perinatal, sedangkan spina bifida lebih kompatibel dengan kelangsungan hidup selama postnatal, tetapi cenderung menyebabkan cacat yang serius.
Kerusakan saraf di bawah lesi menyebabkan kurangnya sensasi, ketidakmampuan untuk berjalan dan inkontinensia. Kondisi ini juga sering
terkait dengan hidrosefalus, deformitas tulang belakang dan gangguan pada sistem genitourinaria maupun pencernaan Au et al, 2010; Copp
Greene, 2014.
2.5.2. Faktor Resiko Neural Tube Defects NTD
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya NTD yaitu infeksi toksoplasmosis, rickettsia; toksin; multiparitas; usia ibu Satyanegara,
2010; kelainan metabolik seperti gangguan keseimbangan hormon, diabetes, defisiensi mineral dan vitamin terutama folat Boyles et al,
2006; obat-obatan golongan aminopterin, analgesik, klomifen, anti kejang, sulfonamid, asam valproat Meethal et al, 2013; kelainan genetik
Zhang et al, 2013; riwayat kehamilan sebelumnya dengan defek tabung saraf Arth et al, 2015; status gizi ibu overweightobes Leddy et al, 2008;
Rasmussen et al, 2008; Stothard et al, 2009; demam tinggi pada awal kehamilan hipertermia Copp Greene, 2014; Sudiwala et al, 2016
2.5.3. Patogenesis Neural Tube Defects NTD
Terhentinya proses penutupan tabung saraf embrio merupakan salah satu mekanisme terjadinya NTD maka disebut juga dengan istilah disrafia
teori developmental arrest. Ada teori lain yang menjelaskan bahwa NTD
disebabkan oleh peningkatan tekanan intraventrikular karena produksi cairan serebrospinal yang berlebihan yang mungkin menimbulkan celah
atau defek pada tabung saraf teori hidrodinamik. Sebagian besar NTD sering dilaporkan akibat dari kegagalan utama dari penutupan tabung saraf
embrio, namun ada beberapa bukti klinis dan eksperimental yang kuat dalam mendukung kemungkinan tabung saraf yang telah tertutup dapat
membuka kembali teori neuroskisis. Pada teori herniasi sekunder juga menjelaskan NTD terbentuk pada stadium perkembangan bayi yang sudah
lanjut Satyanegara, 2010.
Pada studi eksperimental menjelaskan bahwa cacat pasca penutupan relatif terjadi dalam onset yang lambat dan mungkin terjadi selama jangka waktu
selama perkembangan. Sebagian besar sumber menggambarkan NTD sebagai kelainan perkembangan tunggal dan mekanisme patogenetiknya
merupakan akibat langsung dari penutupan kegagalan tabung saraf. Namun harus diketahui bahwa NTD sebagai bagian dari kesalahan
perkembangan yang mempengaruhi tidak hanya tabung saraf tetapi juga meninges, struktur kerangka aksial dan beberapa organ non-neural.
Mielomeningokel hampir selalu dikaitkan dengan malformasi Chiari II. Dalam sebuah studi yang membandingkan frekuensi dan pola NTD
terisolasi dengan yang terkait dengan kelainan lainnya, mencatat bahwa adanya pengelompokan yang signifikan dari cacat perkembangan yang
terkait dengan jumlah kraniokiskisis dan upper thoracic spina bifida, lebih jarang dengan anensefalus dan lumbosakral spina bifida dan tidak pernah