D. Karakterisasi Hand and Body Cream
Jahe
Analisis yang dilakukan terdahap produk hasil penelitian bertujuan untuk
mengetahui karakteristik produk yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dari analisis
produk tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik produk sejenis yang ada
di pasaran. Analisis yang dilakukan meliputi pH, bobot jenis, total cemaran mikroba,
ukuran dan distribusi globula serta uji kesukaan.
1. pH
Tingkat keasaman suatu produk dapat diketahui dari nilai pH produk tersebut.
Kadar keasaman untuk produk kosmetik atau produk yang digunakan untuk
pemakaian luar yang berhubungan langsung dengan kulit haruslah sesuai dengan pH
penerimaan kulit. Hal ini dikarenakan jika produk kosmetika tersebut memiliki nilai pH
yang sangat tinggi atau sangat rendah akan menyebabkan kulit teriritasi. Menurut Warta
Konsumen 1987, pH normal kulit adalah 5 – 6.5. Wasitaatmadja 1997 menjelaskan
bahwa produk kosmetika sebaiknya memiliki pH sekitar 5.5, sedangkan menurut
SNI Nomor 16 – 4399 – 1996 pH produk cream
yang disarankan berkisar antara 4.5 – 8.0.
Hasil analisa pH produk hand and body cream
dengan perlakuan penambahan minyak atsiri jahe menunjukkan bahwa rata
– rata pH produk cream jahe yang dihasilkan berkisar antara 5.67 – 5.86. Nilai ini sesuai
dengan pH penerimaan kulit dan SNI produk cream
, sehingga produk tersebut dapat digunakan untuk kulit, sedangkan cream
produk pembanding memiliki pH senilai 7.03, nilai ini sangat sesuai dan aman bagi
kulit karena produk tersebut memiliki tingkat keasaman yang netral sehingga tidak
akan menimbulkan iritasi pada kulit. Perbandingan nilai pH dari masing-masing
perlakuan disajikan pada Gambar 1.
Nilai pH produk cream jahe terendah diperoleh dari perlakuan penambahan
minyak atsiri jahe sebesar 15 yaitu senilai 5.67 sedangkan nilai pH tertinggi diperoleh
dari perlakuan penambahan minyak atsiri jahe sebesar 5 yaitu senilai 5.86. Semakin
banyak konsentrasi minyak jahe yang ditambahkan maka nilai pH dari produk
cream
jahe yang dihasilkan akan semakin rendah atau nilai keasamannya akan semakin
tinggi. Hal ini disebabkan karena minyak atsiri jahe yang digunakan bersifat asam
yang ditandai dengan bilangan asam yang cukup tinggi yaitu senilai 1.53. Sehingga
dapat disimpulkan semakin banyak konsentrasi minyak jahe yang ditambahkan
maka nilai pH dari produk yang dihasilkan akan semakin kecil atau produk akan
semakin asam.
1 2
3 4
5 6
7 8
Minyak atsiri jahe 5
Minyak atsiri jahe 10
Minyak atsiri jahe 15
Pembanding
Perlakuan pH
Gambar 1. Histogram pH produk hand and body cream
2. Bobot Jenis Bobot jenis adalah perbandingan
berat dari volume sampel dengan berat air yang volumenya sama pada suhu tertentu.
Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan
suatu produk emulsi. Suryani, et. al 2000 menjelaskan bahwa apabila rasio antara fasa
pendispersi dan fasa terdispersi tidak sesuai maka semakin rendah tingkat kestabilan
suatu sediaan emulsi.
Pada penelitian ini, pengukuran bobot jenis produk dilakukan dengan cara
mengukur densitas kamba produk tersebut. Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan
berupa pasta agak padat sehingga tidak memungkinkan untuk memasukkannya ke
dalam piknometer. Prinsip dari pengukuran densitas kamba ini adalah membandingkan
berat sampel dengan selisih tinggi air sebelum sampel dimasukkan dan setelah
sampel dimasukkan dalam gelas ukur. Selisih tinggi air dimaksudkan sebagai
volume air dan nilai densitas air adalah 1 gcm
3
. Nilai rata-rata densitas cream jahe
yang dihasilkan adalah antara 0.729 – 0.747, nilai ini tidak berada dalam kisaran SNI
tentang produk cream, dimana bobot jenis untuk produk cream yang baik adalah 0.95 –
1.05. Sama halnya dengan densitas produk komersial yang digunakan sebagai
pembanding yang bernilai 0.668. Histogram perbandingan nilai densitas hand and body
cream
jahe dan hand and body cream produk pembanding disajikan pada Gambar
2.
0.62 0.64
0.66 0.68
0.7 0.72
0.74 0.76
Minyak atsiri jahe 5
Minyak atsiri jahe 10
Minyak atsiri jahe 15
Pembanding
Perlakuan De
n s
it a
s
Gambar 2. Histogram densitas produk hand and body cream
3. Total Cemaran Mikroba
Total cemaran mikroba merupakan salah satu analisa yang dilakukan untuk
mengetahui jumlah mikroorganisme yang ada dalam suatu bahan. Dengan mengetahui
jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalamnya dapat ditentukan apakah suatu
produk layak atau tidak untuk dikonsumsi atau digunakan.
Salah satu metode yang sering digunakan pada analisa total cemaran
mikroba ini adalah TPC Total Plate Count. Prinsip metode ini adalah jika sel jasad renik
yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka jasad renik tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop Fardiaz, 1989.
Hasil uji total mikroba terhadap produk cream yang dihasilkan menunjukkan
bahwa mikroorganisme yang terkandung dalam semua produk negatif. Hal ini
dikarenakan dalam formulasi produk terdapat metil paraben yang berfungsi
sebagai pengawet. Gliseril monostearat yang menjadi salah satu bahan penyusun hand
and body cream
selain berfungsi sebagai emulsifier
, juga berfungsi sebagai anti mikroba. Selain itu, minyak atsiri jahe yang
ditambahkan merupakan zat antibiotik yang akan semakin menghambat pertumbuhan
mikroorganisme di dalam produk.
4. Ukuran dan Distribusi Globula
Pengukuran ukuran globula dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem
emulsi secara mikroskopik serta untuk mengetahui laju pemisahan produk. Globula
merupakan gabungan dari partikel-partikel bahan penyusun yang digunakan pada
pembuatan emulsi. Semakin kecil dan seragamnya ukuran dan distribusi globula
maka sistem emulsi tersebut akan semakin stabil. Hal ini disebabkan dengan semakin
kecilnya ukuran diameter globula, laju pemisahannya akan semakin kecil dan
berlaku sebaliknya, semakin besar ukuran diameter globula maka laju pemisahannya
akan semakin besar.
Ukuran globula yang kecil akan membentuk sistem emulsi yang rapat
sehingga akan memperkecil adanya pergerakan atau tumbukan antar partikel
sejenis dan mencegahnya untuk bersatu kembali. Ukuran dan distribusi globula
sangat dipengaruhi oleh teknik pencampuran yang dilakukan, dalam hal ini alat yang
digunakan untuk mencampurkan bahan- bahan menjadi faktor yang sangat
menentukan. Gambar ukuran dan distribusi globula untuk setiap produk disajikan pada
Gambar 3.
Pembanding
Minyak jahe 10
Minyak jahe 5
Minyak jahe 15 Gambar 3. Foto globula hand and body
cream jahe