Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa ini bisa memperkaya kosa kata siswa berhubungan dengan penggunaan
bahasa Jawa dalam keseharian. Selain itu siswa dapat berimajinasi melalui video yang ditayangkan sehingga memudahkan siswa dalam memahami
maksud dan isi dari video tersebut, dengan begitu siswa dapat memperagakan isi video dengan tepat. Keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa juga
akan terangsang dengan adanya video pembelajaran berbahasa Jawa. Keberadaan media audiovisual ini juga menjadikan siswa lebih tertarik
terhadap pembelajaran karena memperoleh contoh konkret yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
2.1.9 Penerapan Metode Role Playing berbasis Media Audiovisual dalam
Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Ragam Krama
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa video pembelajaran film
animasi berbahasa Jawa, teks dialog dalam film animasi, LCD, laptop, dan speaker aktif
2. Guru menyiapkan skenario pembelajaran
3. Guru membagi teks dialog dalam video yang akan diputar
4. Siswa diminta mempelajari skenario yang telah dibagikan baik
pelafalan, intonasi maupun ekspresi 5.
Guru memutarkan video animasi berbahasa Jawa 6.
Siswa memperhatikan dan menyimak video yang diputar dengan seksama
7. Siswa menirukan skenario yang ada dalam video sesuai teks dialog
yang telah diberikan secara bersama- sama 8.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 9.
Masing- masing kelompok melakonkan skenario video animasi yang telah dipelajarinya
10. Kelompok yang tidak maju mengamati kelompok pelakon
11. Guru melakukan penilaian individu dan kelompok
12. Guru merefleksi tampilan siswaSuyatno, 2009: 70
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap metode Role Playing dalam meningkatkan pembelajaran.
Adapun hasil penelitian tersebut adalah: Baiti 2011 dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Role Playing pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 02 Kota Semarang, hasil penelitian menunjukkan
model pembelajaran role playing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Keterampilan guru pada siklus I dengan persentase 72,5 dalam kategori
baik, siklus II dengan persentase 80 dalam kategori baik, dan siklus III dengan persentase 90 dalam kategori sangat baik. Aktivitas siswa
mengalami peningkatan persentase pada tiap siklusnya. Siklus I 66 dengan kategori baik, siklus II sebanyak 75 dengan kategori baik, dan siklus III naik
menjadi 87 dengan kategori sangat baik. Sedangkan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I sebanyak 64,16 dalam kategori cukup,