b. Rejim kelembaban tanah dan rejim suhu tanah Penentuan rejim kelembaban tanah Panduan Survey Tanah, 1994 adalah
atas dasar permukaan air tanah, dan berdasarkan ada atau tidaknya air yang ditahan pada tegangan kurang dari 1500 kPa di dalam penampang kontrol
kelembaban selama periode tertentu dalam setahun. Sedangkan rejim temperatur tanah menunjukkan temperatur tanah rata-rata dalam satu periode atau setahun.
Hasil perhitungan neraca air tanah dengan metode Thornthwite dan Mather 1957 yang dihitung dengan Newhall Simulation ModelNSM Van Wambeke et al.,
1986 dengan menggunakan data iklim, yaitu data curah hujan dan temperatur serta letak astronomis daerah penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa daerah
penelitian termasuk rejim kelembaban tanah Udic yang artinya tanah dalam
keadaan lembab sepanjang tahun atau mempunyai penyebaran curah hujan
merata., sedang rejim temperatur tanahnya termasuk Isohyperthermic yaitu
mempunyai temperatur tanah tahunan rata-rata 22°C dengan perbedaan musim panas dan dingin 6°C Soil Survey Staff, 1998.
5.2.3. Ketersediaan oksigen o
Drainase tanah secara alamiah mempertimbangkan frekuensi dan lamanya keadaan basah yang mempengaruhi masa tanah seutuhnya Panduan Survey
Tanah, 1994. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap Satuan Lahan di wilayah penelitian, kelas drainase tanah pada Satuan Lahan yang diteliti dikelompokkan
pada 2 kelas yakni baik dan agak baik sebagaimana disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Kelas Drainase No. Lokasi Pengamatan Satuan Lahan Kelas Drainase
HA. 1 5
Baik HA. 2
1 Agak Baik
HA. 3 2
Baik HA. 4
2 Baik
HA. 5 4
Baik HA. 6
3 Baik
HA. 7 3
Baik HA. 8
6 Baik
HA. 9 6
Baik
Sumber: Hasil pengamatan
- Satuan Lahan 1 memiliki kelas drainase agak baik moderately well drained, yaitu tanah basah cukup dekat ke permukaan untuk jangka
lama. Biasanya tanah seperti ini mempunyai konduktivitas hidrolik rendah Hendrisman, 1993.
- Satuan Lahan 2, 3, 4, 5 dan 6 memiliki kelas drainase baik, memiliki ciri-ciri air mudah dipindahkan dari masa tanah tetapi tidak secara
cepat, air tanah yang ada umumnya sangat dalam. air tersedia bagi tanaman selama masa pertumbuhan di daerah tropis cukup. Kebasahan
tanah tidak menjadi penghambat bagi pertumbuhan perakaran Puslittanak, 1994.
5.2.4. Media perakaran r
Media perakaran yang diteliti meliputi kedalaman efektif tanah, tekstur dan modifier tekstur bahan kasar . Hasil pengamatan dan pengukuran di
lapangan disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Kedalaman Efektif Tanah, Tekstur dan Modifier Tekstur
Nomor Lokasi Pengamatan
Satuan Lahan
Kedalaman efektif tanah
cm Kandungan
Simbol Tekstur
Modifier tekstur
bahan kasar Pasir
Debu Liat
HA. 1 5
49 55
26 19
Lempung berpasir Sedikit
HA. 2 1
92 20
32 48
Liat Sedikit
HA. 3 2
100 84
6 10
Pasir berlempung Sedang
HA. 4 2
70 44
36 20
Lempung berpasir Sedang
HA. 5 4
100 2
53 45
Liat berdebu Sedikit
HA. 6 3
100 41
40 19
Lempung berpasir Sedikit
HA. 7 3
35 62
22 16
Lempung berpasir Sedang
HA. 8 6
60 42
37 21
Lempung Sangat banyak
HA. 9 6
45 48
37 15
Lempung berpasir Sangat banyak
Sumber: Hasil pengamatan dan analisis.
a. Kedalaman efektif tanah Kedalaman efektif menurut Hardjowigeno 1987 adalah kedalaman tanah
yang masih dapat ditembus akar tanaman. Nilai kedalaman efektif tanah diperoleh melalui pengukuran di lapangan pada masing-masing penampang tanah di lokasi
penelitian. Pada Tabel 16 disajikan kedalaman efektif tanah pada Satuan Lahan di wilayah penelitian.
- Satuan Lahan 3, 5 dan 6 yang memiliki kedalaman efektif 50 Cm. - Satuan Lahan 1, 2, 4, 3, 6 yang memiliki kedalaman efektif 50 Cm,
b. Tekstur Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah Hardjowigeno, 1987.
Tekstur merupakan perbandingan fraksi pasir, debu dan liat dalam massa tanah yang ditetapkan di laboratorium. Hasil analisis tekstur menunjukkan bahwa :
- Satuan Lahan 2, 3, 5 dan 6 memiliki tekstur lempung berpasir - Satuan Lahan 1 memiliki tekstur liat
- Satuan Lahan 4 memiliki tekstur liat berdebu - Satuan Lahan 6 memiliki tekstur lempung.
5.2.5. Modifier tekstur bahan kasar
Persentase nilai modifier tekstur yang disajikan pada Tabel 16 dapat dikelompokkan dalam 3 kelas yakni :
- Satuan Lahan 1, 3, 4 dan 5 modifier tekstur bahan kasar jumlahnya sedikit.
- Satuan Lahan 2, modifier tekstur bahan kasar jumlahnya sedang. - Satuan Lahan 6, modifier tekstur bahan kasar jumlahnya sangat
banyak.
5.2.6. Retensi hara n
Penilaian karakteristik lahan kejenuhan basa, KTK, C-organik pada Satuan Lahan dalam wilayah penelitian dilakukan dengan mengacu pada kriteria
penilaian sifat-sifat kimia tanah Puslittanak, 1994. Nilai KTK yang disajikan dalam satuan cmol+kg, kejenuhan basa dan nilai pH tanah contoh
disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai KTK, Kejenuhan Basa dan pH Tanah Contoh
Nomor Pengamatan
Satuan Lahan
KTK cmol+kg
Kejenuhan Basa
pH Tanah
C-organik HA. 1
5 11,16
12,45 6,60
1,04 HA. 2
1 47,17
43,76 7,10
1,08 HA. 3
2 12,90
14,33 6,10
0,35 HA. 4
2 34,93
35.07 5,75
1,57 HA. 5
4 42,01
41,07 4,50
1,66 HA. 6
3 23,43
3,37 4,80
0,73 HA. 7
3 3,68
26,35 5,60
1,17 HA. 8
6 13,49
15,25 5,40
0,98 HA. 9
6 14,91
21,91 5,40
0,86
Sumber: Hasil Laboratorium Balittang, Maros. 2003.
a. Kapasitas Tukar Kation cmol+kg Kapasitas tukar kation KTK menunjukkan kemampuan tanah untuk
menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut. KTK merupakan parameter penting untuk kesuburan tanah. Hasil analisis kapasitas
tukar kation yang disajikan pada Tabel 17, menunjukkan bahwa :
- Satuan Lahan 1 pada pengamatan ke 2, memiliki nilai kapasitas tukar
kation 47,17 cmol+kg. Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong sangat tinggi.
- Satuan Lahan 2 pada pengamatan 3, memiliki nilai kapasitas tukar
kation 12,9 cmol+kg. Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong rendah.
- Satuan Lahan 2 pada pengamatan 4, memiliki nilai tukar kapasitas
tukar kation 34,93 cmol+kg. Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong tinggi.
- Satuan Lahan 3 pengamatan HA.6, memiliki nilai kapasitas tukar
kation 23,43 cmol+kg. Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong sangat rendah.
- Satuan Lahan 3 pengamatan HA.7, memiliki nilai kapasitas tukar
kation 3,68 cmol+kg. Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong tinggi.
- Satuan Lahan 4 pengamatan HA.5, memiliki nilai kapasitas tukar
kation cmolkg 42,01 cmol+kg. Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong sangat tinggi.
- Satuan Lahan 5 pengamatan HA.1, memiliki nilai kapasitas tukar
kation 11,16 cmol+kg. Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong rendah.
- Satuan Lahan 6 pada pengamatan HA.8 dan HA.9, memiliki nilai
kapasitas tukar kation 13,49 me per 100 gram dan 14,91 cmol+kg, Nilai kapasitas tukar kation ini tergolong sedang.
b. Kejenuhan basa Nilai kejenuhan basa diperoleh dari hasil pembagian total nilai basa Ca,
Mg, Na dan K dengan nilai KTK. Hasil analisis kejenuhan basa sebagaimana disajikan pada Tabel, 17 menunjukkan bahwa :
- Satuan Lahan 1 pengamatan HA.2, nilai kejenuhan basanya adalah
43,76. Kejenuhan basa ini tergolong sedang. -
Satuan Lahan 2 pengamatan HA.3, nilai kejenuhan basanya adalah 14,33, . Kejenuhan basa ini tergolong sangat rendah.