Informan Utama III Hasil Temuan

111 Perubahan yang dirasakan oleh DC mulai terasa menjelang pemulihannya yang sudah berlangsung dua bulan. DC sudah bisa berpikir secara jernih, memandang suatu hal dari sisi positifnya, dan mulai bisa memikirkan rencana jangka panjangnya. Malahan DC sudah berkomitmen untuk tidak menggunakan narkoba lagi. Berikut penuturannya: “Bedanya adalah kalau dulu saya adalah seorang pecandu, kalau sekarang saya adalah mantan pecandu. Saya akan menjadi mantan pecandu seumur hidup saya.”

5.2.5 Informan Utama III

Nama : DW Jenis Kelamin : Laki-Laki Tempattanggal lahir : Kisaran, 24 Desember 1984 Usia : 30 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Alamat : Kisaran DW adalah seorang pedagang. Kesehariannya adalah membantu usaha orang tuanya untuk berdagang. Sebagai anak laki-laki satu-satunya, DW tinggal dengan orang tuanya. Sebelumnya DW tinggal dengan istri dan anaknya. DW memang sudah menikah dan mempunyai seorang anak perempuan. Awalnya pernikahan DW berjalan dengan lancar, tetapi karena sang istri yang terlalu banyak menuntut kepada DW membuat pertengkaran sering terjadi di rumah tangga mereka. Akhirnya istri DW memilih pergi dari rumah mereka dengan 112 membawa anak mereka. DW pun kembali ke rumah orang tuanya dan tinggal di rumah orang tuanya. Yang menyebabkan DW mengkonsumsi narkoba adalah kesepian. Sebelumnya DW sudah berhenti dari pemakaian narkoba. Tetapi karena ada suatu masalah yang tidak bisa diselesaikan, akhirnya DW kembali menggunakan narkoba. DW sudah menjadi pecandu sejak duduk di bangku SMA. Kesepian juga menjadi salah satu alasan DW menggunakan narkoba. DW mengaku tidak memiliki teman-teman. Berikut penuturannya: “Dulu ketika saya belum menggunakan narkoba, saya tidak suka dengan teman-teman saya. Karena mereka memiliki syarat-syarat dalam berteman. Yah, banyak pertimbangannyalah dibandingkan teman-teman pecandu.” DW mengetahui apa itu narkoba, tetapi tidak memahami dampak yang diakibatkan oleh penggunaan narkoba untuk jangka panjang. Tetapi DW bisa memiliki teman-teman karena DW menjadi pengguna narkoba. DW pun memutuskan untuk mencoba memakai narkoba. Berikut penuturannya: “Sebenarnya banyak pertimbangannya sih karena hanya sesama pecandu yang saling mengerti, yang tidak akan memberikan stigma dan diskriminasi terhadap satu sama lain. Yang mengajak saya pake narkoba pastinya temanlah, teman sepergaulan, teman sebaya, teman-teman di dekat rumah. Saya tidak punya teman yang bukan pecandu.” Pertengahan tahun 2002, DW menggunakan alkohol. Apalagi ketika menggunakannya, DW masih berusia sekolah. DW kelas 2 SMA. Ada juga 113 teman SMA DW yang masih berteman sampai sekarang, dan menjadi teman join DW kalau sedang menggunakan narkoba. DW mengaku bahwa DW selalu merasa kesepian sejak SMA. Narkoba yang dikonsumsi DW adalah ganja dan shabu-shabu. Pemakaiannya digunakan bergantian. Berikut penuturannya: “Setelah pake pake shabu, setelah pake shabu pake ganja lagi, begitulah. Ganja ini kan menetralisir, karena kalo pake shabu pasti gak bisa tidur.” DW tidak mendapatkan kenikmatan ketika menggunakan narkoba untuk pertama kali. Hal pertama yang dirasakan DW adalah rasa sakit seperti pusing, mual, mau muntah, dan lain-lain. Kenikmatan baru dirasakan DW setelah pemakaian yang kelima. Lama-kelamaan, DW tidak mendapatkan nikmat dari pemakaian narkoba tersebut. Tetapi DW tidak bisa berhenti menggunakannya. Karena ada kenikmatan sendiri yang dirasakan DW ketika dia merakit bong yang akan digunakannya untuk menggunakan shabu. Berikut penuturannya: “Cuma ritualnya itu aja yang seru buat dirasain. Seperti kita merakit bong, di situlah baru terasa nikmatnya. Ini jadi kayak spiritual aku. Inilah yang jadi pola di otakku. Apalagi saat melihat pecandu lainnya merakit bong, itulah yang menjadi sugest buatku.” DW menjadi pecandu narkoba semenjak tahun 2002 hingga tahun 2011. Lalu dari tahun 2008 sampai 2011, DW berkenalan dengan istrinya dan mencoba menjalin hubungan yang baik. Dari istrinya tersebut DW mulai belajar meninggalkan narkoba. Istrinya tersebut pun mendukung DW untuk segala hal yang dilakukan DW. DW yang merasa mendapat dukungan dari 114 istrinya tersebut pun berhasil lepas dari kecanduannya. Dari 2011 - pertengahan 2014, DW pun bersih dari narkoba dan sudah berhenti dari kcanduannya. DW pun menjalin hubungan pernikahan dengan sang istri. Tetapi, istri DW mulai banyak menuntut DW untuk mendapatkan uang lebih lagi. Pertengkaran demi pertengkaran pun akhirnya terjadi. Istri DW pun pergi meninggalkan DW. DW dan istrinya hidup terpisah dan tinggal di rumah orang tuanya masing-masing. Daerah tempat tinggal DW adalah daerah yang tidak aman karena banyak ditemukan adanya pecandu narkoba di daerah itu. Namun, keluarga DW tidak memiliki sejarah dengan keterkaitan terhadap narkoba. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya yang tidak mengetahui kalau DW adalah seorang pecandu narkoba. Banyak yang terkejut dan bertanya-tanya mengapa DW bisa ditangkap polisi, dan dibawa ke panti rehabilitasi. Tetapi daerah tempat tinggal DW memiliki banyak bandar narkoba. Tingkat kejahatan juga sering terjadi di daerah tempat tinggal DW. DW yang tinggal di daerah perkebunan mengatakan bahwa banyak orang yang melakukan pencurian di perkebunan-perkebunan yang ada. Berikut penuturannya: “Kalau pengedar narkoba di dekat rumahku banyaklah. Lebih dari lima belas yang ada. Karena bukan hanya bandar shabu aja kan,bandar ganja juga banyak” Daerah tempat tinggal DW tidak memiliki tempat hiburan malam. Jika ingin pergi ke diskotik atau café sejenisnya, maka DW harus pergi ke kota. Jika sudah sampai di kota, maka akan banyak ditemukan tempat hiburan 115 malam, Jarak tempuhnya adalah 30-45 menit dengan menggunakan sepeda motor. Hubungan DW dengan keluarga lambat laun mulai rusak. DW sering terlibat pertengkaran dengan ayahnya. Bahkan hubungan DW dengan ayahnya sudah seperti kucing dan tikus. Jika ayahnya ada di rumah, maka DW akan pergi dari rumah. Begitu pun jika DW ada di rumah, maka ayahnya akan pergi dari rumah. Hal inilah yang membuat DW tidak betah di rumah. Ayahnya selalu menyalahkan sang ibu atas segala perbuatan yang dilakukan oleh DW. Pertengkaran pun sering terjadi antara ayah dan ibunya. Ibu DW selalu membela DW. DW yang kesal langsung pergi dari rumah dan memutuskan untuk tidak pulang ke rumah dalam jangka waktu yang panjang. Hubungan DW dengan saudara perempuannya kakak juga tidak harmonis. Karena kakak DW tidak suka dengan segala tingkah laku DW yang membuat orang tua mereka bertengkar. DW juga selalu memprotes jika DW tidak berkelakukan baik, misalnya apabila DW tidak bekerja, dan lain-lain. Kakak DW akan mengadukan hal tersebut kepada sang ayah. Hal ini yang membuat ayah DW selalu marah kepada DW. Orang tua DW mengetahui DW menjadi seorang pengguna narkoba ketika DW tertangkap. DW tertangkap di rumah seorang bandar narkoba. Tepatnya pukul 03.00 DW tertangkap, orang tuanya langsung menemui DW di BNN Kisaran. Mengetahui orang tuanya datang ke BNN Kisaran, DW merasa kehidupannya sudah hancur. Apalagi melihat hati ibunya yang merasa tersakiti. Keluarga lain yang mengetahui DW tertangkap merasa shock. 116 Karena tidak ada yang menyangka bahwa DW adalah seorang pecandu narkoba. DW pun mendekam di BNN sekitar 2 minggu. Namun, akhirnya DW dibawa ke Recovery Center Rumah Singgah Caritas PSE untuk menjalani pemulihan. Pak Yudi, salah seorang pegawai BNN menyarankan kepada DW dan keluarganya agar DW menjalani pemulihan di salah satu pusat rehabilitasi. Akhirnya DW di rehabilitasi selama tiga bulan lamanya. Awalnya DW merasa takut dengan usul tentang dirinya yang akan direhabilitasi. Tetapi karena tidak memiliki alasan yang masuk akal, akhirnya DW pun menyerah dan setuju untuk melakukannya. Masa pemulihan yang dijalani DW membuat DW bisa berpikir dengan lebih baik. DW sering melakukan konseling dengan konselornya. DW memang orang yang tidak bisa cepat bersosialisasi dengan orang lain. DW merasa aman dan nyaman ketika sedang melakukan konseling. DW selalu menyendiri, suka berada di kamar, dan menghabiskan waktunya dengan menulis. DW memang sulit berbagi dengan orang lain, karena DW memang tertutup kepada semua orang, termasuk orang tuanya sendiri. Lama-kelamaan DW merasakan manfaat pemulihan yang terjadi pada dirinya. Dari segi fisik, DW mengalami penambahan berat badan. Bobot DW naik 7 kg dari semenjak kedatangannya pertama kali. DW juga bisa menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya dulu. DW mengaku bahwasannya dia salah karena telah menggunakan narkoba sebagai pelariannya. 117 “Kalo menurut aku, bukan pembenaran ini ya, tetapi aku memang menggunakan narkoba untuk pelarian masalah-masalahku. Bukan karena narkoba, aku jadi bermasalah tetapi narkobalah yang jadi pelarianku dulu. Kalo setiap orang kan beda-beda alasan pemakaiannya.” DW juga menghabiskan waktu dengan sholat. DW sudah sering sholat lima waktu. Meskipun tidaklah rutin, tetapi DW mencoba untuk fokus untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Secara emosional, DW merasa terjadi perubahan pada diri DW. Kemarahan DW tidak lagi mudah tersulut. DW bisa mengatur emosinya dengan lebih baik. Setelah selesai menjalani masa pemulihan, DW telah menyusun rencana untuk melanjutkan hidupnya. DW berharap untuk tidak lagi menggunakan narkoba. DW ingin menebus kesalahannya dengan orang tua. Pertama-tama DW mau meminta maaf kepada orang tua. Kedua, DW ingin mengembangkan usaha dagangnya kembali. Dan DW ingin mencoba membina hubungan rumah tangga kembali dengan istrinya.

5.2.6 lnforman Tambahan I