Diagnosis Neural Tube Defects NTD

Tabel 2. Biologis tikus putih Rattus norvegicus Sharp Villano, 2012 Parameter Nilai Masa hidup 2,5-3,5 th Berat Badan BB  BB dewasa jantan 450-520 g  BB dewasa betina 250-300 g Suhu tubuh 35,9-37,5ºC Luas permukaan tubuh cm 2 10,5 Asupan makan g 100 g BB hari 5-6 Asupan minum ml 100 g BB hari 10-12 Volume urin ml 100 g BB hari 5,5 Total cairan tubuh ml 250 g BB 167 Cairan ekstraseluler ml 250 g BB 92,8 Cairan intraseluler ml 250 g BB 74,2 Perkembangan peristiwa penting  Turunnya testis 15-50 hari  Pubertas jantan 39-47 hari  Pubertas betina 34-38 hari  Kedewasaan social 160-180 hari  Menopause 450-540 hari Reproduksi  Siklus estrus 4-6 hari  Kehamilan 21-22 hari  Keturunan 6-14 keturunan Maksimum menghasilkan susu 12-14 ari pasca melahirkan

2.6.3. Kehamilan Tikus Putih Rattus norvegicus

Estrus atau birahi adalah suatu periode secara psikologis maupun fisiologis yang berarti bersedia menerima pejantan untuk kopulasi. Periode atau masa dari permulaan periode birahi ke periode birahi berikutnya disebut dengan siklus estrus yang berlangsung selama enam hari. Siklus estrus dibedakan menjadi lima fase yaitu proestrus, estrus, metestrus I, metestrus II dan diestrus. Setiap fase ini dapat diketahui dengan pemeriksaan apus vagina Akbar, 2010. Pada fase estrus, kopulasi tikus terjadi umumnya pada malam hari, betina akan mulai birahi pada pukul 16.00 sampai pukul 22.00 pada hari ketika oles vagina menunjukkan stadium proestrus. Pada tikus terjadinya kopulasi ditandai dengan adanya sumbat vagina yang merupakan air mani yang menggumpal vagina plug pada liang vagina yang dapat diamati selama 16-48 jam. Ketika terjadi kopulasi maka sperma akan bergerak menuju ampula dengan lama perjalanan ± 15 menit. Fertilisasi pada tikus akan terjadi 7-10 jam sesudah kopulasi. Setelah itu embrio akan mencapai stadium blastula dalam waktu 3-4,5 hari Akbar, 2010. Implantasi dimulai dengan menempelnya trofoblas yang menutupi “inner cell mass” pada dinding uterus. Pada mencit dan tikus implantasi terjadi pada hari kebuntingan keempat sampai keenam. Implantasi pada tikus termasuk implantasi eksentrik yaitu blastosis bersarang pada kripta atau lipatan selaput lendir rahim. Pada manusia yang terjadi adalah implantasi profundal atau insterstisial, yaitu adanya blastosis yang menembus lapisan epitel selaput lendir rahim, sehingga embrio berkembang dalam endometrium. Lama kebuntingan pada tikus adalah sekitar 21-23 hari Akbar, 2010. Gambar 4. Apusan Vagina Tikus Setelah Kopulasi Anggadiredja et al, 2006

2.6.4. Embriologi Tikus Putih Rattus norvegicus

Proses pertumbuhan dan perkembangan fetus tikus dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Embriologi Tikus Putih Rattus norvegicus Witschi Dittmer, 1962 Standar Tahapan Witschi Usia hari Ukuran mm Identifikasi Tahapan Pembelahan dan blastula 1 1 0,07 1 sel dalam saluran telur 2 2 0,08 x 0,06 2 sel dalam saluran telur 3 3 0,08 x 0,05 4 sel dalam saluran telur 4 3,5 8-12 sel dalam saluran telur 5 3,25 0,08 x 0,04 Morula dalam rahim 6 4 0,08 x 0,03 Blastokista awal dalam rahim 7 5 0,12 x 0,05 Blastokista bebas dalam rahim Gastrula 8 6 0,28 x 0,07 Implantasi blastokista dengan sel trofoblas dan masa sel dalam, hasil dari endoderm hipoblas 9 6,75 Diplotrophoblas, massa sel dalam ditutup dengan endoderm 10 7,25 0,3 x 0,1 Menuju implantasi lengkap, mudigah berdiferensiasi ke dalam dan ke luar embrio 11 7,75 0,5 x 0,1 Implantasi komplit, terbentuk kista amnion primer, terbentuk kerucut ectoplacental Garis Primitif 12 8,5 1,04 x 0,26 Adanya hubungan antara rongga amnion dan ektokorionik, hilangnya lipatan amnion, muncul garis primitive, awal pembentukan 3 lapisan mudigah, lempeng jantung dan pericardium Neurulasi 13 9 1,0 Presomite neurula, fusi lipatan dan tangkai korio-amnion, terbentuk lempeng saraf dan tunas tangkai allantois, 14 9,5 1,5 Somites 1-4 oksipital, lapisan mudigah dengan 3 rongga kista ektokorionik, excocoelom, dan rongga amnion, kista ektokorionik hancur, tangkai allantois menuju ke excocoelom 15 10 2 Somites 5-12 servikal, terbentuk lengkung visceral ke-1, kista ektokoroinik menyatu