Input dan Output Usahatani Kakao a. Input Usahatani kakao

minimal gross margin klasifikasi kesesuaian lahan tanaman kakao dan tanaman kelapa, yakni: - S1 = batas minimal Rp.25.000.000,- - S2 = batas minimal Rp. 8.000.000,- sd Rp. 25.000.000,- - S3 = batas minimal Rp. 1.000.000,- sd Rp. 8.000.000,- - N1 = batas minimal Rp. 1.000.000,- a. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Ekonomi Tanaman Kakao Berdasarkan parameter yang disebutkan diatas, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan sistem evaluasi lahan secara otomatis ALES. Hasil analisis klasifikasi kesesuaian lahan tanaman kakao pada masing-masing Satuan Lahan dalam wilayah penelitian disajikan pada Tabel 42: Tabel 42. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Ekonomi Tanaman Kakao dengan ALES Sub kelas Uraian No. SL Luas Ha S2 Agak menguntungkan dengan GM Rp. 8.500.000 - Rp.25.000.000tahun 1,2,4 40.825 52,86 S3 Marginal menguntungkan dengan GM Rp. 1.000.000 – Rp. 8.500.000tahun 3,5,6 36.415 47,14 tde Tidak dinilai 7 sd. 14 - - J u m l a h 77.240 100 Tabel 42 di atas menunjukkan bahwa kesesuaian lahan tanaman kakao pada Satuan Lahan yang diteliti menguntungkan dengan kelas kesesuaian lahan S2 dan S3. Satuan Lahan 1, 2 dan 4 memiliki kelas kesesuaian lahan ekonomi S2 dengan tingkat keuntungan mulai Rp.8.500.000,- sampai dengan Rp.25.000.000,- pertahun dengan luas lahan 36.415 Ha 52,86. Satuan Lahan 3, 5 dan 6 memiliki kelas kesesuaian lahan ekonomi S3 dengan keuntungan Rp.1.000.000,- sampai dengan Rp.8.500.000,- pertahun dengan luas 36.415 Ha 47,14. Visualisasi kelas kesesuaian lahan tanaman kakao disajikan pada Gambar 11. LEGENDA Samal angi Kalupang ENREKEANG NRANG SIDENRENG Talangrilau S. Aw o Barukku Kera Anabanua Li u S . Gi lir an g KAB. WAJO Atapange Atapange Salo Mual a Salo Mual a Doping Doping Impakimpa Impakimpa D. Tempe SINGKANG SINGKANG KAB. ENREKANG KAB. PINRANG D. Sidenreng KEC. DUAPITUE KEC. MARITENGNGAE KEC. PANCA RIJANG KEC. BARANTI KEC. WATANG PULU KEC. TELLULIMPOE KEC. PANCA LAUTANG S3 S2 S3 S3 S3 S3 S2 tde tde tde tde tde 4 °0 4 °0 3 °4 5 3 °4 5 3 °3 3 °3 119°45 119°45 120°00 120°00 120°15 120°15 800000 800000 820000 820000 840000 840000 860000 860000 9 56 00 95 60 00 9 58 00 95 80 00 9 60 00 96 00 00 Danau Batas Kabupaten Batas Kecamatan Sungai dan batas perairan Jalan Lokal Jalan Kolektor Jalan Arteri LEGENDA UMUM 5 10 15 Kilometers N Proyeksi Peta :Universal Transverse Mercator, Zone UTM M50 Sumber Peta: Atlas Zona Agroekologi Indonesia skala 1:250.000, Puslitbangtanak, 2002 Gambar 11. Peta Klasifikasi Kesesuaian Lahan Ekonomi Tanaman Kakao b. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Ekonomi Tanaman Kelapa Dengan mengacu pada kelas kesesuaian lahan secara fisik dan dengan input dan output usahatani pada tanaman kakao dilakukan kelas kesesuaian lahan ekonomi dengan hasil disajikan pada Tabel 43. Tabel 43. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Ekonomi Tanaman Kelapa dengan ALES Sub kelas Uraian No. Luas SL Ha S3 Marginal menguntungkan dengan GM Rp. 10.000.000,00-8.500.000,00tahun 1 sd 4 64.155 83,00 N1 Tidak menguntungkan saat ini dengan GM Rp. 1.000.000,00tahun 5 6 13.085 17,00 J u m l a h 100,00 Tabel 43 di atas, menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian lahan ekonomi untuk tanaman kelapa adalah S3 dengan tingkat keuntungan mulai Rp. 1.000.000,- sd Rp. 8.000.000,- pertahun meliputi Satuan Lahan 1, 2, 3 dan 4 dengan luas berkisar 64.155 Ha atau 0,83 dari luas lahan yang diteliti. Sedangkan Satuan Lahan 5 dan 6 tingkat kesesuaian lahan ekonomi adalah N1 dengan tingkat gross margin lebih kecil dari Rp. 1.000.000,- pertahun dengan luas berkisar 13.085 Ha atau 0,17. Visualisasi klasifikasi kesesuaian lahan tanaman kelapa dapat disajikan pada Gambar 12. Hasil analisis klasifikasi fisik dan analisis klasifikasi kesesuaian lahan ekonomi yang diolah dalam sistem otomatisasi evaluasi lahan ALES, meliputi data map unit, definisi land unit, input, output, land use requirement, land utilization, type, pohon keputusan, templet data land map unit dan evaluaion resume. LEGENDA Samal angi Kalupang ENREKEANG INRANG SIDENRENG Talangrilau S. Aw o Barukku Kera Anabanua Li u S . Gi lir ang KAB. WAJO Atapange Atapange Salo Mual a Salo Mual a Doping Doping Impakimpa Impakimpa D. Tempe SINGKANG SINGKANG KAB. ENREKANG KAB. PINRANG D. Sidenreng KEC. DUAPITUE KEC. MARITENGNGAE KEC. PANCA RIJANG KEC. BARANTI KEC. WATANG PULU KEC. TELLULIMPOE KEC. PANCA LAUTANG S3 S3 S3 S3 N1 N1 tde tde tde tde 4 °0 4 °0 3 °4 5 3 °4 5 3 °3 3 °3 119°45 119°45 120°00 120°00 120°15 120°15 800000 800000 820000 820000 840000 840000 860000 860000 95 60 00 95 60 00 95 80 00 95 80 00 96 00 00 96 00 00 Danau Batas Kabupaten Batas Kecamatan Sungai dan batas perairan Jalan Lokal Jalan Kolektor Jalan Arteri LEGENDA UMUM 5 10 15 Kilometers N Proyeksi Peta :Universal Transverse Mercator, Zone UTM M50 Sumber Peta: Atlas Zona Agroekologi Indonesia skala 1:250.000, Puslitbangtanak, 2002 Gambar 12. Peta Klasifikasi Kesesuaian Lahan Ekonomi Tanaman Kelapa

5.8. Evaluasi Pemanfaatan Ruang Tanaman Kakao dan Tanaman Kelapa dengan ALES

Dengan mengacu pada Satuan Lahan yang ada dalam Peta Zona Agro Ekologi dan Alternatif Komoditas Utama Kabupaten Sideneng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan, serta dengan bantuan sistem informasi geografi dengan perangkat lunak Arc View ditemukan luas Satuan Lahan dalam wilayah penelitian. Melalui proses deskripsi profil tanah, karakteristik lahan, analisis klasifikasi kesesuaian lahan fisik dan analisis kelas kesesuaian lahan ekonomi pada tanaman kakao dan tanaman kelapa, ditetapkan hasil evaluasi pemanfaatan ruang, sebagaimana disajikan pada Tabel 44. Tabel 44. Pemanfaatan Ruang Tanaman Kakao dan Tanaman Kelapa Simbol Uraian No. SL Luas Ha KO Pengembangan kakao 1,2,4 40.825 52,86 KO-KP Pengembangan kakao dan kelapa 3,5,6 36.415 47,14 J u m l a h 77.240 100,00 Tabel 44 di atas menggambarkan bahwa pemanfaatan ruang yang sesuai dengan pengembangan kakao yakni Satuan Lahan 1, 2 dan 4 dengan luas areal yang dapat dikembangkan adalah 40.825 Ha atau 52,86. Sedangkan Satuan Lahan 3, 5 dan 6 merupakan lahan yang sesuai dengan pengembangan kakao atau kelapa dengan luas areal 36.415 Ha atau 47,14. Visualisasi evaluasi pemanfataan ruang yang paling menguntungkan pada masing-masing Satuan Lahan disajikan pada Gambar 13. 5.9. Pengaruh Pemanfaatan Ruang pada Lingkungan 5.9.1. Pengaruh pada Lingkungan Fisik Pengaruh lingkungan fisik dapat di analisis dengan melihat tingkat bahaya erosi yang ditimbulkan. Uraian hasil evaluasi disajikan di bawah ini. Gambar 13. Peta Hasil Evaluasi Pemanfaatan Ruang Tanaman Kakao dan Kelapa Berdasarkan Kesesuaian Lahan Fisik dan Analisis Ekonomi