Informan Utama II Hasil Temuan

106 Setiap harinya, perkembangan JG berubah menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan perubahan karakter JG yang lebih sopan. Pola hidupnya lebih teratur. JG juga terlibat aktif dalam setiap sesi yang dilaksanakan. Malahan JG juga pernah diajak ikut penyuluhan oleh salah satu staf untuk memberikan testimoni terkait pemulihan dirinya. JG berharap setelah JG selesai menjalani program pemulihan, maka JG akan bisa melanjutkan hidupnya ke arah yang lebih baik. JG ingin melanjutkan cita-citanya yaitu menempuh pendidikan di sekolah pelayaran. JG tidak ingin kembali menggunakan narkoba karena JG tidak ingin mendapatkan kehidupan yang buruk lagi.

5.2.4 Informan Utama II

Nama : DC Jenis Kelamin : Laki-Laki Tempattanggal lahir : Aek Nabara, 6 Juni 1979 Usia : 34 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Alamat : Labuhan Batu DC adalah seorang pekerja di sebuah bank yang ada di Labuhan Batu. DC termasuk orang yang bertanggung jawab dan cukup dihormati oleh temannnya. DC memiliki anggota-anggota yang membantunya dalam menyelesaikan pekerjaannya. 107 Karena pernah tertangkap basah sedang menggunakan narkoba di kantor, maka DC langsung dipecat. Setelah DC tidak bekerja di bank tersebut lagi, DC pun berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain. DC pun mulai berdagang dengan temannya. DC sudah lama menjadi seorang pecandu alkohol. DC mulai mengkonsumsi alkohol sejak 10 tahun yang lalu saat DC masih duduk di bangku SMA. Awal tahun 2013-an, DC mulai menggunakan narkoba. Jenis narkoba yang digunakan adalah shabu. DC diajak temannya untuk menggunakan narkoba. Pertama kali, DC tidak suka dengan pemakaian shabu. Berikut penuturannya: “Kenikmatan pertama tidak ada. Kata teman, pakai aja dulu nanti lama-lama baru terasa. Gak fly shabu ini, cuma semangat aja kita dibuatnya. Pikiran enak dan badan enak dibuatnya” DC yang tidak suka dengan efek shabu ketika menggunakannya pertama kali tersebut pun tidak ingin mengunakannya lagi. Namun, teman- teman DC berusaha membujuk DC untuk ikut bergabung dengan teman- temannya menggunakan shabu. DC pun menjadi tertarik dan menuruti kemauan teman-temannya. DC pun mulai merasakan kecanduannnya. Efek shabu mulai dirasakan DC setelah pemakaiannya di minggu ketiga. Badan menjadi gelisah, dan otak selalu sibuk memikirkan bagaimana cara untuk mengolah orang lain. Lingkungan tempat tinggal DC memiliki bandar narkoba sebanyak 5 orang. Oleh sebab itu, mayoritas penduduk yang menempati daerah tempat tinggal DC adalah pecandu narkoba. DC tidak pernah ke tempat hiburan 108 malam, karena daerah tempat tinggalnya tidak memiliki tempat hiburan malam. DC memilih salah satu tempat yang dijadikan DC dan teman-teman pecandu-nya untuk menjadi tempat mereka. Ketika DC tidak memiliki cukup uang untuk membeli narkoba, maka DC akan berusaha menjadi teman sharing lain untuk membeli narkoba bersama-sama. Berikut penuturannya: “Kalau saya tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli narkoba, maka saya akan mencari ck cari kawan-red untuk saling berbagi narkoba. Saya dan teman ck saya tersebut akan membeli narkoba dengan uang yang kami miliki, lalu kami akan menggunakannya bersama-sama.” Ketika DC menjadi pecandu, maka DC selalu berpikir untuk mengolah orang lain. Artinya adalah DC selalu berusaha melakukan manipulasi terhadap orang lain sehingga ia akan selalu mendapatkan cara untuk memperoleh uang. Uang yang diperoleh tersebut akan digunakan memenuhi hasratnya untuk menggunakan narkoba. Awalnya, DC memiliki hubungan yang baik dengan istrinya. Tetapi, ketika DC sudah menjadi pengguna narkoba maka hubungan DC dengan istrinya menjadi rusak. DC sering marah-marah tanpa ada alasan yang jelas, jarang pulang ke rumah, semakin sulit untuk diajak berkompromi, dan lain sebagainya. Istri DC yang merasakan perubahan yang terjadi pada diri DC pun akhirnya memberitahukan hal tersebut kepada orang tua DC. Berikut penuturannya: “Sewaktu saya menjadi pencandu, keseharian saya adalah jarang pulang ke rumah. Istri saya selalu tahu kalau ada yang tidak beres 109 dengan kelakuan saya. Karena itu dia istri saya-red selalu memarahi saya dan bertanya-tanya kepada saya. Hal ini berlangsung cukup lama. Dia pun memutuskan memberitahukan kelakuan saya kepada orang tua saya.” Sebelumnya orang tua DC sudah mengetahui informasi tentang narkoba. Orang tua DC pun berusaha mencari tahu tentang aktivitas yang dilakukan DC pada saat tidak berada di rumah. Orang tua DC berusaha mencari kebenaran tentang pengaduan istri DC dari orang lain. Ketika mengetahui bahwa DC terbukti mengkonsumsi narkoba, maka DC pun mengalami persidangan keluarga. Berikut penuturannya: “Orang tua saya mengetahui saya memakai narkoba dari tetangga saya. Ditambah dengan aduan istri saya, maka orang tua saya pun langsung membuat persidangan keluarga.” Mengetahui DC menggunakan narkoba, keluarga DC langsung melakukan persidangan keluarga untuk meminta pengakuan dari DC. Awalnya DC masih berbohong dan marah karena merasa dituduh melakukan hal itu. Tetapi karena keluarga bisa menunjukkan bukti-bukti tentang aktivitas DC tersebut, maka DC tidak bisa mengelak lagi. DC pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Berikut penuturannya: “Saya pernah mengalami tiga kali sidang keluarga. Pertama kali ketika saya ketahuan memakai narkoba, saya berjanji untuk tidak menggunakan narkoba. Janji itu hanya bertahan sampai sebulan. Bulan berikutnya saya kembali ke pola kehidupan pecandu saya. Istri saya yang sudah mengetahui bahwa saya sudah berbeda lagi pun akhirnya mengadukan saya kepada orang tua saya. Saya pun kembali 110 mengalami persidangan keluarga. Untuk kedua kalinya, saya berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut. Namun, janji itu hanya bertahan sampai sebulan saja. Akhirnya saya pun mengalami persidangan keluarga yang ketiga. Hasilnya adalah saya harus mengikuti permintaan keluarga untuk menjalani proses rehabilitasi”. DC memiliki seorang sepupu yang berprofesi sebagai polisi. DC pun mengalami intervensi dari keluarga yang langsung membawa DC ke BNN yang beralamat di Jalan Pancing. Awalnya DC menolak keras aksi dari keluarganya tersebut. Tetapi karena sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi, maka DC hanya mengikuti kemauan keluarga saja. Ternyata DC memiliki ketakutan tersendiri mengenai panti rehabilitasi. DC merasa keamanannya akan terancam jika dia menjalani pemulihan. Pihak BNN pun menunjuk Rumah Singgah Caritas PSE sebagai tempat dimana DC akan menjalani proses rehabilitasi. Atas desakan keluarga, akhirnya DC mau menjalani pemulihan di Recovery Center Rumah Singgah Caritas PSE. DC memiliki salah seorang konselor yang akan memberikan pelayanan konseling kepada DC. DC mengakui bahwasannya DC suka menjalani sesi konseling. Karena melalui konseling, DC dapat mengeluarkan uneg-unegnya, dapat merasakan bimbingan psikologis yang diberikan konselornya, serta merencanakan pemulihan yang sedang dijalaninya. DC juga merasa bisa mendapat penguatan terhadap sugesti yang dirasakan DC. Hal ini diterima DC melalui sesi konselingnya dengan konselor maupun sesi konselingnya dengan sesama resident. DC bisa lebih meningkatkan percaya diri untuk berbagi dengan orang lain. 111 Perubahan yang dirasakan oleh DC mulai terasa menjelang pemulihannya yang sudah berlangsung dua bulan. DC sudah bisa berpikir secara jernih, memandang suatu hal dari sisi positifnya, dan mulai bisa memikirkan rencana jangka panjangnya. Malahan DC sudah berkomitmen untuk tidak menggunakan narkoba lagi. Berikut penuturannya: “Bedanya adalah kalau dulu saya adalah seorang pecandu, kalau sekarang saya adalah mantan pecandu. Saya akan menjadi mantan pecandu seumur hidup saya.”

5.2.5 Informan Utama III