102
5.2.3 Informan Utama I
Nama : JG
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempattanggal lahir : Belawan, 28 Oktober 1993 Usia
: 21 Tahun Pekerjaan
: Mandor Pelabuhan Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Medan
JG adalah seorang pekerja di salah satu pelabuhan yang ada di kota Medan. Sehari-harinya ia bertugas sebagai mandor pelabuhan tersebut.
Sebagai seorang kepala yang memiliki banyak anggota, JG adalah orang yang berpengaruh. Ia dianggap memiliki kemampuan, kapasitas, dan potensi yang
menyebabkan ia diangkat menjadi seorang mandor. Awal mula JG menggunakan narkoba ketika JG berada di Batam. JG
merantau ke Batam, karena JG ingin menuntut ilmu di sana. JG masih duduk di bangku SMP ketika mulai bersentuhan dengan narkoba. JG tidak
mengetahui narkoba itu seperti apa, dia diperkenalkan oleh temannya. Berikut penuturannya:
“Dulu aku tidak mengetahui apa itu narkoba. Pertama, aku diajak oleh seorang teman aku ke rumah seseorang. Aku diberikan suatu
barang narkoba-red yang aku tidak ketahui sebelumnya. Beberapa kali aku diajak dia, dan beberapa kali juga aku diberikan mencoba
barang tersebut. Suatu hari, aku menginginkan barang itu lagi. Tetapi temanku itu tidak mau memberikan kepunyaannya. Aku pun
103
menanyakan bagaimana cara untuk mendapatkan barang itu. Setelah dia memberitahukannya, aku pun mulai menggunakan barang itu
sendirian seterusnya.” Sebelum menggunakan narkoba, JG mengaku memiliki banyak
teman. Namun, setelah menggunakan narkoba, JG mulai dijauhi teman- temannya. Teman-temannya menghindarinya karena merasa JG sering
merasa sensitif, bertindak agresif, dan cenderung kasar. Akhirnya JG hanya berteman dengan sesama pengguna narkoba.
JG mengkonsumsi narkoba jenis shabu-shabu semenjak dia berada di Batam. Penggunaan itu berlangsung sampai 12 tahun. JG juga pernah
mengkonsumsi Distro, sejenis pil selama 3 tahun. Selanjutnya, JG juga pernah mengkonsumsi ganja selama1 tahun. Pemakaian berkepanjangan JG
terhadap shabu-shabu karena JG merasa menyukai efek shabu-shabu tersebut. Efek yang dirasakannya adalah enjoy, lebih percaya diri dan lebih semangat
lagi untuk melakukan sesuatu. Lingkungan rumah JG memiliki banyak pengedar narkoba. Di setiap
gang yang ada di sekitar rumah JG pasti memiliki beberapa pengedar narkoba. Karena itu mayoritas masyarakat yang ada di daerah tersebut adalah
pecandu. Daerah tempat tinggal JG juga memiliki beberapa tempat hiburan malam. Berikut penuturannya:
“Pecandu banyak di dekat rumah. Pengedar narkoba juga banyak. Apalagi rumah dekat dengan diskotik, jadinya tiap malam nongkrong
di situ terus.” Lambat laun, JG berubah menjadi seseorang yang apatis. Sifat dan
pola pikirnya berubah. Selalu ingin mendapatkan uang dengan cara apapun,
104
selalu pulang larut malam malah sampai tidak pulang beberapa hari, mulai kasar dan tidak sopan kepada orang, suka menipu, dan suka meminjam uang
orang lain tetapi tidak ingin membayar kembali. Berikut penuturannya: “Sebelum jadi pemakai, sifatku baik. Sama keluarga baik, setiap hari
memperhatikan keluarga. Setelah jadi pemakai, semuanya gak diperhatikan lagi. Yang diperhatikan cuma diri sendiri saja. Yang
dipikirkan cuma pompa dan pompa, pakek dan pakek, gak memikirkan keluarga, pasanganku, bahkan cita-citaku. Kekmana
mencari uang pompa itu harus diusahakanlah, kalo gaada jadi galau. Sifat jelekku jadi muncul, pinjam uang mama, pinjam uang kantor,
pinjam uang teman-teman, pinjam sama keluarga. Habis itu gak ingat buat balikannya. Kalo uda terima gaji, baru bisa bayar.”
Semakin hari kelakuan JG semakin merajalela. Keluarga JG bosan dengan segala tingkah lakunya. Hubungan JG dengan keluarganya menjadi
tidak harmoni. Kelakukan JG yang tidak pulang beberapa minggu malah membuat keluarga membiarkannya seperti itu. JG tidak dipedulikan lagi.
Berikut penuturannya: “Kalo dulu sebelum menjadi pemakai, hidup lebih enak ya, sama
keluarga tentram, sama cewek baik, sama adek baik. Setelah aku makek, semuanya itu berubah menjadi lebih hancurlah. Sama
anggota di kerjaanku aku tidak dipercayai lagi, mama gak percaya, bapak gak percaya, adek dan kakak gak percaya, menganggap aku
sampah. Asal datang ke rumah pasti dibiarkan aja karena uda gak pulang seminggu, pokoknya lebih hancurlah. Kalo dulu kalo sehari
gak pulang, pasti uda ditelponin, ditanyain kabarnya.”
105
Keluarga JG yang tidak tahan dengan kelakuan JG melakukan perundingan keluarga. Keluarga sepakat untuk memasukkan JG ke panti
rehabilitasi. Seluruh anggota keluarga JG menasehati dan membujuk JG. JG yang merasa lelah juga dengan pola hidupnya menyetujui usul keluarga dan
mengikuti kemauan keluarga. Akhirnya JG menjalani pemulihan di Recovery Center Rumah
Singgah Caritas PSE. Awalnya JG merasa takut dengan orang-orang yang ada di Recovery Center. JG menjadi pendiam di dua minggu awal kedatangannya.
JG pun mendapatkan satu orang konselor yang akan menjadi pendamping selama menjalani masa pemulihan. JG jarang melakukan
konseling karena JG tidak bisa terlalu bercerita banyak kepada orang lain. JG yang mulanya pendiam lambat laun mengalami perubahan dalam hidupnya.
Tetapi JG suka berbagi tentang rencana pemulihannya kepada para pendatang baru yang juga mengalami pemulihan.
Selama JG menjalani proses pemulihan di panti rehabilitasi, JG merasa sudah menjadi lebih baik lagi.
“Selama saya berada di rehabilitasi ini, saya mengalami banyak yang positif. Saya semakin makin gemuk, semakin dewasa, pola pikirku
menjadi lebih baik. Saya juga sudah bisa berbicara dengan ayah saya. Padahal sebelumnya sudah lima bulan saya tidak berbicara
dengan ayah saya karena saya mengkonsumsi narkoba. Sewaktu saya menjalani pemuliahn di sini rehabilitasi-red, orang tua saya datang
menjenguk. Saya langsung minta maaf kepada mereka. Dan akhirnya saya pun bisa berbicara dengan ayah saya.”
106
Setiap harinya, perkembangan JG berubah menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan perubahan karakter JG yang lebih sopan. Pola hidupnya
lebih teratur. JG juga terlibat aktif dalam setiap sesi yang dilaksanakan. Malahan JG juga pernah diajak ikut penyuluhan oleh salah satu staf untuk
memberikan testimoni terkait pemulihan dirinya. JG berharap setelah JG selesai menjalani program pemulihan, maka
JG akan bisa melanjutkan hidupnya ke arah yang lebih baik. JG ingin melanjutkan cita-citanya yaitu menempuh pendidikan di sekolah pelayaran.
JG tidak ingin kembali menggunakan narkoba karena JG tidak ingin mendapatkan kehidupan yang buruk lagi.
5.2.4 Informan Utama II