59
komunitas dan sektor partisipasi perempuan. Stakeholder sektor partisipasi perempuan yang dapat dilibatkan dalam menunjang program ini antara lain
perempuan-perempuan yang menjadi pendamping hidup istri dari nelayan yang menjadi sasaran program.
b. Aspek Sosial
Program bantuan jaring ini belum memanfaatkan modal sosial yang ada dalam komunitas, diantaranya yang berkaitan dengan pengetahuan komunitas dan
tidak diperhatikannya proses pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakat partisipasi. Pengetahuan komunitas nelayan Desa Meskom yang lebih banyak
memahami cara menangkap ikan di perairan pantai, tapi tidak diperhatikan, sebaliknya diberi bantuan alat untuk menangkap ikan di perairan laut yang jauh
dari pantai. Akibatnya bantuan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya,
setidaknya karena dua alasan, pertama : mereka tidak punya sarana untuk memanfaatkan fasilitas yang diberikan dan kedua : mereka belum berpengalaman
menangkap ikan di perairan laut yang jauh dari pantai. Pengambilan keputusan secara partisipatif di dalam perencanaan tidak
diperhatikan. Hal ini mengakibatkan bantuan yang diberikan tidak sesuai kebutuhan.
c. Aspek Lingkungan
Dilihat dari jenis bantuan alat tangkap yang diberikan, program ini telah memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pengelolaan lingkungan alam. Bantuan
yang diberikan tidak akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan.
60
Permasalahannya adalah bantuan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
5.2 Bantuan Peningkatan Dan Pengembangan Tambak Udang
5.2.1 Deskripsi Program
Kegiatan program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan di Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, diantaranya sebagai
berikut : Judul : Peningkatan dan Pengembangan Tambak Udang, penyelenggara :
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkalis, sumber dana : Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2001, pendekatan : pembangunan ekonomi lokal
sektor informal dan Usaha Kecil Menengah UKM. Golongan Partisipan : dua belas 12 Kepala Keluarga nelayan 5 KK,
pekerja kolam 7 KK, Paket Bantuan terdiri dari : pompa air 2 buah, mesin diesel 1 buah, rumah bangsal dan rumah mesin, serta dengan modal kerja Rp.
661.250.000. Selanjutnya bantuan pinjaman modal Tahun Anggaran 2002 kepada Abdul Rahman, Rp. 70.000.000, Bukhari, Rp. 45.000.000 dan Muhammad Isya
Rp. 45.000.000. Pelaksanaan kegiatan merupakan salah satu kegiatan ekonomi
kerakyatan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut : menyurati Camat Bengkalis untuk menunjukkan desa yang layak, survei ke lokasi,
tatap muka dengan kelompok pengusaha tambak udang sebanyak dua kali, penyerahan bantuan mesin dan peralatan lainnya, pelatihan penggunaan peralatan
bantuan, serta penyerahan modal kerja.
61
5.1.2 Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Proyek tambak udang di Desa Meskom bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya pengusaha tambak udang yang
selama ini mengelola usahanya secara tradisional. Usaha tambak udang merupakan sektor informal dan tergolong dalam Usaha Kecil Menengah UKM
yang dikelola secara kelompok yang merupakan usaha bersama dan bersifat kekeluargaan.
Dari hasil wawancara dengan salah seorang pengusaha tambak udang, diperoleh informasi bahwa usaha tambak udang sudah dimulai sejak tahun 1995,
yang merupakan usaha sampingan dimana usaha utama adalah petani atau pola nafkah ganda dengan produksi yang masih terbatas.
Adapun sebagian besar tenaga kerja berasal dari sanak keluarga yang ditambah dengan beberapa orang pekarja dari luar untuk pekerjaan penggalian
kolam dan pemberian pangan. Banyak permasalahan yang dijumpai dalam mengembangkan usaha tambak udang sebagaimana yang dijumpai pada sektor
informal pada umumnya.
5.1.3 Pengorganisasian dan Pengembangan Modal Sosial
Di dalam pengembangan usaha tambak udang yang ada di Desa Meskom pada awalnya masih dilakukan dengan usaha keluarga dan perorangan, dengan
modal yang sangat terbatas. Masyarakat masih berpola untuk memenuhui kebutuhan lokal masyarakat itu sendiri. Rata-rata setiap pengusaha mempunyai
modal antara satu sampai dengan dua juta rupiah. Dengan adanya proyek dari Dinas Perikanan dan Kelautan sasaran kegiatan adalah kelompok yaitu setiap
62
dusun satu kelompok setiap kelompok dengan jumlah anggota sepuluh Kepala Keluarga yaitu Kepala Keluarga yang sudah mempunyai usaha dan yang belum
mempunyai pekerjaan. Pengorganisasian dalam kegiatan ini dimulai pada tahun 2000 setelah
adanya sistem bantuan dana bergulir dari Pemerintah Daerah. Dimana kepada pengusaha tambak udang diminta membuat usulan Kepada Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Bengkalis untuk mendapat bantuan kegiatan. Dalam pengorganisasian kelompok yang akan mendapat bantuan
dilakukan dengan memanfaatkan modal sosial yang ada sesuai dengan hasil pemetaan dengan memanfaatkan organisasi komunitas yang ada, yaitu
perkumpulan orang dalam masyarakat yang mengelola kegiatan tertentu. Modal sosial yang berupa norma yang mengatur hubungan antar manusia yang bertujuan
untuk memenuhui kebutuhan pokok manusia sehingga menimbulkan kelembagaan, dimana dalam hal ini adalah kelembagaan usaha tambak udang.
5.1.4 Keberlanjutan Program
Sebagaimana diketahui kegiatan usaha tambak udang yang selama ini dilakukan oleh masyarakat Desa Meskom menurut penulis belum sesuai dengan
prinsip pembangunan berwawasan lingkungan khususnya prinsip kearifan terhadap eksistensi alam dengan penggunaan sumberdaya alam yang arif dan tidak
ekspoitatif. Dampak lain dari tidak dikelolanya lobang bekas penggalian tanah dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan fisik dan dapat membahayakan ekosistem pinggiran pantai.
63
Dari aspek keberlanjutan kegiatan tambak udang ini kalau dikelola dengan baik akan dapat terus berlanjut dan berkembang. Apalagi di Desa Meskom
terdapat usaha batu bata, dimana bekas galian kolam batu bata tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kolam baru.
Untuk perbaikan kegiatan ini dari aspek keberlanjutannya maka perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1 Perlu adanya alternatif untuk
memanfaatkan bekas penggalian lobang dengan kegiatan pelestarian lingkungan dan usaha ekonomi sehingga lobang-lobang bekas penggalian lobang dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan kolam usaha tambak udang sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat. Dari wawancara yang dilakukan dengan
pengusaha telah direncanakan pemanfaatan dengan mengembangkan budidaya perikanan, sehingga diharapkan dapat melestarikan lingkungan dan meningkatkan
pendapatan, 2 Melibatkan semua unsur masyarakat lokal, terutama kaum ibu untuk digalang partisipasinya dalam program pengembangan tambak udang di
Desa Meskom ini.
5.1.5 Berbagai Aspek Keragaan Program
a. Aspek Pemberdayaan
Sesuai dengan paradigma pemberdayaan bahwa pembangunan lebih mengedepankan prakarsa lokal. Dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan menurut
penulis program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan melalui usaha tambak udang belum sepenuhnya berasal dari prakarsa lokal karena dalam
penentuan pemberian bantuan tidak berasal dari komunitas, apalagi partisipasi
64
perempuan, tetapi bersifat top-down walaupun dalam pelaksanaannya memanfaatkan potensi lokal.
b. Aspek Lingkungan
Dalam kegiatan usaha tambak udang, perencanaan kegiatan belum mencakup pengelolaan aspek lingkungan sesuai dengan pembangunan ekonomi
berbasis ekologis. Sebaiknya kegiatan ini direncanakan secara terpadu sehingga program yang dilaksanakan bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat dalam komunitas tetapi juga dapat menjaga keseimbangan dengan alam.
c. Aspek Keberlanjutan
Menurut observasi dan hasil wawancara dengan masyarakat, program ini dapat terlaksana dengan baik jika memanfaatkan peluang-peluang yang ada
seperti pemasaran hasil panen dan pemanfaatan lobang-lobang bekas galian batu bata yang ada sehingga pengusaha diharapkan dapat mengembalikan modal kerja
setelah satu tahun kegiatan.
d. Aspek Ekonomi
Dalam kegiatan usaha tambak udang, perencanaan kegiatan belum mencakup pengelolaan aspek lingkungan sesuai dengan pembangunan ekonomi
berbasis ekologis. Sebaiknya kegiatan ini direncanakan secara terpadu sehingga program yang dilaksanakan bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi
65
masyarakat dalam komunitas tetapi juga dapat menjaga keseimbangan dengan alam.
e. Aspek Sosial Budaya