ] 100 + bunga lama usaha Net Present Value NPV. Merupakan nilai pendapatan sekarang di akhir usaha PV in dikurangi nilai biaya sekarang PV out. NPV adalah nilai uang sekarang yang didapat sebagai hasil penerapan suatu tipe penggunaan lahan TPL pada suatu luasan tertentu selama waktu penggunaan lahan tersebut bukan per tahun pembukuan seperti pada gross margin. Internal Rate of Return IRR. Pada dasarnya, NPV adalah besarnya potongan agar nilai pendapatan sekarang sama dengan nilai biaya sekarang. Jika IRR lebih tinggi dari bunga bank discount rate maka TPL yang diterapkan akan menguntungkan. Secara matematis IRR adalah discount rate bunga di mana IRR merupakan risiko positif keuangan suatu TPL, semakin tinggi IRR risiko makin berkurang, karena pendapatan usaha lebih pasti. Benefit - Cost Rasio BC, diperoleh melalui nilai pendapatan sekarang PV in dibagi dengan nilai biaya sekarang PV out. Discounted cash flow, merupakan jumlah uang nilai sekarang yang lebih kecil dari yang akan datang sesuai dengan besarnya bunga pinjaman yang berlaku.

2.6. Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi memiliki kemampuan sebagai pangkalan data yang selalu dapat diperbaharui dan ditambah isinya, sedemikian rupa sehingga data tersebut bisa dipilih untuk dipergunakan bagi berbagai kepentingan dalam suatu perencanaan atau pengambilan keputusan. Sistem Informasi geografi didefinisikan oleh Suharnoto 1995 sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang disimpan untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Nurbaya 1998 mengungkapkan bahwa proses pengolahan input data menjadi output data adalah merupakan suatu rangkaian yang dimulai dari keadaan nyata direkam dalam bentuk citra, foto udara dan peta, kemudian dengan fasilitas SIG data disimpan dan diolah menghasilkan output berupa informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan bagi pengguna untuk melakukan kegiatan pada keadaan nyata.