39
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1. Kondisi Fisik Wilayah dan Topografi
Wilayah administrasi Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki luas 1883,25 Km
2
Tabel 5. Kondisi Topografi Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2001 , terbagi kedalam 11 kecamatan dan 103 desakelurahan. Berdasarkan sumber
dari Dinas Cipta Karya dan Permukiman dan berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh gambaran bahwa topografi wilayah tersebut berbentuk datar, berbukit
dan bergunung dan rawa atau danau. Kondisi topografi wilayah penelitian jika di prosentase akan meliputi wilayah datar seluas 46,71; wilayah berbukit seluas
15,43; wilayah bergunung seluas 37,29 dan wilayah rawa dan danau seluas 0,57. Kondisi topografi Kabupaten Sidenreng Rappang secara rinci disajikant
pada Tabel 5.
No. KECAMATAN
KEADAAN TANAH Datar
Berbukit Bergunung
DanauRawa Total
Ket. 1.
Panca Lautang 15
25 57
3 100
2. Tellu LimpoE
15 35
49 1
100 3.
Watang Pulu 25
5 70
- 100
4. Baranti
100 -
- -
100 5.
Panca Rijang 52
3 45
- 100
Kecamatan induk Panca
Rijang 6.
Kulo -
- -
- -
7. MaritengngaE
85 15
- -
100 Kecamatan
induk Mari- tengngaE
8. Sidenreng
- -
- -
- 9.
Pitu Riawa -
- -
- -
Kecamatan induk Dua
PituE 10.
Dua PituE 35
25 40
- 100
11. Pitu Riase
- -
- -
- Sumber data : BPS Sidrap, 2002
Keterangan : Data bergabung dengan Kecamatan Induk.
Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 2 kecamatan yang memiliki wilayah datar dominan diatas 85 yakni Kecamatan Baranti dan Kecamatan
MaritengngaE, 1 kecamatan memiliki wilayah dominan bergunung yakni Kecamatan Watang Pulu, sedangkan 8 kecamatan lainnya topografinya
terdistribusi secara merata antara datar, berbukit dan bergunung.
4.2. Iklim
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah Maros dan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sidenreng Rappang
yang diperoleh dari 10 sepuluh stasiun iklim yang ada dalam wilayah tersebut, kelembaban udara berkisar antara 70 – 90 . Curah hujan tahunan rata-rata
selama 10 tahun terakhir 1991 sd 2000 adalah 1200 – 2500 mm, sedangkan jumlah hari hujan terbanyak setiap tahunnya rata-rata terjadi pada bulan Nopember
sampai dengan bulan Juli. Bulan-bulan Agustus, September dan Oktober merupakan bulan kering. Data curah hujan dan jumlah hari hujan secara lengkap
disajikan pada Lampiran 3.
4.3. Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Sidenreng Rappang dapat dideskripsi berdasarkan Peta Zona Agro Ekologi dan Alternatif Komoditi Kabupaten
Sidenreng Rappang 2002 dari Peta Zona Agroekologi Indonesia skala 1 : 250.000 Puslitbangtanak, 2002. Jenis-jenis tanah yang terdapat pada satuan
lahan dalam wilayah penelitian disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Klasifikasi Tanah di Kabupaten Sidenreng Rappang
SIMBOL Sub Zona
Klasifikasi Tanah Taxonomi USDA,1998
Fisisografi Elevasi
m dpl Iax
Dystrudepts, Eutrudepts, Hapludalfs. Perbukitan,
pergunungan 750
Iax.ik Dystrudepts, Eutrudepts, Hapludalfs.
Perbukitan, pergunungan
750 Ibx
Hapludults, Hapludalfs, Dystrudepts. Pergunungan,
Perbukitan 750 – 2000
Icx Hapludands, Dystrudepts, Eutrudepts,
Pegunungan 2000
Iiax Hapludults, Dystrudepts, Eutrudepts
Perbukitan 750
Iibx Dystrudepts, Eutrudepts, Hapludalfs.
Pergunungan, Perbukitan
750 – 2000 IIIax
Hapludults, Hapludalfs, Dystrudepts, Dataran
750 IIIax.i
Hapludults, Hapludalfs, Dystrudepts Dataran
750 IIIbx
Hapludults, Hapludalfs, Dystrudepts, Perbukitan,
dataran 750 – 2000
IVax Dystrudepts, Eutrudepts, Hapludults Udipsamments.
Dataran 750
IVbx Dystrudepts, Eutrudepts, Hapludults.
Dataran 750 – 2000
IVay Haplustepts, Haplustalfs,Ustipsamments
Dataran 750
IVaz.i Endoaquents,Fluvaquents.
Dataran 750
Sumber Data : Peta Zona Agroekologi Indonesia skala 1: 250.000, Puslitbangtanak, 2002
Pemilihan satuan lahan didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain lahan yang berada di luar kawasan hutan lindung dan hutan produksi, di luar
kawasan permukiman, di luar kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi
teknis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, satuan lahan yang menjadi obyek penelitian disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Satuan Peta Tanah yang menjadi Obyek Penelitian.
SIMBOL Sub Zona
Klasifikasi Tanah Taxonomi USDA,1998
Fisisografi Elevasi
m dpl Iax
Dystrudepts, Eutrudepts, Hapludalfs. Perbukitan,
pergunungan 750
IIIax Hapludults, Hapludalfs, Dystrudepts,
Dataran 750
IVax Dystrudepts, Eutrudepts, Hapludults Udipsamments
Dataran 750
IVay Haplustepts, Haplustalfs,Ustipsamments
Dataran 750
Sumber data : data Primer
4.4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2001 adalah penggunaan lahan pertanian, khususnya tanaman pangan yaitu seluas
66.701,06 Ha. Lahan seluas tersebut menghasilkan produksi sebesar 74.437,79 ton. Penggunaan lahan lainnya terbagi pada beberapa pemanfaatan seperti
permukiman, perkebunan, sawah, areal hutan dan beberapa penggunaan lain. Luas dan Persentase penggunaan lahan di Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2001
disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Penggunaan Lahan di Wilayah Penelitian Tahun 2001
No. Penggunaan
Tahun 2001 Luas Ha
1. Sawah
66.701 17,79
2. Permukiman
3.724 0,99
3. Ladangtegalan
281 0,74
4. Padang rumput
19.154 5,11
5. Kolamtambakrawa
765 0,20
6. Danau
2.896 0,77
7. Perkebunan dan kebun campur
35.264 9,40
8. Hutan lebat
59.725 15,93
9. Hutan sejenis
1.633 0,44
10. Tanah sawahlahan kering 168.609
44,96 11. Lain-lain
17.899 4,77
Total 375.019
100,00
Sumber data : Sidenreng Rappang Dalam Angka, tahun 2001
Sedangkan penggunaan lahan tanaman perenial yang dikembangkan meliputi kelapa dalam, kakao, cengkeh, jambu mete, kapuk dan kemiri,
sebagaimana disajikan pada Tabel 9.