2.3 Kerangka Berpikir
KONDISI AWAL
Siswa : 1.
Keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa ragam krama rendah
2. Keterampilan mengajar guru masih rendah
3. Guru belum melakukan variasi dalam
pembelajaran 4.
Masih banyak siswa yang kurang aktif dan hasil belajar yang rendah keterampilan
berbicara bahasa Jawa. 5.
Pemanfaatan media pembelajaran masih kurang.
PELAKSANAAN TINDAKAN
Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing berbasis media audiovisual :
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa video
pembelajaran film animasi berbahasa Jawa, teks dialog dalam film animasi, LCD, laptop, dan speaker aktif
2. Guru menyiapkan teks dialog yang terdapat dalam video
pembelajaran 3.
Siswa mempelajari skenario dialog yang telah dibagikan baik pelafalan, intonasi maupun ekspresi
4. Guru memutarkan film animasi berbahasa Jawa
5. Siswa memperhatikan dan menyimak film yang diputar
6. Siswa menirukan skenario yang ada dalam film sesuai teks
dialog yang telah diberikan 7.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 8.
Masing- masing kelompok melakonkan skenario film animasi yang telah dipelajarinya.
1. Keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa
ragam krama menjadi meningkat. 2.
Keterampilan guru dalam mengajar sudah mengalami peningkatan.
3. Keaktifan siswa pada pembelajaran meningkat, siswa
bisa belajar lebih efektif atau mendalam, suasana. 4.
Guru juga sudah menerapkan variasi dalam pembelajaran
5. Guru sudah menggunakan media pembelajaran untuk
membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.
KONDISI AKHIR
Proses pembelajaran bahasa Jawa khususnya keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama di SDN Gisikdrono 03 masih didominasi dengan
pembelajaran konvensional, dimana guru kurang bervariasi dalam menerapkan metode dan media pembelajaran. Dalam pembelajaran keterampilan berbicara
guru lebih banyak menggunakan metode demonstrasi tanpa adanya pemanfaatan media yang sesuai, sehingga proses pembelajaran menjadi tidak
menarik dan kurang menyenangkan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar dan terlihat pasif. Ketidakaktifan siswa
menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap materi yang diberikan oleh guru. Keterampilan berbicara yang merupakan salah satu kompetensi yang
harus dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa. Masalah yang terjadi diatas berdampak pada rendahnya keterampilan siswa dalam berbicara
bahasa Jawa ragam krama. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kompetensi berbicara bahasa Jawa ragam krama, guru menerapkan metode
role playing berbasis media audiovisual. Kelebihan metoderole playing yaitu: 1 Siswa melatih dirinya
memahami dan mengingat bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan terutama untuk materi
yang harus diperankannya; 2 Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran, para pemain dituntut untuk
mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia; 3 Bakat yang terdapat pada diri siswa dapat di pupuk sehingga dimungkinkan akan
mucul atau tumbuh bibit seni peran di sekolah; 4 Kerjasama antar pemain
dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya; 5 Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya;
6 Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain. Djamarah dan Zain, 2006: 100. Selain menerapkan
metode role playing, keterampilan siswa juga dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audiovisual. Fungsi dari media audiovisual adalah: 1
Memberikan pengalaman belajar secara visual, maupun secara audial; 2 Menumbuhkan minat peserta didik terhadap pelajaran; 3 Memudahkan
pemahaman dan pengertian tentang suatu konsep kejadian serta keterampilan. Dengan mengaplikasikan metode role playing berbasis media
audiovisual keaktifan siswa pada pembelajaran meningkat dan siswa bisa belajar lebih efektif atau mendalam, suasana dan pengalaman belajar
bervariasi sehingga siswa tidak cepat merasa bosan. Dengan meningkatnya keaktifan siswa, maka hasil belajar siswa dalam kaitannya dengan kompetensi
berbicara menjadi meningkat.
2.4 Hipotesis Tindakan