2.4. Asam Folat
2.4.1 Definisi
Folat adalah vitamin B9 yang bersifat larut air. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat. Folat didapatkan secara alami dalam makanan
tertentu sebagai poliglutamat Tennant, 2014. Asam folat hanya sedikit yang ditemukan dalam makanan. Asam folat adalah asam monoglutamat,
suatu vitamin yang teroksidasi. Senyawa ini merupakan bentuk yang paling aktif dari vitamin Tangkilisan Rumbajan, 2002. Perbedaan
keduanya menjadi penting karena terdapat perbedaan bioavailabilitas antara asam folat dan folat. Hanya sekitar setengah dari folat yang
diperoleh dari makanan yang tersedia untuk pembentukan asam folat. Dalam tubuh manusia, penyerapan asam folat lebih efisien dibandingkan
folat Pitkin, 2007.
2.4.2 Sumber Folat
Folat terdapat pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan hewan, terutama sebagai poliglutamat dalam bentuk metil atau formil tereduksi. Kandungan
asam folat pada beberapa makanan tertentu dapat dilihat pada Tabel 1. Sifatnya yang termolabil dan larut dalam air membuat folat mudah rusak
karena proses memasak Ganesh et al, 2014. Proses memasak dapat merusak 50-90 folat yang terkandung didalamnya. Menurut rekomendasi
AKG 2013, asam folat dibutuhkan sekitar 400 µg untuk wanita tidak hamil, tambahan 200µg selama kehamilan serta tambahan 100µg untuk
wanita menyusui. Hasil uji acak membuktikan pengurangan NTD sebesar
60-100 pada wanita hamil yang mengkonsumsi 0,4-0,8 mg selama beberapa bulan sebelum konsepsi dan selama kehamilan Fathonah, 2016.
Tabel 1. Kandungan Folat pada Beberapa Bahan Makanan Gardiner et al, 2008;
Mahan Escott-Stump, 2000; Roth, 2011 Bahan Makanan
Kandungan Folat µg
Hati dan daging sapi, 3.5 oz 220
Kacang tunggak, 1 cup 210
Yeast, ¼ oz 164
Kacang-kacangan, ½ cup 144
Bayam, ½ cup 131
Gandum, ¼ cup 81
Brokoli, 1 cup 78
Sawi, 1 cup 76
Jus jeruk, 1 cup 75
Kol, 1 cup 30
Telurkuning telur, 1 telur 25
Pisang, 1 buah 22
Almond, 1 oz 18
Susu, 1 cup 15
Roti gandum, 1 slice 14
2.4.3 Metabolisme Asam Folat
Folat dari makanan dalam bentuk poliglutamat akan diabsoprsi oleh enterosit di sepanjang usus halus, terutama di duodenum dan jejunum
proksimal, dengan 50-80 nya akan dibawa ke hati dan sumsum tulang. Pada mukosa usus halus, poliglutamat akan dihidrolisis menjadi
monoglutamat oleh enzim pteroil poliglutamathidrolase Tangkilisan Rumbajan,
2002. Kemudian
monoglutamat akan
mengalami reduksimetilasi sempurna menjadi 5 metil tetrahidrofolat 5-metil THF,
yang sebagian besar akan dibawa ke sirkulasi portal. Dalam plasma, 5 metil THF akan
terikat dengan albumin, α2 makroglobulin, transferrin dan folate-binding protein. Folat yang dibawa ke hati ini memiliki peran
penting dalam homeostasis folat Alfarra et al, 2011.
Di dalam sel, 5 metil THF berperan sebagai donor metil dan sumber tertrahidrofolat. Gugus metil ini dibutuhkan untuk konversi homosistein
menjadi metionin siklus remetilasi homosistein Meethal et al, 2013; Nakouzi Nadeau, 2014; Beaudin Stover, 2009. 5-metil THF yang
melepaskan gugus metilnya ini akan menjadi tetrahidofolat THF dengan bantuan enzim metil transferase. THF bertindak sebagai akseptor satu unit
karbon, memproduksi berbagai folat lainnya yang pada akhirnya akan berperan sebagai koenzim spesifik dalam reaksi intraseluler Imbard et al,
2012; Imbard et al, 2013; Kim et al, 2012; Martiniova et al, 2015; Wang et al, 2015.
2.5. Neural Tube Defects NTD
2.5.1. Definisi Neural Tube Defects NTD
Neural Tubes Defect NTD atau cacat tabung saraf adalah malformasi pada sistem saraf pusat yang diakibatkan kegagalan penutupan tabung
saraf selama embriogenesis. Malformasi ini mempengaruhi 0,5-2 per 1000 kehamilan di seluruh dunia. Tabung saraf yang akan berkembang menjadi
otak dan sumsum tulang belakang jika mengalami kegagalan dalam penutupan akan menyebabkan neuro degenerasi in utero dan kehilangan
fungsi neurologisnya setingkat dari lokasi lesinya. Anak-anak dengan cacat lahir yang berat berpotensi 15 kali lipat mengalami kematian selama
tahun pertama kehidupan. Neural Tube Defects yang mempengaruhi otak anensefalus dan craniochischisis lebih beresiko menyebabkan kematian