E. Pemilihan Perlakuan Terbaik Dengan Metode Pembobotan
Penentuan perlakuan terbaik produk hand and body cream jahe ini dilakukan dengan menggunakan metode pembobotan. Cara yang dilakukan
adalah dengan membobot karakteristik yang tidak tercantum dalam standar dan uji kesukaan panelis terhadap produk yang dihasilkan. Metode
pembobotan ini mengacu pada metode pembobotan yang dilakukan pada penelitian sebelumnya. Nilai kepentingan untuk setiap karakteristik produk
diberi skala 1 – 5 5 = paling penting, 4 = penting, 3 = biasa, 2 = tidak penting, 1 = paling tidak penting. Bobot untuk setiap karakteristik diberikan dengan
cara membandingkan antara nilai kepentingan masing-masing karakteristik dengan total nilai kepentingan dari keseluruhan karakteristik yang diuji.
Pembobotan untuk kepentingan setiap karakteristik disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pembobotan kepentingan karakteristik hand and body cream jahe
a
Parameter Pertimbangan kepentingan
Nilai Bobot
1. Objektif a.
pH Parameter yang menentukan mutu
cream menurut SNI 16-4399-1996
5 0.1163 b. Bobot jenis
Parameter yang menentukan mutu cream
menurut SNI 16-4399-1996 5 0.1163
c. Total
cemaran mikroba
Parameter yang menentukan mutu cream
menurut SNI 16-4399-1996 5 0.1163
d. Ukuran dan distribusi globula Menunjukkan sistem emulsi secara mikro dan kestabilan emulsi
5 0.1163 2. Subjektif
a. Homogenitas Menentukan keseragaman tekstur
4 0.093
b. Warna Daya tarik hand and body cream 4
0.093 c. Bau
Daya tarik hand and body cream 3 0.0698
d. Kemudahan menyebar Menunjukkan
kemudahan dalam
pengolesan 4 0.093
e. Kesan lengket Kesan kurang baik dari hand and body
cream 3 0.0698
f. Rasa hangat Kesan yang diharapkan dirasakan
setelah pengolesan hand and body cream
pada kulit 5 0.1163
Total 43 1
a
sumber : Oktavianti 2004 Nilai bobot kemudian dikalikan dengan nilai rangking dari nilai hasil
pengujian dengan skala 1 – 3 terdapat tiga perlakuan. Total nilai hasil
perkalian antara nilai bobot dengan nilai rangking merupakan nilai akhir yang akan digunakan untuk menentukan perlakuan terbaik. Nilai perhitungan
pembobotan dapat dilihat pada Lampiran 16. Nilai hasil perkalian antara nilai bobot dengan nilai hasil pengujian disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai hasil perkalian antara nilai bobot dengan nilai hasil pengujian
Parameter Bobot
Nilai Golongan MAJ 5
P1 MAJ 10
P2 MAJ 15
P3 N B N B N B
1. objektif a. pH
0.1163 1 0.1163 2 0.2326 3 0.3489
b. Densitas 0.1163
1 0.1163 2 0.2326 3 0.3489 c.Total
cemaran mikroba
0.1163 2 0.2326 2 0.2326 2 0.2326
d. Ukuran dan distribusi globula 0.1163 1
0.1163 2
0.2326 3
0.3489 2. Subjektif
a. Homogenitas
0.093 1 0.093 3 0.279 2 0.186 b.
Warna 0.093 1 0.093 2 0.186 3 0.279
c. Bau
0.0698 1 0.0698 3 0.2094 2 0.1396
d. Kemudahan menyebar 0.093 1 0.093 3 0.279 2 0.186
e. Kesan lengket 0.0698
2 0.1396 3 0.2094 1 0.0698 f.
Rasa hangat
0.1163 3 0.3489 2 0.2326 1 0.1163
Total 1.0001
1.4188 2.3258 2.256
Keterangan : MAJ 5
= Cream dengan konsentrasi minyak atsiri jahe 5 MAJ 10
= Cream dengan konsentrasi minyak atsiri jahe 10 MAJ 15
= Cream dengan konsentrasi minyak atsiri jahe 15 B
= Nilai perkalian antara bobot dengan nilai pengujian N
= Nilai
rangking Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hand and body cream jahe
dengan penambahan minyak atsiri jahe sebesar 5 Perlakuan 1 merupakan perlakuan yang terbaik. Hal ini ditunjukan dengan nilai total perkalian antara
bobot dengan nilai pengujian yang terkecil yaitu 1.4188. Pada perlakuan yang ditambahkan minyak atsiri jahe sebesar 10, memiliki nilai total perkalian antara
bobot dengan nilai pengujian sebesar 2.3258 dan pada perlakuan dengan penambahan minyak atsiri jahe sebesar 15, produk hand and body cream jahe
memiliki nilai total perkalian antara bobot dengan nilai pengujian sebesar 2.256.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Konsentrasi penambahan minyak atsiri jahe terbaik pada produk hand and body
cream jahe didapatkan pada penambahan konsentrasi minyak sebanyak 5 dengan nilai hasil pembobotan sebesar 1.4188. Karakteristik
produk hand and body cream dengan perlakuan terbaik ini memiliki nilai pH sebesar 5.86, bobot jenis sebesar 0.729, dan total cemaran mikroba yang
negatif. Tetapi ukuran globula yang terbentuk masih besar dan jarak antar globula masih lebar. Dari hasil uji hedonik, didapatkan nilai persentase panelis
yang suka terhadap homogenitas produk hand and body cream jahe dengan perlakuan terbaik adalah 70, warna 80, bau 56.67, mudah menyebar
40, kesan lengket di tangan 30, dan rasa hangat di kulit 26.67. Nilai persentase penerimaan panelis yang suka terhadap homogenitas
keseluruhan produk hand and body cream yang dihasilkan adalah P1 70, P2 40, dan P3 60; warna produk adalah P1 80, P2 63.33, dan P3 60;
bau produk adalah P1 56.67, P2 33.34, dan P3 40; kemudahan menyebar adalah P1 40, P2 33.33, dan P3 36.67; rasa lengket di kulit
adalah P1 30, P2 26.67, dan P3 30; dan rasa hangat di kulit adalah P1 26.67, P2 26.67, dan P3 40. Semua uji berada dalam rentang nilai netral
hingga suka.
B. SARAN
Sebaiknya dalam proses pembuatan menggunakan alat homogenizer agar semua komponen penyusun hand and body cream dapat bercampur
dengan baik dan globula yang dihasilkan akan lebih halus dan rapat, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih stabil. Selain itu, bahan baku yang
digunakan sebaiknya oleoresin jahe agar rasa hangat dari produk dapat terasa.
DAFTAR PUSTAKA
Anatomical Chart Co. 1995. The World’s Best Anatomical Charts. Point Of View, Inc.
Anonim. 1999. Pedoman Penerapan Jaminan Mutu Terpadu Jahe. Badan Agribisnis. Departemen Pertanian.
Anonim. 1999. Plant Resources Of South East Asia 13 SPICES. PROSEA Foundation, Bogor. Indonesia.
Anonim. 2006. Polytehylene Glicol. http: www. Chemicalland 21.comindustrial chemorganicPOLYETHYLENE 20 Glycol. Htm. 27 November 2006.
Balsam, M. S. 1972. Cosmetics Science and Technology. John Wiley And Sons, Inc. United States of America.
Budavary, Susan editor. 1996. The Merck Index Twelfth Edition. Merck Co., INC. New Jersey.
Departemen Kesehatan R. I. 1978. Formularium Indonesia. Edisi II. Jakarta. Dickes G. J. dan P. V. Nicholas. 1976. Gas Chromatography In Food Analysis,
Butterwoods., London Boston. Fardiaz, S. 1989. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. IPB Press. Bogor.
Farrel, K. T. 1985. Spices, Condiments and Seasoning. The Avi Publishing Company Inc. Westport Connecticut, Daytona Beach. Florida.
Guenther, E. 1952. The Essential Oils. Van Nostrand Company. Inc., New York 5 : 106-120.
Hayati, E. K. 2005. Pemilihan Metode Pemisahan Untuk Penentuan Konsentrasi Gingerol dan Pola Respon Fourier Transform Infrared Pada Rimpang Jahe
Emprit Zingiber officinale Roscoe. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hill, A. F. 1952. Economic Botany. Mc Graw-Hill Book Company, Inc., New York.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. UI Press, Jakarta Koswara. S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar harapan, Jakarta.
Mardiah, L. 2002. Aplikasi Gelatin Tipe A dari Kulit Sapi Pada Produk Hand and Body Cream
. Teknologi Industri Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Martha Tilaar Innovation Center. 2002. Budidaya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mcneely, W. H., dan Kenneth S. Kang. Xanthan and Some Other Biosynthetic Gums. Industrial Gums Polysaccharides and Their Derivatives. Academic
Press. New York, San Francisco, London. A Subsidiary of Harcourt Brace Jovanovich, Publishers.
Mitsui, T. 1997. New Cosmetics Science. Elsevier, Tokyo. Oktavianti, Dwi. 2004. Aplikasi Gel Lidah Buaya Aloe Vera pada Produk Hand
and Body Cream . Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Paimin, F. B dan Murhananto. 1999. Budidaya, Pengolahan, dan Perdagangan
Jahe. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Rismunandar. 1988. Rempah – Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Sinar Baru.
Bandung. Rumphius dalam K. Heyne. 1988. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Badan Litbang
Kehutanan Jakarta. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta. Santosa, D., D. Gunawan. 2002. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit.
Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Schmitt, W. H. 1996. Skin-Care Product. In Williams, D. F. and W. H. Schmitt
Eds. 1996. Chemistry and Technology of Cosmetics and Toiletries Industry, 2
nd
Ed. Blackie Academic and Professional, London. SNI. 16. 4399. 1996. Sediaan Tabir Surya. Dewan standarisasi Nasional, Jakarta.
Soeryati, S. 1985. Sediaan Kosmetika. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sondari, D. 2007. Sintesis dan Aplikasi Polimer Kationik Alami Pada Sistem
Mikroemulsi Skin Lotion. Sekolah Pascasarjana. IPB, Bogor. Suryani, A., Illah Sailah dan Erliza Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan
Teknologi Industri Pertanian. FATETA. IPB. Bogor.
Warta Konsumen. 1987. Wanita Korban Kosmetik. Edisi tahun XI No. 130.1983. hlm. 6 dan 23.
Warta Kosmetik. 1995. Sedian Farmasi Edisi Tahun XIX No. 2351995. Hal 22- 23.
Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit Universitas Indonesia UI-Press, Jakatra.
Lampiran 1. Prosedur analisis hand and body cream jahe A.
Uji Fisik 1.
pH Sebanyak satu gram sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
dilarutkan dalam 10 ml aquades dan didiamkan selama 30 menit, kemudian diukur derajat keasamannya dengan pH meter.
2. Densitas Kamba
Tabung plastik kecil yang kosong ditimbang A1, kemudian tabung plastik tersebut diisi dengan sampel sampai penuh setelah itu ditimbang A2.
Gelas ukur diisi dengan aquades secukupnya B1. Sampel A2 kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah diisi dengan aquades tersebut.
Kemudian dilihat kenaikan air dalam gelas ukur B2. Densitas kamba =
1 2
1 2
B B
A A
− −
3. Total Cemaran Mikroba
Secara aseptis ditimbang satu gram sampel dan kemudian dimasukkan larutan pengencer garam fisiologis dan dikocok. Pengenceran
sampai 10
-2
. sebanyak 1 ml dari sampel diinokulasi pada cawan petri yang sudah dituang media PCA. Cawan petri dibiarkan membeku. Inokulasi
dilakukan pada suhu kamar selama 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dicatat sebagai total mikroba.
B. Uji Kesukaan
Uji kesukaan atau uji hedonik merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Uji kesukaan bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan
panelis terhadap produk hand and body cream yang dihasilkan dengan cara meraba produk dengan ujung jari kemudian mengoleskannya ke tangan,
mencium dengan hidung, dan melihat produk. Dalam uji ini panelis diminta untuk menilai produk sesuai dengan
tingkat kesukaan dan ketidaksukaannya terhadap produk hand and body cream dengan skala numerik, 1 adalah sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 netral, 4
suka, dan 5 sangat suka. Hal-hal yang diuji meliputi homogenitas, warna, bau, kesan lengket di tangan, dan rasa hangat pada kulit.
Lampiran 2. Kuisioner untuk uji hedonik UJI HEDONIK HAND AND BODY CREAM JAHE
No. :
Nama :
Tanggal :
Contoh : hand and body cream jahe
Instruksi : oleskan krim jahe ke tangan anda pada tempat yang berbeda
dan berikan penilaian dalam tabel berikut : Parameter
Kode A B C D E F
1. Homogenitas
2. Warna
3. Aroma
4. Kemudahan
menyebar 5. Kesan lengket dikulit
6. Rasa hangat dikulit Nilai : 1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka 3 = netral
4 = suka 5 = sangat suka
Urutkan kode sesuai dengan rangkingnya berdasarkan kesukaan akan semua parameter diatas :
Rangking Kode Rangking Kode 1
4 2
5 3
6
Lampiran 3a. Rekapitulasi data hasil analisis pH hand and body cream jahe Taraf
Ulangan 1 Ulangan 2
P1 5.87 5.85 P2 5.76 5.82
P3 5.68 5.65 Pembanding
7.03
Lampiran 3b. Rekapitulasi data hasil analisis densitas hand and body cream jahe Taraf Ulangan
1 gml
Ulangan 2 gml
P1 0.6915 0.7683 P2 0.747 0.747
P3 0.737 0.737 Pembanding 0.668
Lampiran 4. Rekapitulasi data hasil uji kesukaan terhadap homogenitas hand and body cream
jahe
Panelis Perlakuan
P1 P2 P3 1 4
2 2
2 4 4
4 3 4
4 4
4 5 3
5 5 3
2 4
6 4 3
2 7 4
3 3
8 2 4
2 9 4
3 3
10 3 3
3 11 4
5 4
12 2 3
3 13 4
3 4
14 4 4
5 15 5
4 4
16 4 3
3 17 2
2 4
18 4 2
2 19 3
3 3
20 5 3
4 21 4
4 4
22 4 4
4 23 4
4 4
24 4 4
4 25 4
4 4
26 5 4
5 27 3
3 3
28 3 2
3 29 4
2 4
30 3 3
4 Jumlah 112
97 107
Rata-rata 3.73 3.23
3.57 Presentase 35.44
30.70 33.86
Keterangan : P1 = minyak jahe 5
P2 = minyak jahe 10 P3 = minyak jahe 15
Lampiran 5. Hasil uji Kruskal Walis untuk uji hedonik panelis terhadap homogenitas produk hand and body cream jahe akibat pengaruh
konsentrasi minyak atsiri jahe yang ditambahkan Perlakuan
Jumlah panelis Median
Rata-rata rangking P
P1 30 4.000
52.1 0.054
P2 30 4.000
37.3 P3 30
3.000 47.2
Total 90 45.5
Lampiran 6. Rekapitulasi data hasil uji kesukaan terhadap warna hand and body cream
jahe
Panelis Perlakuan
P1 P2 P3 1 4
4 4
2 4 4
4 3 4
4 4
4 3 4
3 5 4
3 4
6 4 4
3 7 4
3 3
8 4 4
4 9 3
3 3
10 4 4
4 11 5
5 5
12 4 5
3 13 3
5 3
14 4 3
4 15 4
4 4
16 4 4
3 17 4
3 3
18 4 4
4 19 4
3 3
20 4 2
4 21 4
4 4
22 4 4
4 23 4
4 4
24 3 4
3 25 4
4 4
26 5 4
4 27 3
3 2
28 4 3
3 29 4
3 4
30 3 2
4 Jumlah 116
110 108
Rata-rata 3.87 3.67
3.6 Persentase 34.73
32.93 32.34
Keterangan : P1 = minyak jahe 5
P2 = minyak jahe 10 P3 = minyak jahe 15
Lampiran 7. Hasil uji Kruskal Walis untuk uji hedonik panelis terhadap warna produk hand and body cream jahe akibat pengaruh konsentrasi
minyak atsiri jahe yang ditambahkan Perlakuan
Jumlah panelis Median Rata-rata rangking
P P1 30
4.000 50.9
0.240 P2 30
4.000 44.2
P3 30 4.000
41.3 Total 90 45.5
Lampiran 8. Rekapitulasi data hasil uji kesukaan terhadap bau hand and body cream
jahe
Panelis Perlakuan
P1 P2 P3 1 4
3 3
2 4 2
2 3 2
3 3
4 2 3
4 5 4
5 3
6 3 2
3 7 3
3 4
8 2 3
3 9 3
2 3
10 2 4
3 11 4
2 4
12 3 3
3 13 4
3 2
14 2 1
3 15 2
2 2
16 4 4
4 17 4
3 4
18 4 4
4 19 4
3 1
20 4 3
4 21 4
4 2
22 4 2
2 23 4
4 4
24 3 3
4 25 4
4 4
26 4 4
3 27 4
4 1
28 4 3
3 29 3
5 4
30 3 2
4 Jumlah 101
93 93
Rata-rata 3.37 3.1
3.1 Persentase 35.20
32.40 32.40
Keterangan : P1 = minyak jahe 5
P2 = minyak jahe 10 P3 = minyak jahe 15
Lampiran 9. Hasil uji Kruskal Walis untuk uji hedonik panelis terhadap bau produk cream jahe akibat pengaruh konsentrasi minyak atsiri jahe
yang ditambahkan Perlakuan
Jumlah panelis Median Rata-rata rangking
P P1 30
4.000 50.7
0.359 P2 30
3.000 42.2
P3 30 3.000
43.6 Total 90 45.5
Lampiran 10. Rekapitulasi data hasil uji kesukaan terhadap kemudahan menyebar hand and body cream
jahe
Panelis Perlakuan
P1 P2 P3 1 4
3 3
2 3 4
4 3 3
3 3
4 4 4
4 5 2
4 2
6 3 3
3 7 3
4 3
8 2 3
3 9 2
2 3
10 3 3
3 11 2
2 3
12 5 3
3 13 4
4 3
14 2 3
4 15 3
3 3
16 4 4
4 17 4
3 3
18 4 4
3 19 4
3 2
20 4 3
4 21 4
4 4
22 2 1
2 23 4
4 4
24 3 3
4 25 4
3 4
26 3 3
2 27 3
3 3
28 3 2
2 29 3
4 4
30 2 3
4 jumlah 96
95 96
rata-rata 3.2 3.17
3.2 persentase 33.45
33.10 33.45
Keterangan : P1 = minyak jahe 5
P2 = minyak jahe 10 P3 = minyak jahe 15
Lampiran 11. Hasil uji Kruskal Walis untuk uji hedonik panelis terhadap kemudahan menyebar produk hand and body cream jahe akibat
pengaruh konsentrasi minyak atsiri jahe yang ditambahkan Perlakuan
Jumlah panelis Median Rata-rata rangking
P P1 30
3.000 45.6
0.996 P2 30
3.000 45.2
P3 30 3.000
45.7 Total 90 45.5
Lampiran 12. Rekapitulasi data hasil uji kesukaan terhadap kesan lengket di kulit hand and body cream
jahe Panelis
Perlakuan P1 P2 P3
1 3 2
3 2 3
3 4
3 1 3
2 4 2
3 4
5 3 4
2 6 3
3 3
7 4 3
3 8 3
2 3
9 2 3
2 10 2
3 3
11 4 4
4 12 5
3 3
13 4 4
4 14 2
3 3
15 3 2
2 16 3
4 3
17 3 4
3 18 4
2 3
19 4 4
4 20 4
3 2
21 3 3
3 22 2
1 2
23 4 4
4 24 3
3 4
25 4 3
4 26 2
2 3
27 3 3
3 28 3
2 3
29 2 4
4 30 2
3 3
Jumlah 90 90
93 Rata-rata 3
3 3.1
Persentase 32.97 32.97
34.06 Keterangan :
P1 = minyak jahe 5 P2 = minyak jahe 10
P3 = minyak jahe 15
Lampiran 13. Hasil uji Kruskal Walis untuk uji hedonik panelis terhadap kesan lengket produk cream jahe akibat pengaruh konsentrasi minyak
atsiri jahe yang ditambahkan Perlakuan
Jumlah panelis Median Rata-rata rangking
P P1 30
3.000 44.3
0.875 P2 30
3.000 44.8
P3 30 3.000
47.4 Total 90 45.5
Lampiran 14. Rekapitulasi data hasil uji kesukaan terhadap rasa hangat di kulit hand and body cream
jahe
Panelis Perlakuan
P1 P2 P3 1 2
2 2
2 4 3
4 3 1
2 2
4 4 4
4 5 3
2 2
6 2 3
3 7 4
4 3
8 2 2
3 9 3
4 3
10 3 4
3 11 3
3 3
12 3 3
5 13 4
3 4
14 2 3
4 15 2
2 2
16 3 2
5 17 2
3 4
18 2 2
2 19 2
1 2
20 4 3
4 21 4
3 3
22 2 4
4 23 4
4 4
24 3 4
3 25 4
3 4
26 2 3
3 27 3
3 3
28 2 2
2 29 2
4 3
30 2 2
4 Jumlah 83
87 97
Rata-rata 2.77 2.9
3.23 Persentase 31.09
32.58 36.33
Keterangan : P1 = minyak jahe 5
P2 = minyak jahe 10 P3 = minyak jahe 15
Lampiran 15. Hasil uji Kruskal Walis untuk uji hedonik panelis terhadap rasa hangat produk hand and body cream jahe akibat pengaruh
konsentrasi minyak atsiri jahe yang ditambahkan Perlakuan
Jumlah panelis Median Rata-rata rangking
P P1 30
3.000 40.1
0.149 P2 30
3.000 44.1
P3 30 3.000
52.3 Total 90 45.5
Lampiran 16. Nilai perhitungan bobot uji kesukaan A. Nilai perhitungan bobot homogenitas
Konsentrasi Minyak Atsiri 5 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 0
2 3 10
10 3 6
20 30
4 17 56.67 86.67
5 4 13.33 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 10 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 0
2 6 20
20 3 12
40 60
4 11 36.67 96.67
5 1 3.33
100 Total 30
100 Konsentrasi Minyak Atsiri 15
Skala Frekuensi Kumulatif
1 0 2 4 13.33
13.33 3 8 26.67
40 4 15
50 90
5 3 10
100 Total 30
100
Perlakuan Jumlah Panelis
Tidak suka Netral
Suka MJ 5
10 20
70 MJ 10
20 40
40 MJ 15
13.33 26.67
60 B. Nilai perhitungan bobot warna
Konsentrasi Minyak Atsiri 5 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 0
2 0 3 6
20 20
4 22 73.33 93.33
5 2 6.67
100 Total 30
100 Konsentrasi Minyak Atsiri 10
Skala Frekuensi Kumulatif
1 0 2 2
6.67 6.67
3 9 30
36.67 4 16 53.33
90 5 3
10 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 15 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 0
2 1 3.33
3.33 3 11 36.67
40 4 17 56.67
96.67 5 1
3.33 100
Total 30 100
Perlakuan Jumlah Panelis
Tidak suka Netral
Suka MJ 5
20 80
MJ 10 6.67
30 63.33
MJ 15 3.33
36.67 60
C. Nilai perhitungan bobot bau Konsentrasi Minyak Atsiri 5
Skala Frekuensi Kumulatif
1 0 2 6
20 20
3 7 23.33 43.33
4 17 56.67 100
5 0 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 10 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 1
3.33 3.33
2 7 23.33 26.66
3 12 40
66.66 4 8 26.67
93.33 5 2
6.67 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 15 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 2
6.67 6.67
2 5 16.67 23.34
3 11 36.66 60
4 12 40
100 5 0
100 Total 30
100 Perlakuan
Jumlah Panelis Tidak suka
Netral Suka
MJ 5 20
23.33 56.67
MJ 10 26.66
40 33.34
MJ 15 23.34
36.66 40
D. Nilai perhitungan bobot kemudahan menyebar Konsentrasi Minyak Atsiri 5
Skala Frekuensi Kumulatif
1 0 2 7 23.33
23.33 3 11 36.67
60 4 11 36.67
96.67 5 1
3.33 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 10 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 1
3.33 3.33
2 3 10
13.33 3 16 53.33
66.66 4 10 33.33
99.99 5 0
100 Total 30
100 Konsentrasi Minyak Atsiri 15
Skala Frekuensi Kumulatif
1 0 2 5 16.67
16.67 3 14 46.67
63.34 4 11 36.67
100.01 5 0
100 Total 30
100
Perlakuan Jumlah Panelis
Tidak suka Netral
Suka MJ 5
23.33 36.67
40 MJ 10
13.33 53.33
33.33 MJ 15
16.67 46.67
36.67 E. Nilai perhitungan bobot kesan lengket
Konsentrasi Minyak Atsiri 5 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 1
3.33 3.33
2 8 26.67 30
3 12 40
70 4 8 26.67
96.67 5 1
3.33 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 10 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 1
3.33 3.33
2 6 20
23.33 3 15
50 73.33
4 8 26.67 100
5 0 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 15 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 0
2 6 20
20 3 15
50 70
4 9 30
100 5 0
100 Total 30
100 Perlakuan
Jumlah Panelis Tidak suka
Netral Suka
MJ 5 30
70 30
MJ 10 23.33
50 26.67
MJ 15 20
50 30
F. Nilai perhitungan bobot rasa hangat Konsentrasi Minyak Atsiri 5
Skala Frekuensi Kumulatif
1 1 3.33
3.33 2 13 43.33
46.66 3 8 26.67
73.33 4 8 26.67
100 5 0
100 Total 30
100
Konsentrasi Minyak Atsiri 10 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 1
3.33 3.33
2 9 30
33.33 3 12
40 73.33
4 8 26.67 100
5 0 100
Total 30 100
Konsentrasi Minyak Atsiri 15 Skala Frekuensi
Kumulatif 1 0
2 7 23.33 23.33
3 11 36.67 60
4 10 33.33 93.33
5 2 6.67
100 Total 30
100 Perlakuan
Jumlah Panelis Tidak suka
Netral Suka
MJ 5 46.66
26.67 26.67
MJ 10 33.33
40 26.67
MJ 15 23.33
36.67 40
114
Lampiran 17. Hasil Kromatografi Gas Minyak Jahe
Area Percent Report
116
APLIKASI MINYAK JAHE Zingiber officinale PADA PEMBUATAN
HAND AND BODY CREAM
Oleh ASRI PATMARANI
F34103019
2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
APLIKASI MINYAK JAHE Zingiber officinale PADA PEMBUATAN
HAND AND BODY CREAM
JURNAL PENELITIAN Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh ASRI PATMARANI
F34103019
2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
APLIKASI MINYAK JAHE Zingiber officinale PADA PEMBUATAN
HAND AND BODY CREAM
JURNAL PENELITIAN Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh ASRI PATMARANI
F34103019 Dilahirkan pada tanggal 4 Agustus 1985
Di Rangkasbitung Tanggal lulus : 3 Oktober 2007
Menyetujui, Bogor, 3 Oktober 2007
Drs. Chilwan Pandji. Apt. MSc. Ir. Suryatmi Retno Dumadi, MS
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
APLIKASI MINYAK JAHE Zingiber officinale PADA PEMBUATAN
HAND AND BODY CREAM
1
Asri patmarani
2
, Chilwan Pandji
3
, Suryatmi Retno Dumadi
4 1
Bagian dari Bagian dari skripsi yang disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian dan Ujian akhir S1 Teknologi Industri Pertanian IPB
2
Mahasiswa S1 Teknologi Industri Pertanian IPB
3
Staf Pengajar pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB
4
Peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta ABSTRACT
Ginger is one of kind of spices that many cultivation in Indonesia. It have various function in use. Ginger can be use for cooking flavours, materials for beverages, and medicines.
For foods and beverages, it can be make as sweetened ginger, cookies, mixed ginger drink and anothers. For medicines, it can be use for treat some of illness like painful, injury, feel loathing,
aroma therapy, and so on.
Many people use the ginger for medicine in traditional method and its exactly troublesome. So necessary the simple methode for use the ginger as a medicine, that is to make
ginger in cream form. Cream is one of emultion system, that materials composer in water phase and oil phase which blended by emusifier.
The purpose of this research is to be obtain the best of ginger oil concentration in order to create the hand and body cream product, to observe the characteristic and the customer
acceptance. The concentration of the ginger oil that use is 5, 10, and 15. The value of pH hand and body cream is variant about 5.67 – 5.86, that is allowable by
normally pH of skin and SNI requirement. The density is average from 0.729 – 0.747, this value is not yet allowable for SNI requirement. All cream exhibits negative value of TPC.
According the heaviness tests the best ginger oil concentration for hand and body cream product is 5 with weight value about 1.4188. This product has pH value 5.86, density
0.7299, negative microbe filthy, product homogeneity 70, colour 80, odor 56.67, easily to spread 40, sticky impression 30, and warm impression 26.67.
Keywords : ginger, cream, emulsifier
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam baik
flora maupun faunanya. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki adalah keanekaragaman
rempah-rempah yang tumbuh tersebar di negara yang memiliki julukan Zamrud
Khatulistiwa ini. Rempah-rempah banyak digunakan sebagai bahan baku pada
pembuatan jamu, bahan tambahan pada makanan, dan tidak sedikit rempah-rempah
yang dapat digunakan untuk pengobatan.
Jahe merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak dibudidayakan
di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim di Indonesia sangat sesuai untuk pertumbuhan
jahe, sehingga tanaman jahe dapat tumbuh dengan mudah. Tanaman jahe dapat tumbuh
subur pada ketinggian 200-900 m diatas permukaan laut dengan pH tanah berkisar 5-
5.6.
Tanaman jahe diperbanyak dengan rhizoma. Rhizoma adalah batang yang
tumbuh dari dalam tanah, rhizoma akan tumbuh menjadi batang sampai dengan
ketinggian 1.5 m dengan panjang daun 5-30 cm dan lebar 8-20 mm. Jahe dipanen ketika
batang berubah warna dari hijau menjadi kuning dan kering, yaitu sekitar umur 9-10
bulan, atau warna agak cokelat, yaitu sekitar 12 bulan Hayati, 2005.
Jahe memiliki berbagai macam fungsi dalam penggunaannya. Jahe dapat
digunakan sebagai bumbu untuk masakan, bahan tambahan dalam minuman, dan obat-
obatan. Dalam bidang makanan dan minuman, jahe dapat diolah menjadi
manisan jahe, kue kering, wedang jahe, dan lain sebagainya. Dalam bidang obat-obatan,
jahe dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti masuk
angin, pegal-pegal, mengobati luka, anti
mual, penghangat badan, aroma terapi dan lain-lain.
Rimpang jahe mengandung minyak atsiri dan oleoresin yang dapat memberikan
efek pengobatan seperti rasa hangat dan aroma terapi. Oleoresin jahe dapat
memberikan rasa hangat, sedangkan minyak atsirinya merupakan komponen volatile oil
pada jahe dan dapat memberikan rasa yang menyegarkan.
Jahe dapat dimanfaatkan sebagai obat dalam yakni jahe tersebut diolah dalam
bentuk makanan ataupun minuman dan obat luar. Selama ini, cara yang dilakukan oleh
masyarakat untuk memanfaatkan jahe sebagai obat luar masih tradisional, jahe
harus diparut terlebih dahulu baru kemudian dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit. Cara
ini cukup merepotkan karena selain harus memarut jahe sebelum digunakan, efek
setelah penggunaannya pun terkadang tidak menyenangkan seperti jahe terasa terlalu
panas di kulit dan kulit menjadi kering. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang lebih
mudah untuk memanfaatkan jahe sebagai bahan untuk pengobatan, misalnya
membuatnya dalam bentuk hand and body cream
sehingga akan lebih mudah digunakan.
Cream merupakan salah satu bentuk
sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60,
yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Dalam cream yang merupakan suatu sistem
emulsi, terdapat emulsifier yang dapat menyatukan dua fasa yang berbeda yaitu
fasa air dan fasa minyak agar dapat bersatu membentuk suatu sistem emulsi yang stabil.
Sediaan cream dipilih karena dalam formulasinya terdapat beberapa bahan yang
berfungsi sebagai pelembab, sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya
berfungsi sebagai obat tetapi dapat pula berfungsi sebagai kosmetika. Selain itu,
sediaan cream memiliki konsistensi yang tidak terlalu padat sehingga mudah
dioleskan.
Banyak alasan orang menggunakan sistem emulsi, diantaranya yang utama
adalah dalam situasi dimana manusia membutuhkan suatu formulasi tunggal yang
komponen penyusunnya tidak dapat bercampur. Untuk membuat suatu formulasi
tunggal, bahan-bahan tersebut harus digabungkan menjadi satu, dan media
pelarutnya digunakan campuran minyak dan air yaitu sistem emulsi sehingga tiap
komponen penyusunnya dapat tersebar merata keseluruh bagian. Emulsi juga dapat
dimanfaatkan untuk mengatur kondisi fisik suatu produk seperti tingkat kekentalannya.
Selain itu, banyak orang menyukai produk emulsi karena memiliki tekstur dan
penampakan yang bagus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi terbaik dari
minyak atsiri jahe pada proses pembuatan produk hand and body cream jahe serta
mengetahui karakteristik dan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk hand
and body cream
jahe yang dihasilkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan alat Bahan baku yang digunakan pada
penelitian ini minyak atsiri jahe yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis yaitu aquadest,
Plate Count Agar
PCA, dan NaCl, sedangkan bahan yang digunakan sebagai
formulasi hand and body cream adalah gliserol monostearat, setil alkohol, parafin
cair, anti foam silicon oil, sorbitol, metil paraben, gum xantan, dan polietilen glikol
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain timbangan,
termometer, gelas piala, cawan alumunium, hot plate
, pH meter, inkubator, otoklaf, stirrer, mixer dan alat gelas lainnya.
Metode penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu karakterisasi minyak jahe yang
dilakukan oleh PT. Scent Indonesia Laboratory., penelitian pendahuluan, dan
penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan penentuan
konsentrasi gum xantan dan polietilen glikol yang digunakan sebagai emulsifier yang
dapat menghasilkan produk cream yang baik, sedangkan pada penelitian utama
dilakukan pembuatan produk dengan menambahkan minyak jahe sebanyak 5,
10, dan 15, analisa karakteristik produk hand and body cream
yang dihasilkan meliputi pH, bobot jenis, total cemaran
mikroba, ukuran dan distribusi globula, serta uji kesukaan. Uji kesukaan yang dilakukan
terhadap produk meliputi : uji kesukaan terhadap homogenitas, warna, bau,
kemudahan menyebar, kesan lengket, dan rasa hangat pada kulit. Panelis yang
melakukan uji kesukaan ini adalah 30 orang mahasiswa yang termasuk panelis tidak
terlatih. Prosedur pembuatan produk hand and body cream
adalah sebagai berikut : 1.
Masing-masing bahan yang akan digunakan dalam formulasi ditimbang.
Kemudian dipisahkan berdasarkan fasenya kelarutan dalam air dan dalam
minyak. Fase minyak meliputi gliseril monostearat, setil alkohol, parafin cair,
dan anti foam, sedangkan fase air meliputi sorbitol, metil paraben,
polietilen glikol, gum xantan, dan air.
2. Bahan-bahan yang memiliki fase yang
sama dicampurkan. Kemudian masing- masing campuran tersebut dipanaskan
secara terpisah sampai mencapai suhu 70
o
C sambil terus dilakukan pengadukan dengan menggunakan
stirrer . Untuk bahan gum xantan baru
dimasukkan ke dalam campuran setelah mencapai suhu 40
o
C dan dimasukkan sedikit demi sedikit agar dapat larut
dengan baik. 3.
Setelah masing-masing campuran dipanaskan dan dilakukan pengadukan,
kedua campuran tersebut didinginkan sampai mencapai suhu 50
o
C-60
o
C. Kemudian kedua campuran tersebut
dicampurkan dengan menggunakan mixer
pada kecepatan no. 1. 4.
Setelah keduanya tercampur, kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit minyak
jahe ke dalam campuran tersebut sambil terus dilakukan pengadukan, kemudian
kecepatan putar mixer dinaikkan pada kecepatan no.3. Penambahan minyak
jahe ini tidak dilakukan pada penelitian pendahuluan.
5. Pengadukan dilakukan sampai
campuran tersebut dingin pada suhu kamar atau selama ± 30 menit.
Kemudian dilakukan analisis fisik dan hedonik terhadap produk cream yang
dihasilkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Minyak Jahe
Penggunaan minyak jahe pada pembuatan hand and body cream diawali
dengan analisis fisiko kimia terhadap minyak yang akan digunakan. Analisis
fisiko kimia ini meliputi warna, indeks bias, bobot jenis, putaran optik, bilangan asam,
bilangan ester, bilangan ester setelah asetilasi, kadar lemak, dan kromatografi gas
GC. Hasil analisis fisiko kimia minyak jahe disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil karakterisasi minyak jahe Parameter
analisis Nilai
SNI 1998
a
Minyak jahe yang
digunakan
b
Warna - Kuning
agak gelap
Indeks bias 1.4853-1.4920
25
o
C 1.4827
20
o
C Bobot jenis
0.8720-0.8890 25
o
C 0.8819
20
o
C Putaran
optik -32
o
--14
o
+11.0
o
Bilangan asam
Maks 2 1.53
Bilangan ester
Maks 15 15.85
Bilangan ester
setelah asetilasi
Maks 90 87.77
Kadar lemak
Negatif Negatif Kandungan
sabinen dengan
metode GC Tidak
tercantum 23.99
Kandungan α-
zingiberen dengan
metode GC Tidak
tercantum 9.54
a
sumber : SNI 1998
b
sumber : PT. SCENT INDONESIA LABORATORY
Berdasarkan hasil karakterisasi minyak jahe yang dibandingkan dengan
Standar Nasional Indonesia, dapat diketahui bahwa minyak jahe yang digunakan masih
berada dalam kisaran SNI. Sehingga minyak jahe tersebut dapat digunakan dalam
penelitian.
Berdasarkan uji kromatografi gas, diketahui bahwa terdapat dua komponen
utama yang terkandung dalam minyak jahe yang digunakan, yaitu sabinen sebanyak
23.99 dan α-zingiberen sebanyak 9.54.
Penggunaan senyawa sabinen tidak terlalu luas, tetapi sering digunakan sebagai
komponen bahan pada pembuatan minyak lada sintetik. Senyawa
α-zingiberen merupakan komponen utama minyak jahe
yang menyebabkan bau harum pada jahe. Kedua zat ini tidak memberikan pengaruh
terhadap rasa hangat.
B. Penelitian Pendahuluan
Dalam suatu sistem emulsi dapat menggunakan lebih dari satu jenis emulsifier
yang akan dapat menambah kesempurnaan sifat fisik maupun kimia dari emulsi
tersebut. Satu emulsifier memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga kelemahan tersebut
akan dapat tertutupi oleh emulsifier yang lainnya. Selain emulsifier, perlu juga
ditambahkan stabilizer untuk menigkatkan stabilitas emulsi tersebut.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan konsentrasi dari gum
xantan dan polietilen glikol yang digunakan sebagai emulsifier. Gum xantan dipilih
sebagai emulsifier dikarenakan sifatnya yang mudah larut dalam air, aman, tidak toksik,
serta dapat berfungsi pula sebagai zat pengental. Pada penambahan dengan
konsentrasi yang sedikit sudah dapat memberikan viskositas yang cukup besar
pada sistem emulsi yang dihasilkan. Mcneely 1973 menjelaskan bahwa pada
penggunaan sebanyak 1 dapat memberikan viskositas kurang lebih sebesar
1000 cps, pengukuran dilakukan pada suhu 25
o
C dengan menggunakan viskometer Brookfield
Model LVF pada 60 rpm. Pemilihan polietilen glikol PEG
sebagai emulsifier pada penelitian ini dikarenakan PEG bersifat mudah larut dalam
air, tidak toksik, dan dapat berfungsi sebagai humektan. Selain itu, PEG sudah banyak
digunakan sebagai emulsifier oleh industri.
Hal yang dilakukan pada penelitian pendahuluan adalah menambahkan gum
xantan dan PEG masing-masing dengan konsentrasi 1, 2, dan 3 dalam
formulasi cream dengan tujuan untuk mencari konsentrasi terbaik dari kedua jenis
emulsifier
tersebut. Dasar dari pemilihan rentang konsentrasi adalah pada umumnya
emulsifier digunakan dalam jumlah sedikit
di industri, hal ini dikarenakan harga emulsifier
yang cukup mahal oleh karena itu diperlukan pemilihan jenis emulsifier dan
konsentrasi yang tepat pada penggunaannya. Dari hasil penelitian pendahuluan
diperoleh bahwa konsentrasi terbaik untuk gum xantan adalah 2 dan konsentrasi
terbaik untuk PEG adalah 2. Pada penambahan gum xantan 1 dan PEG 1;
gum xantan 1 dan PEG 2; serta gum xantan 1 dan PEG 3, cream yang
terbentuk masih sangat cair bahkan lebih cair daripada lotion, viskositas yang sangat
rendah ini akan menyulitkan pada saat pemakaian. Pada penambahan gum xantan
2 dan PEG 1; gum xantan 2 dan PEG 2; serta gum xantan 2 dan PEG 3,
cream yang dihasilkan cukup kental dan
hampir sama dengan produk cream pada umumnya, tetapi pada penambahan PEG
sebanyak 1 cream yang terbentuk belum stabil, hal ini terlihat dari adanya komponen
yang memisah ketika cream tersebut didiamkan selama satu hari. Ketika
konsentrasi PEG dinaikkan menjadi 2 cream
yang terbentuk sudah cukup stabil dan tidak terlihat adanya pemisahan ketika
cream tersebut didiamkan selama 1-2 hari.
Pada penambahan gum xantan sebanyak 3 dengan PEG sebanyak 1, 2, dan 3
menghasilkan cream yang sangat kental dan sulit untuk dilakukan pengadukan.
C. Penelitian Utama
Hand and body cream merupakan
salah satu bentuk sediaan kosmetika, berupa emulsi kental yang memiliki kandungan air
tidak kurang dari 60. Terdapat dua tipe emulsi untuk golongan sediaan dalam
bentuk cream, yaitu tipe emulsi ow oil in water
dan tipe emulsi wo water in oil. Pada tipe emulsi ow minyak berperan
sebagai fasa terdispersi fasa internal dan air berperan sebagai fasa pendispersi fasa
eksternal tetapi berlaku sebaliknya untuk tipe emulsi wo, minyak berperan sebagai
fasa pendispersi fasa eksternal dan air berperan sebagai fasa terdispersi fasa
internal.
Menurut Schmitt 1996, umumnya produk cream berbentuk ow dengan fasa
minyak dan humektan yang lebih banyak dari produk lotion. Terdiri dari 15-40 fasa
minyak dan 5-15 fasa humektan, karakteristik penampakannya hampir sama
dengan produk lotion.
Pada penelitian utama dilakukan proses pembuatan produk hand and body
cream dengan mengaplikasikan minyak jahe
sebagai komponen aktif dan gum xantan serta PEG sebagai emulsifier, konsentrasi
penambahan kedua emulsifier tersebut didapat dari penelitian pendahuluan. Minyak
jahe yang ditambahkan yakni sebesar 5, 10, dan 15. Banyaknya minyak jahe
yang ditambahkan ditentukan secara subjektif. Pada produk hand and body cream
yang dihasilkan dilakukan uji karakteristik yang meliputi pH, bobot jenis, total cemaran
mikroba, ukuran dan distribusi globula serta uji penerimaan konsumen uji kesukaan.
D. Karakterisasi Hand and Body Cream
Jahe
Analisis yang dilakukan terdahap produk hasil penelitian bertujuan untuk
mengetahui karakteristik produk yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dari analisis
produk tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik produk sejenis yang ada
di pasaran. Analisis yang dilakukan meliputi pH, bobot jenis, total cemaran mikroba,
ukuran dan distribusi globula serta uji kesukaan.
1. pH
Tingkat keasaman suatu produk dapat diketahui dari nilai pH produk tersebut.
Kadar keasaman untuk produk kosmetik atau produk yang digunakan untuk
pemakaian luar yang berhubungan langsung dengan kulit haruslah sesuai dengan pH
penerimaan kulit. Hal ini dikarenakan jika produk kosmetika tersebut memiliki nilai pH
yang sangat tinggi atau sangat rendah akan menyebabkan kulit teriritasi. Menurut Warta
Konsumen 1987, pH normal kulit adalah 5 – 6.5. Wasitaatmadja 1997 menjelaskan
bahwa produk kosmetika sebaiknya memiliki pH sekitar 5.5, sedangkan menurut
SNI Nomor 16 – 4399 – 1996 pH produk cream
yang disarankan berkisar antara 4.5 – 8.0.
Hasil analisa pH produk hand and body cream
dengan perlakuan penambahan minyak atsiri jahe menunjukkan bahwa rata
– rata pH produk cream jahe yang dihasilkan berkisar antara 5.67 – 5.86. Nilai ini sesuai
dengan pH penerimaan kulit dan SNI produk cream
, sehingga produk tersebut dapat digunakan untuk kulit, sedangkan cream
produk pembanding memiliki pH senilai 7.03, nilai ini sangat sesuai dan aman bagi
kulit karena produk tersebut memiliki tingkat keasaman yang netral sehingga tidak
akan menimbulkan iritasi pada kulit. Perbandingan nilai pH dari masing-masing
perlakuan disajikan pada Gambar 1.
Nilai pH produk cream jahe terendah diperoleh dari perlakuan penambahan
minyak atsiri jahe sebesar 15 yaitu senilai 5.67 sedangkan nilai pH tertinggi diperoleh
dari perlakuan penambahan minyak atsiri jahe sebesar 5 yaitu senilai 5.86. Semakin
banyak konsentrasi minyak jahe yang ditambahkan maka nilai pH dari produk
cream
jahe yang dihasilkan akan semakin rendah atau nilai keasamannya akan semakin
tinggi. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri jahe yang digunakan bersifat asam
yang ditandai dengan bilangan asam yang cukup tinggi yaitu senilai 1.53. Sehingga
dapat disimpulkan semakin banyak konsentrasi minyak jahe yang ditambahkan
maka nilai pH dari produk yang dihasilkan akan semakin kecil atau produk akan
semakin asam.
1 2
3 4
5 6
7 8
Minyak atsiri jahe 5
Minyak atsiri jahe 10
Minyak atsiri jahe 15
Pembanding
Perlakuan pH
Gambar 1. Histogram pH produk hand and body cream
2. Bobot Jenis Bobot jenis adalah perbandingan
berat dari volume sampel dengan berat air yang volumenya sama pada suhu tertentu.
Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan
suatu produk emulsi. Suryani, et. al 2000 menjelaskan bahwa apabila rasio antara fasa
pendispersi dan fasa terdispersi tidak sesuai maka semakin rendah tingkat kestabilan
suatu sediaan emulsi.
Pada penelitian ini, pengukuran bobot jenis produk dilakukan dengan cara
mengukur densitas kamba produk tersebut. Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan
berupa pasta agak padat sehingga tidak memungkinkan untuk memasukkannya ke
dalam piknometer. Prinsip dari pengukuran densitas kamba ini adalah membandingkan
berat sampel dengan selisih tinggi air sebelum sampel dimasukkan dan setelah
sampel dimasukkan dalam gelas ukur. Selisih tinggi air dimaksudkan sebagai
volume air dan nilai densitas air adalah 1 gcm
3
. Nilai rata-rata densitas cream jahe
yang dihasilkan adalah antara 0.729 – 0.747, nilai ini tidak berada dalam kisaran SNI
tentang produk cream, dimana bobot jenis untuk produk cream yang baik adalah 0.95 –
1.05. Sama halnya dengan densitas produk komersial yang digunakan sebagai
pembanding yang bernilai 0.668. Histogram perbandingan nilai densitas hand and body
cream
jahe dan hand and body cream produk pembanding disajikan pada Gambar
2.