Alat Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

3.5.4. Prosedur Perkawinan Tikus

Tikus betina dikawinkan dengan tikus jantan dengan sistem pasangan poligami tiga ekor betina dengan satu ekor jantan. Perkawinan dapat diketahui dengan adanya sumbat vagina, yang merupakan air mani yang menggumpal berwarna kekuningan. Adanya sumbat vagina ini ditetapkan sebagai hari kehamilan nol.

3.5.5. Prosedur Penetapan Dosis Asam Folat pada Hewan Coba

Asam folat yang digunakan pada penelitian ini dalam sediaan tablet. Dosis yang diberikan pada hewan coba didapatkan dari konversi BSA Body Surface Area. Dosis asam folat pada wanita hamil 600µg akan dikonversi menjadi dosis hewan coba dengan perhitungan seperti di bawah ini: HED Human Equivalent Dose merupakan dosis pada manusia dengan satuan mgkg. Dosis asam folat dikonversi dalam bentuk mgkgBB. Berat badan yang digunakan sebagai pembagi merupakan berat badan rata-rata manusia yang digunakan dalam konversi HED, yaitu 60 kg. HED didapatkan dari dosis asam folat dibagi dengan berat badan rata-rata sehinga didapatkan nilai HED asam folat sebesar 0,01 mgkgBB. Km atau faktor konstanta dalam rumus konversi merupakan hasil berat badan kg dibagi dengan BSA dalam satuan m 2 . Setiap makhluk hidup memiliki faktor konstanta Km yang berbeda. Nilai konstanta Km manusia dewasa normal sebesar 37 dan hewan coba tikus sebesar 6 Reagan-Shaw et al, 2008. Dengan perhitungan diatas didapatkan dosis hewan coba tikus sebagai berikut: Dari perhitungan di atas didapatkan dosis 0,062 mgkgBB untuk setiap kali pemberian. Asumsi berat badan tikus rata-rata adalah 250 mg, maka dosis asam folat untuk setiap kali pemberian menjadi 0,015 mg. Sediaan tablet asam folat yang ada di pasaran yaitu 0,4 mg; 1 mg; dan 5 mg. Pada penelitian ini digunakan tablet asam folat sediaan 0,4 mg, serta pengenceran dengan aquadest sebanyak 25,8 ml yang didapatkan dari perhitungan sebagai berikut Melmambessy et al, 2015: C 1 x V 1 = C 2 x V 2 0,4mg x 1ml = 0,015 mg x V 2 V 2 = 25,8 ml Keterangan: V1= volume larutan yang diencerkan V2= volume larutan pengenceran C1= konsentrasi larutan yang diencerkan