Kehamilan Tikus Putih Rattus norvegicus

dengan ektoplasenta dan dengan tangkai allantois, regresi perifer distal kuning telur dan diplotrophoblast, muncul membrane Reichert, gonia dalam endoderm 16 10,5 2,4 Somites 13-20 upper thoracic, terbentuk lengkungan visceral ke-2, terbentuk cakram dan kantung plasenta kuning, terbentuk lipatan apendikularis 17 11 3,3 Somites 21-25 lower thoracic, tangkai kuning telur menutup pada tingkat somite 15, gonia utama dalam mesenterium, garis primitive menghilang, kuncup ekor terlihat, kuncup lengan dan kaki tampak Kuncup Ekor Embrio 18 11,5 3,8 Somites 26-28 upper lumbar, terbentuk lengkung visceral ke-3, kuncup lengan terlihat 19 11,75 3,2 Somites 29-31 lower lumbar, muncul lengkung visceral ke-1 sampai ke-4, adanya lipatan servikal, lipatan apendikularis 20 11,875 5 Somites 32-33 upper sacral 21 12 5,1 Somites 34-35 lower sacral, terbentuk sinus servikal dalam 22 12,125 5,2 Somites 36 1 st kaudal, terbentuknya lubang hidung 23 12,25 5,6 Somites 37-38 kaudal, awal herniasi umbilical 24 12,375 6 Somites 39-40 kaudal Embrio Lengkap 25 12,5 6,2 Somites 41-42 kaudal, penyebaran oksipital somites, lengkungan visceral ke-4 jelas, sinus servikal dalam jelas, tunas lengan pada tingkat somite 8-14 sama panjang dengan tunas kaki di tingkat somite 28-31 namun lebih kecil, wajah kiri berada pada kantung kuning sedangkan sisi kanan berbalik kea rah plasenta, ekor dan tangkai allantois terangkat kea rah plasenta Metamorfosis Embrio 26 12,75 7 Somites 43-45 kaudal, terbentuk maksila, mandibular dan prosesus frontonasal, sinus servikalis menutup, muncul berkas susu, diferensiasi lempeng tangan, vaskularisasi kuncup lengan, saraf brakialis mulai masuk, awal herniasi umbilical 27 13,13 8 Somites 46-48 kaudal, proses terbentuk wajah dan cleft lebih jelas, hidung- moncong makin tampak, sinus servikalis menutup, kelenjar susu primordial, lempeng tangan dan kaki membulat, hernia umbilical lebih besar 28 13,5 8,5 Somites 49-51 kaudal, visceral cleft ke-1 berubah menjadi saluran telinga eksternal, kondensasi precartilaginous di lempeng tangan 29 14 9,5 Somites 52-55 kaudal, hillocks aurikularis pada lengkung visceral ke-1 dan ke-2 30 14,5 10,5 Somites 56-60 kaudal, badan sudah tidak bergulung, prekartilago mandibular terbentuk, saluran telinga eksternal hampir terbuka, kanal pleuroperitoneal menjadi sangat sempit 31 15 12 Somites 61-63 kaudal, cleft wajah tertutup, kanal pleuroperitoneal tertutup, diafragma lengkap 32 15,5 14,2 Somites 64 kaudal, pinna berbalik ke depan, ukuran maksimal hernia umbilical 33 16 15,5 Somites 65 biasanya ini adalah somite kaudal terakhir, moncong turun ke arah dada, tahap akhir metamorphosis Janin 34 17-18 16-20 Tahap janin ke-1, pertumbuhan cepat kelopak mata mata tertutup sepenuhnya sampai akhir hari ke-18, langit-langit tertutup sempurna, pinna melapisi saluran telinga, 35 antenatal 19-22 20-40 Tahap janin ke-2, kelopak mata tertutup, membrane janin dan plasenta mencapai puncak pertumbuhan , ekor tumbuh hingga 10 mm 35 postnatal 1-16 postpartum 4-10 Kelahiran terjadi tikus dalam 22 hari, setelah lahir janin bernapas dan menyusui pada ibunya selama 16 hari pertama, kelopak mata tetap tertutup dan saluran telinga eksternal tertutup dengan sekat periderm 36 postnatal 17+ postpartum 100+ Sekat periderm telinga dan kelopak mata lenyap, makan aktif dimulai dalam waktu berikutnya 3 hari dan menyapihnya setelah 1 minggu total usia penyapihan 45-48 hari untuk tikus dan mencit

2.7. Hubungan Asam Folat dengan NTD

Asam folat merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Folat berfungsi dalam pembelahan sel dan sintesis asam deoksiribonukleat DNA dengan mentransfer format untuk sintesis purin dan formaldehid untuk sintesis timidilat, juga untuk remetilasi homosistein menjadi metionin Mahan Escott-Stump, 2000; Martiniova et al, 2015. Penelitian menggunakan tikus mutan Pax 3 yang menunjukan adanya kelainan pada biosintesis de novo purin dan timidilat dTMP memperlihatkan bahwa NTD dapat diselamatkan dengan diet asam folat. Hal ini menunjukan bahwa asam folat dapat mencegah NTD dengan menyelamatkan biosintesis de novo purin dan timidilat dTMP pada tikus mutan tersebut Martiniova et al, 2015. Mekanisme perlindungan maupun hubungan antara status folat ibu dengan kerentanan NTD telah didefinisikan dengan baik. Salah satu kemungkinannya adalah bahwa asam folat bertindak untuk mengatasi ketidakcukupan status folat ibu dan defek metabolisme folat yang disebabkan mutasi genetik pada ibu atau janin Dunlevy et al, 2007. Pencegahan NTD dengan suplementasi folat sudah dikonfirmasi dengan uji klinis acak pada tahun 1991. Efek dari fortifikasi asam folat pada tepung roti telah jelas menggambarkan efek pencegahan ini, serta menunjukan bahwa tidak semua kasus NTD dapat dicegah dengan folat atau folate-nonpreventable NTD Eichholzer et al, 2006. Selain itu, Frank menjelaskan bahwa kekurangan asam folat bukanlah satu faktor utama penyebab NTD, melainkan adanya predisposisi genetik yang ikut berperan Burren et al, 2008. Asam folat eksogen mampu menstimulasi respon seluler, memungkinkan embrio berkembang untuk mengatasi efek samping dari gangguan genetik danatau lingkungan yang jika tidak diatasi akan menyebabkan NTD. Sebuah