Hakikat IPA KAJIAN TEORI

15. Menyebutkan penyebab longsor terhadap daratan 16. Membuktikan hujan dapat menyebabkan longsor 17. Mendeskripsikan cara mencegah erosi 18. Menjelaskan cara mencegah abrasi 19. Mengemukakan cara mencegah banjir 20. Mengemukaan cara mencegah longsor 21. Membuktikan bahwa reboisasi dapat mencegah kerusakan lingkungan Adapun indikator pencapaian hasil belajar ranah afektif adalah kerja sama cooperation, tanggung jawab responsibility, dan percaya diri confidence. Sedangkan hasil belajar pada ranah psikomotorik diperoleh dari penilaian keterampilan melakukan percobaan.

2.1.4. Hakikat IPA

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab-akibatnya Wisudawati, 2014: 22. Selanjutnya Trianto 2012: 136 mendefinisikan IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menutut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur. Menurut Haryono 2013:43-44 menguraikan karakteristik belajar IPA diantaranya adalah: 1. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indra, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. 2. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara teknik. 3. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indra manusia sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu yang jika dilakukan hanya melalui pengamatan dengan indra, hasil yang diperoleh kurang obyektif, sementara IPA mengutamakan obyektivitas. 4. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah, studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut dilakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar obyektif. 5. Belajar IPA merupakan proses aktif. Dalam belajar IPA, peserta didik mengamati objek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Para ahli pembelajaran IPA seyogianya melibatkan peserta didik dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Adapun dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum mata Pelajaran IPA 2007: 8 disebutkan bahwa hakikat IPA memiliki empat unsur, yaitu: a. IPA sebagai produk Menurut Trianto 2012: 137 IPA sebagai produk dapat diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta, prinsip, teori dan hukum yang merupakan produk dari proses ilmiah. Menurut Susanto 2013: 168 fakta dalam IPA merupakan pernyataan- pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar terjadi dan mudah dikonfirmasi secara objektif. Prinsip IPA merupakan generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Selanjutnya hukum-hukum alam IPA merupakan prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif sementara akan tetapi karena mengalami pengujian yang berulang-ulang maka hukum alam bersifat kekal selama belum ada pembuktian yang lebih akurat dan logis. Dan terakhir teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan. b. IPA sebagai proses Menurut Susanto 2013: 169 IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains, yaitu keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan. Mengamati adalah mengumpulkan semua informasi dengan panca indera. Adapun penarikan kesimpulan adalah kesimpulan setelah melakukan observasi dan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Di samping kedua komponen ini sebagai keterampilan proses sains masih ada komponen lainnya seperti investigasi dan eksperimen. Akan tetapi, yang menjadi dasar keterampilan proses ialah merumuskan hipotesis dan menginterpretasikan data melalui prosedur-prosedur tertentu seperti melakukan pengukuran dan percobaan. c. IPA sebagai sikap Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Menurut Sulistyorini dalam Susanto, 2013: 169, ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA, yaitu : sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri. Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi dan kegiatan proyek di lapangan. Pengembangan sikap ilmiah di SD memiliki kesesuaian dengan tingkat perkembangan kognitifnya. d. IPA sebagai teknologi Teknologi merupakan jawaban terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Teknologi berawal dari masalah yang dihadapi masyarakat, dengan menerapkan konsep-konsep sains dan akan diperoleh suatu solusi berupa penemuan baru teknologi. Pengembangan atau inovasi teknologi diarahkan untuk kesejahteraan manusia. Masalah yang dihadapi masyarakat akan lebih mudah ditanggulangi dengan hasil teknologi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA dapat dideskripsikan sebagai produk, proses, sikap dan teknologi. Komponen-komponen harus mendapat perhatian guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari siswa dalam IPA. Anak harus diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dunia nyata melalui pengalaman dalam diri siswa dengan menggunakan teknologi.

2.1.5. Pembelajaran IPA di SD

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 SEMARANG

3 21 265

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA KOMIK SAINS PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 03 SEMARANG

0 9 377

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVC SD Muh

0 2 18

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Melalui Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IVC SD Muh

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 1 15