Alat untuk Nekropsi Bahan Penelitian

Km atau faktor konstanta dalam rumus konversi merupakan hasil berat badan kg dibagi dengan BSA dalam satuan m 2 . Setiap makhluk hidup memiliki faktor konstanta Km yang berbeda. Nilai konstanta Km manusia dewasa normal sebesar 37 dan hewan coba tikus sebesar 6 Reagan-Shaw et al, 2008. Dengan perhitungan diatas didapatkan dosis hewan coba tikus sebagai berikut: Dari perhitungan di atas didapatkan dosis 0,062 mgkgBB untuk setiap kali pemberian. Asumsi berat badan tikus rata-rata adalah 250 mg, maka dosis asam folat untuk setiap kali pemberian menjadi 0,015 mg. Sediaan tablet asam folat yang ada di pasaran yaitu 0,4 mg; 1 mg; dan 5 mg. Pada penelitian ini digunakan tablet asam folat sediaan 0,4 mg, serta pengenceran dengan aquadest sebanyak 25,8 ml yang didapatkan dari perhitungan sebagai berikut Melmambessy et al, 2015: C 1 x V 1 = C 2 x V 2 0,4mg x 1ml = 0,015 mg x V 2 V 2 = 25,8 ml Keterangan: V1= volume larutan yang diencerkan V2= volume larutan pengenceran C1= konsentrasi larutan yang diencerkan C2= konsentrasi larutan pengenceran Dari perhitungan di atas, maka setiap tikus akan diberikan asam folat sebanyak 1 ml yang mengandung 0,015 mg. Larutan tersebut didapat dari pengenceran tablet asam folat 0,4 mg dengan 25,8 ml aquadest.

3.5.6. Prosedur Perlakuan

Tikus betina yang telah hamil dikelompokan ke dalam lima kelompok. Kelompok kontrol negatif KN hanya diberi minum dan makan pelet setiap hari. Kelompok kontrol positif KP diberi minum, makan pelet, dan asam folat setiap hari trimester 1-3. Kelompok perlakuan satu P1 diberi minum dan makan pelet setiap hari serta diberi asam folat hanya pada trimester satu hari ke-1 sampai ke-7. Kelompok perlakuan dua P2 diberi minum dan makan pelet setiap hari serta diberi asam folat hanya pada trimester dua hari ke-8 sampai ke-14. Kelompok perlakuan tiga P3 diberi minum dan makan pelet setiap hari serta diberi asam folat hanya pada trimester tiga hari ke-15 sampai ke-21.

3.5.7. Terminasi Kehamilan dengan Nekropsi

1. Terminasi dilakukan sebelum tikus melahirkan untuk mencegah kanibalisme, terlebih dahulu dianestesi kemudian di euthanasia dengan metode cervical dislocation. 2. Hewan diletakkan pada papan bedah dengan posisi rebah dorsal perut menghadap ke atas dan posisi kepala hewan menjauhi operator.