diarahkan  untuk  kesejahteraan  manusia.  Masalah  yang  dihadapi  masyarakat akan lebih mudah ditanggulangi dengan hasil teknologi.
Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  IPA  dapat dideskripsikan sebagai produk, proses, sikap dan teknologi. Komponen-komponen
harus mendapat perhatian guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari siswa dalam  IPA.  Anak  harus  diberikan  kesempatan  untuk  mengidentifikasi  dan
menyelesaikan masalah dunia nyata melalui pengalaman dalam diri siswa dengan menggunakan teknologi.
2.1.5. Pembelajaran IPA di SD
Dalam  Mulyasa  2006:  110  telah  disebutkan  Ilmu  Pengetahuan  Alam IPA  berhubungan  dengan  cara  mencari  tahu  tentang  alam  secara  sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.  Pendidikan  IPA  diharapkan  dapat  menjadi  wahana  bagi  peserta  didik untuk  mempelajari  diri  sendiri  dan  alam  sekitar,  serta  prospek  pengembangan
lebih  lanjut  dalam  menerapkannya  di  dalam  kehidupan  sehari-hari.  IPA diperlukan  dalam  kehidupan  sehari-hari  untuk  memenuhi  kebutuhan  manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu  dilakukan  secara  bijaksana  agar  tidak  berdampak  buruk  terhadap
lingkungan.  Di  tingkat  SD  MI  diharapkan  ada  penekanan  pembelajaran salingtemas Sains,  lingkungan, teknologi,  dan masyarakat  yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Menurut  Susanto  2013:  170-171  pembelajaran  IPA  di  sekolah  dasar dilakukan  dengan  penyelidikan  sederhana  dan  bukan  hafalan  terhadap  kumpulan
kosep  IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut  pembelajaran  IPA akan mendapat pengalaman  langsung  melalui  pengamatan,  diskusi,  dan  penyelidikan  sederhana.
Pembelajaran  yang  demikian  dapat  menumbuhkan  sikap  ilmiah  siswa  yang diindikasikan  dengan  merumuskan  masalah,  menarik  kesimpulan,  sehingga
mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA. Menurut  Rutherford  dan  Ahlgren  Haryati,  2013:  34  mengemukakan
beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan anata lain:
a. IPA  dapat  memberi  seseorang  pengetahuan  tentang  lingkungan  biofisik  dan
perilaku  sosial  yang  diperlukan  untuk  mengembangkan  pemecahan  yang efektif bagi masalah-masalah lokal dan global.
b. Dengan  penekanan  dan  penjelasan  akan  adanya  saling  ketergantungan  antara
mahluk  hidup  yang  satu  dengan  mahluk  hidup  yang  lain  beserta lingkungannya, IPA akan membantu mengembangkan sikap berpikir seseorang
terhadap lingkungan dan dalam memanfaatkan teknologi. c.
Kebiasaan  berfikir  ilmiah  dapat  membantu  seseorang  dalam  setiap  kegiatan kehidupan  sehingga  peka  terhadap  permasalahan  yang  seringkali  melibatkan
sejumlah bukti, pertimbangan kuantitaif, alasan logis, dan ketidakpastian. d.
Prinsip-prinsip  teknologi  memberi  seseorang  dasar  yang  kuat  untuk  menilai penggunaan teknologi baru beserta implikasinya bagi lingkungan dan budaya.
e. Pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat memberikan piranti
untuk  menentukan  sikap  terhadap  sejumlah  masalah  dan  pengetahuan  baru yang penting.
f. Potensi  IPA  dan  teknologi  guna  meningkatkan  kehidupan,  tidak  akan
terrealisasikan  tanpa  didukung  oleh  pemahaman  masyarakat  umum  terhadap IPA, matematika, dan teknologi, serta kebiasaan berpikir ilmiah.
Adapun  ruang  lingkup  bahan  kajian  IPA  untuk  SD  MI  yang  disebutkan dalam  Mulyasa  2006:  112  meliputi  aspek-aspek  1  makhluk  hidup  dan  proses
kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2 bendamateri, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas 3 energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya  dan  pesawat  sederhana,  dan  4  bumi  dan  alam  semesta  meliputi:  tanah,
bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan  demikian  pembelajaran  IPA  di  sekolah  dasar,  dapat  menggali
perasaan  keingintahuan  siswa  sebagai  titik  awal  dalam  melaksanakan  kegiatan- kegiatan  penyelidikan  atau  percobaan.  Kegiatan-kegiatan  ini  dilakukan  untuk
menemukan dan
menanamkan pemahaman
konsep-konsep baru
dan mengaplikasikannya  untuk  memecahkan  masalah-masalah  yang  ditemui  oleh
siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk dilaksanakan karena langkah  awal  untuk  menghasilkan  orang  dewasa  yang  melek  IPA  adalah  dengan
melibatkan siswa-siswa SD secara aktif ke dalam kegiatan IPA seperti yang telah disebutkan di atas.
2.1.6. Model Student Facilitator and Explaining