Kesesuaian Lahan Ekonomi dan Analisis Usahatani Evaluasi Kesesuaian Lahan

Gambar 5. Peta Lokasi Wilayah Penelitian

3.2.2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mencakup: a. Bor tanah b. Kartu deskripsi tanah dan Buku Munsell Soil Chart, untuk menentukan warna tanah. c. Cangkul dan sekop, pisau dan sendok tanah, untuk mencampur atau mengaduk; d. Ember plastik, untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu; e. Kantong plastik tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastik untuk label; kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar; f. Spidol, untuk menulis isi label; karung untuk mengepak contoh tanah. Gambar 6. Peta Satuan Lahan Kabupaten Sidenreng Rappang Sumber : Peta Zona Agroekologi Indonesia Puslitbangtanak, 2002 3.3. Data yang dikumpulkan 3.3.1. Sifat fisik dan morfologi tanah. Sifat-sifat fisik dan morfologi tanah, ditetapkan melalui pengamatan lapang, meliputi: a. Batas-batas horizon b. Warnah tanah c. Tekstur d. Struktur tanah e. Konsistensi tanah f. Drainase tanah g. Pori-pori tanah

3.3.2. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah merupakan data hasil analisis laboratorium, meliputi a. Reaksi tanah pH tanah b. Kapasitas tukar kation c. Kejenuhan basa d. Nitrogen N e. Kalium K f. Kalsium Ca g. Magnesium Mg

3.3.3. Data-data pendukung lainnya

Data-data pendukung lain merupakan data primer dan data sekunder, mencakup : a. Data iklim, diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sidenreng Rappang meliputi data curah hujan dan jumlah hari hujan perbulan selama 10 tahun 1992 – 2001. b. Vegetasi, yaitu vegetasi dominan dan spesifik c. Data bahaya erosi e: lereng dan bahaya erosi d. Data penyiapan lahan p e. Penggunaan tanah: lama penggunaan, tanaman utama, sistem penggunaan tanah, sumber air, pengelaan tanah. f. Kedalaman efektif tanah g. Tinggi dari permukaan laut.

3.3.4. Data Ekonomi.

Data yang digunakan untuk analisis ekonomi, mencakup: a. Data luas lahan dan nilai produksi wilayah penelitian, diperoleh dari Kantor Dinas Perkebunan Kabupaten Sidenreng Rappang. b. Jumlah desa, luas wilayah, kondisi dan sebaran penduduk wilayah penelitian diperoleh dari Kantor Statistik dan Kantor Bappeda Kabupaten Sidenreng Rappang. c. Identifikasi rumah tangga, diperoleh melalui wawancara dengan bantuan daftar kuesioner seperti disajikan pada Lampiran 1. - Jenis kelamin, umur, pendidikan pekerjaan menurut besarnya kontribusi. - Penguasaan lahan, meliputi jenis lahan dan status penguasaan. - Input usaha tani. - Output usaha tani d. Keragaan teknologi usahatani tanaman kakao dan tanaman kelapa, meliputi : - Jenis komoditas, Jumlah pohon - Umur tanaman - Keragaan usahatani persil terluas - Bahanmasukan seperti bibit, pupuk, pestisida, bahan lain dan alat. - Penggunaan tenaga kerja - Hasil produksi dan sumber modal usaha tani. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data fisik. Pemilihan lokasi contoh tanah deskripsi profil tanah dilakukan melalui tahap-tahap berikut : a. Menetapkan satuan lahan dalam wilayah penelitian Peta Sebaran Satuan Lahan nampak pada Gambar 7 dengan mengacu pada peta Zona Agroekologi Indonesia skala 1 : 250.000, PUSLITANAK, 2002. Penentuan ini didasarkan pada pertimbangan, antara lain lahan adalah lahan di luar penggunaan permukiman, lahan di luar penggunaan hutan lindung, dan lahan di luar penggunaan sawah irigasi teknis. Penentuan tersebut didasarkan pada pertimbangan bentuk lahan dan kemiringan lereng sebagai berikut : 0 – 3 datar, 3 – 8 berombak, 8 – 15 bergelombang, 15 –30 berbukit dan 30 bergunung. Lokasi pengamatan dan pengambilan contoh tanah disajikan pada Gambar 8. b. Dengan mempertimbangkan tujuan penelitian yang meliputi penetapan kelas kesesuaian lahan fisik dan analisis ekonomi, maka satuan penelitian dirubah dari zone agro ekologi Peta Zona Agroekologi dan Alternatif Komoditas Utama Kabupaten Sidenreng Rappang menjadi Peta Sebaran Satuan Lahan. Perubahan tersebut didasarkan pada pertimbangan: - Zona agro ekologi, mencakup kemiringan lereng, elevasi dan kelembaban - Satuan lahan, mencakup landform berkaitan dengan tanah yang terbentuk, bahan induk, bentuk wilayah dan satuan tanah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, wilayah penelitian dibagi dalam enam Satuan Lahan, yakni Satuan Lahan 1 sampai dengan Satuan Lahan 6. Peta sebaran Satuan Lahan disajikan dalam Gambar 9. c. Pembuatan penampang tanah dengan ukuran 1,5 x 1 x 2,0 meter. d. Mengisi dan melengkapi formulir isian pengamatan profil tanah pada penampang dan lingkungan di sekitar penampang Lampiran 2. e. Pengambilan contoh tanah dari masing-masing penampang tersebut, selanjutnya dianalisis di Laboratorium Pusat Penelitian Tanah, Balittan Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Gambar 7. Peta sebaran Satuan Lahan