Satuan Lahan 5 Pengamatan HA.1
- Satuan Lahan 3, memiliki klasifikasi kesesuaian lahan N dengan
kendala utama media perakaran dengan kedalaman efektif tanah dangkal 35 Cm.
- Satuan Lahan 4, memiliki klasifikasi kesesuaian lahan S3n dengan
kendala utama media perakaran lempung liat berdebu dan retensi hara rendah pH 4,15.
- Satuan Lahan 5, memiliki klasifikasi kesesuaian lahan S3re dengan
kendala utama media perakaran dengan tekstur lempung berpasir dan bahaya erosi.
- Satuan Lahan 6 memiliki klasifikasi kesesuaian lahan S3rn, kendala
utamanya adalah media perakaran: modifier tekstur bahan kasar terlalu banyak, dan retensi hara rendah dengan nilai pH 5,40.
b. Penilaian selanjutnya dilakukan dengan Model ALES yang hasilnya disajikan pada Tabel 18. Visualisasi nilai hasil kelas kesesuaian
lahan fisik tanaman kakao disajikan pada Gambar 9. Tabel 18. Kelas Kesesuaian Lahan Fisik pada Tanaman Kakao
No. SL Sub kelas Uraian
1 4 S2r
Agak Sesuai dengan faktor kendala kondisi perakaran : tekstur liat dan lempung liat berdebu
2 S3r S2r Dominan Sesuai marginal dan Agak Sesuai dengan faktor kendala kondisi
perakaran : tekstur pasir berlempung dan modifier teksturnya sedang 5 6
S3r Sesuai Marginal dengan faktor kendala kondisi perakaran : kedalaman efektif
tanah 45 cm dan tekstur lempung berpasir. 3
S3r N Dominan Sesuai marginal dan Tidak Sesuai dengan faktor kendala kondisi perakaran : kedalaman efektif tanah 35 cm dan tekstur tanahnya lempung
berpasir.
Hasil klasifikasi kesesuaian lahan fisik pada Tabel 20 yang diolah dengan Sistem Evaluasi Lahan Otomatis. Asumsi yang diterapkan adalah kualitas lahan
yang meliputi penilaian terhadap retensi hara n kejenuhan basa, KTK, Nilai pH dan C-organik, ketersediaan oksigen o drainase, ketersediaan air w curah
hujan dan bulan kering diabaikan karena dapat diperbaiki dengan input-input yang telah dimanfaatkan petani dalam pengelolaan usahataninya. Sebaliknya,
kualitas lahan yang sulit diperbaiki tetap digunakan dalam penilaian. Sebagai contoh penanaman di lereng terjal, meskipun dapat diperbaiki namun
membutuhkan biaya angkut yang sangat mahal.
LEGENDA
Samal angi Kalupang
ENREKEANG
NRANG SIDENRENG
Talangrilau
S. Aw
o
Barukku Kera
Anabanua Li u
S . Gi
lir an
g
KAB. WAJO
Atapange Atapange
Salo Mual
a Salo
Mual a
Doping Doping
Impakimpa Impakimpa
D. Tempe SINGKANG
SINGKANG
KAB. ENREKANG
KAB. PINRANG
D. Sidenreng
KEC. DUAPITUE
KEC. MARITENGNGAE KEC. PANCA RIJANG
KEC. BARANTI
KEC. WATANG PULU KEC. TELLULIMPOE
KEC. PANCA LAUTANG tde
S3rc Nrc S3rc S2rc
S2rc
S3rc Nrc tde
S3rc S2rc
S3rc S3rc Nrc
S3rc Nrc
4 °0
4 °0
3 °4
5 3
°4 5
3 °3
3 °3
119°45 119°45
120°00 120°00
120°15 120°15
800000
800000 820000
820000 840000
840000 860000
860000
95 60
00 95
60 00
95 80
00 95
80 00
96 00
00 96
00 00
Danau Batas Kabupaten
Batas Kecamatan Sungai dan batas perairan
Jalan Lokal Jalan Kolektor
Jalan Arteri
LEGENDA UMUM
5 10
15 Kilometers
N
Proyeksi Peta :Universal Transverse Mercator, Zone UTM M50 Sumber Peta: Atlas Zona Agroekologi Indonesia skala 1:250.000, Puslitbangtanak, 2002
Gambar 9. Peta Klasifikasi Kesesuaian Lahan Fisik Tanaman Kakao