Kerangka Pemikiran Buat KESAYANGAN DI DEPARTEMEN Bang Ria Lesmana, Ka Wan

53 kesetiaan, kesabaran, kerendahan hati, pengendalian diri, dan integritas dirinya Martono Joewana, 2008:99.

2.6. Kerangka Pemikiran

Seperti yang kita ketahui narkoba adalah masalah yang sedang gencar- gencarnya dibicarakan, baik itu pencegahan preventif dan pemulihan rehabilitatif. Khususnya di bidang pemulihan, banyak lembaga yang membuat program-program pemulihan pecandu narkoba. Dilihat dari sudut pandang kesejahteraan sosial pecandu narkoba bukanlah tersangka, melainkan korban yang didasari oleh berbagai faktor sehingga disebut korban penyalahgunaan narkoba. Dalam upaya memerangi pengaruh buruk narkoba dilakukanlah beberapa usaha. Salah satunya adalah dengan upaya pemulihan bagi korban penyalahgunaan narkoba. Pemulihan ini dimaksudkan untuk membantu seseorang dari kecanduannya terhadap narkoba. Dalam melaksanakan upaya pemulihan terhadap korban penyalahgunaan narkoba, peran konselor sangatlah diperlukan. Karena konselor merupakan petugas yang lebih banyak berinteraksi langsung dengan korban. Dalam hal ini, konselor sebagai petugas yang membina langsung proses rehabilitasi melakukan asesmen terhadap korban yang menjalani rehabilitasi. Dalam kegiatan asesemen, konselor akan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada korban penyalahgunaan narkoba. Konselor akan memberikan penilaian terhadap masalah yang ada. Karena asesmen merupakan cara salah satu kegiatan pengukuran maka dalam konteks bimbingan konseling, 54 asesmen harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakanberlangsung. Proses pemulihan korban penyalahgunan narkoba itu sendiri sangat tergantung dari bagaimana konselor dan peranannya saat sedang membimbing dalam pelayanan konseling. Bagaimana konselor mampu memahami tingkah laku, memberi motivasi-motivasi dan memahami perasaan para korban pengguna narkoba, sehingga nantinya tujuan rehabilitasi dapat terpenuhi. Konselor akan membimbing klien dalam menentukan skala prioritas dari permasalahan yang ada. Konselor juga harus memberikan alternatif- alternatif pilihan atas penyelesaian permasalahan korban penyalahgunaan narkoba, dan membiarkan klien membuat keputusannya sendiri. Karena itu konselor harus memahami tugasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang konselor yang professional harus menguasai teknik-teknik konseling dengan baik, menguasai sasaran dan strategi dalam konseling, dan mampu menjaga tanggung jawabnya. Selanjutnya konselor juga akan melakukan monitoring. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan aktivitas sehari-hari korban selama proses pemulihan berlangsung. Konselor juga akan mendapatkan pengamatan dari staf lainnya terkait dengan perilaku-perilaku korban tersebut. Monitoring adalah kegiatan yang berkesinambungan. Artinya adalah terjadi proses pemantauan terus-menerus terhadap perkembangan perilaku korban penyalahgunaan narkoba. Data yang telah terkumpul dari hasil pemantauan harus secepatnya diolah dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan pelaksanaan program tercapai atau tidak. Pemaknaan 55 hasil pemantauan ini menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan program. Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang menerangkan hubungan konsep-konsep atau variable-variabel penelitian menjadi sesuatu yang berbentuk skema. Artinya, yang ada hanyalah perubahan cara penyajian dari narasi menjadi skema Siagian, 2011: 32. Untuk itu skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1 Bagan Alur Pikir Pemulihan Korban Penyalahgunaan Narkoba 1. Melakukan asesmen 2. Melakukan konseling 3. Melakukan monitoring Peranan Konselor 56

2.7. Definisi Konsep