C2= konsentrasi larutan pengenceran Dari perhitungan di atas, maka setiap tikus akan diberikan asam folat
sebanyak 1 ml yang mengandung 0,015 mg. Larutan tersebut didapat dari pengenceran tablet asam folat 0,4 mg dengan 25,8 ml aquadest.
3.5.6. Prosedur Perlakuan
Tikus betina yang telah hamil dikelompokan ke dalam lima kelompok. Kelompok kontrol negatif KN hanya diberi minum dan makan pelet
setiap hari. Kelompok kontrol positif KP diberi minum, makan pelet, dan asam folat setiap hari trimester 1-3. Kelompok perlakuan satu P1 diberi
minum dan makan pelet setiap hari serta diberi asam folat hanya pada trimester satu hari ke-1 sampai ke-7. Kelompok perlakuan dua P2
diberi minum dan makan pelet setiap hari serta diberi asam folat hanya pada trimester dua hari ke-8 sampai ke-14. Kelompok perlakuan tiga
P3 diberi minum dan makan pelet setiap hari serta diberi asam folat hanya pada trimester tiga hari ke-15 sampai ke-21.
3.5.7. Terminasi Kehamilan dengan Nekropsi
1. Terminasi dilakukan sebelum tikus melahirkan untuk mencegah
kanibalisme, terlebih dahulu dianestesi kemudian di euthanasia dengan metode cervical dislocation.
2. Hewan diletakkan pada papan bedah dengan posisi rebah dorsal perut
menghadap ke atas dan posisi kepala hewan menjauhi operator.
3. Permukaan tubuh hewan dibasahi dengan air atau etanol supaya bulu-
bulu hewan tidak rontok dan mengotori organ dan fetus yang akan diambil.
4. Dengan menggunakan forceps angkat kulit abdomen dan buat irisan
sepanjang ventral midline dengan gunting sampai dagu bawah. Irisan hanya pada daerah subkutan.
5. Setelah terlihat otot di bawah kulit berupa lapisan tipis otot, dibuat
irisan pada otot abdomen, singkirkan otot ke samping dengan cara memotong dengan gunting sehingga organ dalam rongga abdomen
dapat diamati. 6.
Tentukan letak uterus dengan fetus yang ada di dalamnya, tarik sedikit kearah luar, kemudian keluarkan fetus dari uterus tikus.
3.5.8. Observasi Kelainan
1. Bersihkan fetus dari lendir-lendir sisa selaput dan darah yang ada
dengan larutan garam NaCl. 2.
Amati morfologi tikus, terutama pada bagian otak dan sumsum tulang belakangnya untuk mengetahui ada tidaknya NTD baik itu spina
bifida, anensefalus ataupun ensefalokel. 3.
Hitung kejadian NTD yang ada, dan bandingkan tiap kelompoknya.
3.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.6.1. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas