123
takut, mau ketemu kawan aja pun aku takut. Sekarang sih aku gak takut. Tetap waspada aja tapi uda gak takut. Kan sekarang uda punya
pengetahuan lain.” Yang menjadi pedoman AS tetap menjalankan pemulihan adalah NA
Narcotic Anonymous. AS ingin selalu berusaha mendapatkan hidup yang lebih baik. Berikut penuturannya:
“Selama aku menjadi pecandu aktif, banyak yang berantakan dalam hidupku. Aku ingin mengubahnya biar hidupku baik, dan berharap
hasilnya baik juga.”
5.2.7 Informan Tambahan II
Nama : MH
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempattanggal lahir : Medan, 29 Agustus 1957 Usia
: 58 Tahun Pekerjaan
: Wiraswasta Agama
: Kristen Protestan Alamat
: Medan
MH adalah seorang ibu rumah tangga. Sebagai single parent, MH masih tinggal dengan anak bungsunya yaitu AS. Kedua anaknya sudah
menikah dan tinggal masing-masing dengan keluarganya. Ketika pertama kali mengetahui anaknya AS menggunakan narkoba,
tentulah hati MH sebagai orang tua menjadi hancur. MH merasa sudah gagal
124
mendidik AS. MH tidak pernah menyangka bahwa anaknya akan menjadi seorang pecandu narkoba. Berikut penuturannya:
“Aku gak nyangka kalau dia itu uda pake narkoba. Memang dia uda makin kasar, gak pedulian, dan susah buat dibilangin. Semua orang
dilawannya, satu orang pun gak ada didengarkannya. Namanya orang tua pastilah kecewa dan marah kalau tahu anaknya uda pake
narkoba.” Sebelumnya, MH sudah mengetahui apa itu narkoba. MH memang
suka menonton televisi dan membaca koran. Mengetahui anaknya sudah menjadi seorang pecandu narkoba, MH memutuskan untuk memasukkan AS
ke pusat rehabilitasi. MH tidak ingin orang lain mengetahui bahwasannya AS adalah
seorang pecandu narkoba. MH pun berdiskusi dengan abang dan kakak AS mengenai hal tersebut. Kakak AS adalah orang pertama yang menemukan
bong alat penghisap shabu di kamar AS. Berdasarkan diskusi keluarga, MH pun mengetahui bahwasannya salah satu adik dari suami kakaknya AS juga
seorang pecandu narkoba. MH pun menyuruh kakaknya AS untuk bertanya mengenai panti rehabilitasi yang ada di Medan.
Keluarga membujuk AS untuk berhenti dari pemakaian narkobanya. Keluarga juga menyarankan kepada AS untuk mau menjalani rehabilitasi. AS
mau menjalani rehabilitasi tetapi syaratnya adalah AS harus melihat terlebih dahulu bagaimana tempat rehabilitasi yang akan dimasukinya. Bersama
dengan Andreas, AS pun setuju untuk berkunjung ke Recovery Center Rumah Singgah Caritas PSE.
125
Setelah melihat langsung bagaimana keadaan Recovery Center Rumah Singgah Caritas PSE, AS pun setuju untuk menjalani masa
pemulihan. AS juga sudah berkenalan dengan beberapa resident sebelumnya dan melihat langsung aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para resident.
MH pun mengantar AS ke Recovery Center. MH pun membayar kontribusi sebanyak Rp 1.500.000 untuk setiap
bulannya. Selama tiga puluh hari pertama, MH tidak diperbolehkan untuk melihat AS. Bahkan untuk berkomunikasi sekali pun harus melalui perantara
konselor AS. Setelah AS sudah menjalani masa pemulihan selama tiga puluh hari, maka MH pun datang mengunjungi AS.
Selama AS menjalani pemulihan, MH sebagai orang tuanya selalu merasa khawatir. Karena itu diawal perjumpaan MH dengan salah satu
konselor yang ada, MH meminta kepada konselor untuk membantu anaknya supaya cepat pulih. MH sering berhubungan dengan konselor AS. Melalui
komunikasi yang dibangun itulah MH mendapat informasi mengenai kelakuan AS selama menjalani masa pemulihan. Konselor juga selalu
menelepon MH untuk memberitahukan perkembang yang dimiliki AS terkait dengan pemulihannya.
Selain itu, MH juga sering melakukan kunjungan keluarga ke Recovery Center. Dalam waktu satu bulan pertama, MH tidak bisa bertemu
dengan anaknya karena pada masa itu AS sedang memasuki masa adaptasi. Untuk bulan keduanya, AS sudah bisa dikunjungi. MH sering berkunjung
untuk bertemu dengan anaknya dan melihat langsung perkembangan anaknya. MH juga sering berkunjung untuk bertemu dengan konselor AS
untuk melakukan konseling keluarga.
126
Dalam rentang waktu seminggu, MH akan berkunjung sebanyak satu atau dua kali kunjungan. Hanya keluarga inti saja yang mengetahui bahwa
AS sedang menjalani masa pemulihan. Hanya abang dan kakaknya saja yang mengetahui ataupun keluarga yang dekat saja. Alasannya adalah MH merasa
bahwa kelakuan AS tidak baik untuk diberitahukan kepada yang lain. Menurut MH, ada banyak manfaat yang didapat oleh AS setelah
selesai menjalani pemulihan. MH melihat AS telah berhenti dari kegiatan merokoknya. AS juga lebih mudah untuk diberikan saran, lebih menerima
kritikan orang lain, sudah sopan kepada yang lebih tua, dan lainnya. Menurut MH, fungsi konselor adalah memberitahukan apa buruknya
pemakaian narkoba, apa akibat dari pemakaian narkoba, dan lain sebagainya. Berikut penuturannya:
“Fungsi konselor adalah untuk memberitahu apa saja buruknya kalo pake narkoba, apa akibatnya kalo pake narkoba, dan lainnya.”
MH masih mengizinkan AS untuk berkunjung ke Recovery Center Rumah Singgah Caritas PSE. MH menganggap bahwa Recovery Center
Rumah Singgah Caritas PSE adalah tempat yang aman bagi AS. Selain AS memiliki teman baru yang bisa saling mendukung dan memotivasi, MH juga
memiliki staf-staf Recovery Center yang bisa mendukung keberlangsungan pemulihan yang dijalanioleh AS.
Menurut MH, perawatan dan pemulihan yang ada di Recovery Center Rumah Singgah Caritas sudah baik. Mungkin yang perlu ditambahkan adalah
waktu yang diperlukan pecandu untuk melakukan pemulihan. Karena MH merasa bahwa semakin lama anaknya menjalani masa pemulihan, maka akan
127
semakin baik dirinya ketika berada di dunia luar rehabilitasi. Berikut penuturannya:
“Harapamya semoga lebih bgus. Misalnya walaupun sudah keluar, maunya mereka bisa bisa bergabung di sana mau ngapain kek.
Karena orang tua kecewa kalo anaknya bisa kembali lagi menggunakan narkonba. Maunya mereka dikasih kepercayaan ntah
ngapain kek. Jadi bukan hanya kalo kita rehab, setelesah selesai rehab maunya dibuatlah kegiatan lain buat mereka, jadi tidak sia-sia
tiga bulan di sana.” MH mengatakan bahwa AS bukan anak-anak lagi, jadi MH
menyerahkan segala keputusan ada pada AS. MH merasa bahwa AS sudah mengetahui buruknya menjadi seorang pecandu narkoba. MH berharap agar
AS bisa menjadi anak yang lebih baik lagi dalam segala hal.
5.3. Analisis Data