3.6.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Peneliti menggunakan uji
multikolinearitas dengan tujuan untuk menguji model regresi ditemukan ada syarat asumsi klasik pada model regresi, di mana dalam model regresi harus dipenuhi
syarat tidak adanya heteroskedastisitas yaitu apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu ke pengamatan lain antar variabel bebas
independen. Sedangkan menggunakan uji heteroskedastisitas karena untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model
regresi, di mana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas yaitu apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual satu ke pengamatan lain antar variabel bebas independen.
3.6.4.1 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Gujarati, 2010: 204. Pengujian
multikolinearitas dilakukan dengan melakukan regresi antar variabel bebas untuk menilai VIF dari masing-masing variabel bebas. Bila nilai VIF tidak lebih dari 10
dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas Gujarati, 2010: 362. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen terikat dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Dikatakan bebas multikol jika nilai Tolerance 0,1 dan nilai
VIF Variance Inflation Factor 10.
3.6.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti bahwa seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian sama atau tidak konstan. Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian S
2
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Gujarati, 2010: 387.
Beberapa cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:
a. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di-studentized.
b. Uji Park, Park mengemukakan metode bahwa variance merupakan fungsi
dari variabel independen. Untuk menganalisisnya dengan melihat grafik plot. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika dalam grafik titik membentuk pola tertentu maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Apabila
titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Perhitungan uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan SPSS versi 16.0
3.6.5 Uji Hipotesis Penelitian