14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakikat Belajar
Menurut Slameto 2010:2 belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang  untuk  memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara
keseluruhan,  sebagai  hasil  pengalamannya  sendiri  dalam  interaksi  dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu perubahan
terjadi  secara  sadar,  perubahan  dalam  belajar  bersifat  kontinu  dan  fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan
bersifat  sementara,  perubahan  dalam  belajar  bertujuan  atau  terarah,  perubahan mencakup  seluruh  aspek  tingkah  laku.  Selanjutnya  menurut  Rifa’i  dan  Anni
2011: 82 belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan  belajar  itu  mencakup  segala  sesuatu  yang  dipikirkan  dan  dikerjakan  oleh
seseorang.  Belajar  memegang  peranan  penting  di  dalam  perkembangan,
kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang.
Menurut Sudjana dalam Rusman, 2014: 1 belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat
dipandang  sebagai  proses  yang  diarahkan  kepada  tujuan  dan  proses  berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati
dan  memahami  sesuatu.  Sejalan  dengan  Sudjana,  menurut  Hamalik  2014:  27 belajar  adalah  memodifikasi  atau  memperteguh  perilaku  melalui  pengalaman.
Menurut  pengertian  ini,  belajar  merupakan  suatu  proses,  suatu  kegiatan,  dan bukan  merupakan  suatu  hasil  atau  tujuan.  Dengan  demikian,  belajar  itu  bukan
sekadar  mengingat  dan  menghafal  saja,  namun  lebih  luas  dari  itu  merupakan mengalami.  Belajar  adalah  suatu  proses  perubahan  tingkah  laku  individu  atau
seseorang  melalui  interaksi  dengan  lingkungannya.  Perubahan  tingkah  laku  ini mencakup  perubahan  dalam  kebiasaan  habit,  sikap  afektif,  dan  keterampilan
psikomotorik. Menurut Gagne dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 84-85 belajar merupakan
sebuah  sistem  yang  di  dalamnya  terdapat  berbagai  unsur  yang  saling  terkait sehingga  menghasilkan  perubahan  perilaku.  Berbagai  unsur  tersebut  adalah
sebagai berikut: 2
Peserta didik, dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Peserta didik yang memiliki
organ penginderaan untuk menangkap rangsangan, otak yang digunakan untuk mentransformasikan  hasil  penginderaannya  ke  dalam  memori  yang  kompleks
dan  otot  yang  digunakan  untuk  menampilkan  kinerja  yang  menunjukkan  apa yang telah dipelajari.
3 Rangsangan  stimulus,  yaitu  peristiwa  yang  merangsang  penginderaan
pembelajar.  Agar  pembelajar  mampu  belajar  optimal,  ia  harus  memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
4 Memori, berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.
5 Respon, yaitu tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Respon dalam
pembelajaran  diamati  pada  akhir  proses  belajar  yang  disebut  perubahan perilaku performance.
Selanjutnya  menurut  Slameto  2010:  54-72  faktor-faktor  yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi hanya dapat digolongkan menjadi 2
golongan, yaitu: 1
Faktor Intern Faktor  intern  yang  mempengaruhi  belajar  meliputi  faktor  jasmaniah
mencakup  faktor  kesehatan  dan  cacat  tubuh,  kemudian  faktor  psikologis mencakup  intelegensi,  perhatian,  minat,  bakat,  motif,  kematangan,  dan
kesiapan  serta  faktor  kelelahan  mencakup  kelelahan  jasmani  terlihat  dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh
dan kelelahan rohani terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan. 2
Faktor Ekstern Faktor  ekstern  yang  berpengaruh  terhadap  belajar  meliputi  3  faktor  yaitu
faktor  keluarga  yaitu  cara  orang  tua  mendidik,  relasi  antar  anggota  keluarga, suasana  rumah,  keadaan  ekonomi  keluarga,  pengertian  orang  tua,  dan  latar
belakang  kebudayaan  kemudian  faktor  sekolah  yaitu  metode  mengajar, kurikulum,  relasi  guru  dengan  siswa,  relasi  siswa  dengan  siswa,  disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, tugas rumah dan metode belajar serta faktor masyarakat yaitu kegiatan
siswa  dalam  masyarakat,  mass  media,  teman  bergaul,  dan  bentuk  kehidupan masyarakat.
Berdasarkan  beberapa  pengertian  diatas,  maka  belajar  dapat  diartikan sebagai  aktivitas atau usaha  yang dilakukan setiap individu  secara terus menerus
untuk  mencapai  tujuan  tertentu,  yaitu  peningkatan  kemampuan  dan  perubahan melalui  latihan  dan  pengalaman.  Perubahan  tersebut  mencakup  seluruh  aspek
tingkah laku, yaitu meliputi perubahan pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan  psikomotor.  Belajar  merupakan  sebuah  sistem  yang  di  dalamnya
terdapat  unsur-unsur  yang saling  terkait sehingga dapat  menghasilkan perubahan perilaku.  Siswa  akan  melakukan  proses  belajar  apabila  terdapat  interaksi  antara
stimulus  dengan  pengetahuan,  keterampilan  serta  sikap  yang  dimilikinya, sehingga  terjadi  perubahan  perilaku  dari  waktu  sebelum  dan  setelah  adanya
stimulus. Perubahan perilaku merupakan indikator bahwa  siswa telah melakukan kegiatan belajar.
Belajar juga dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor intern yang ada dalam diri individu saat belajar dan faktor ekstern yang ada di luar individu. Oleh karena
itu,  belajar  yang  berhasil  mengharuskan  siswa  memiliki  kemampuan  belajar dengan berusaha menyesuaikan diri secara baik dengan memilih lingkungan yang
baik.  Faktor-faktor  yang  dapat  mendukung  proses  belajar  hendaknya  tetap dipertahankan  sedangkan  faktor-faktor  yang  dapat  menghambat  proses  belajar
hendaknya  dapat  diminimalisir  oleh  guru  ataupun  orang  tua.  Hal  ini  bertujuan agar  proses  belajar  dapat  berjalan  dengan  baik,  sehingga  proses  belajar  menjadi
berkualitas dan diharapkan akan diperoleh suatu hasil belajar yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2.1.2. Hakikat Pembelajaran