70
6.2 Potensi Partisipasi Komunitas Perempuan Dalam Pengembangan
Masyarakat
Partisipasi perempuan yang dikaji dalam program pengembangan masyarakat nelayan Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis,
Propinsi Riau ini adalah partisipasi sosial formal dan partisipasi dalam kelembagaan sosial perempuan.
Mengacu kepada pendapat Bertrand 1958 yang mengatakan bahwa partisipasi sosial formal dan informal dapat dibedakan dengan jelas dalam tatanan
kehidupan komunitas desa, sedangkan partisipasi sosial semi-formal sulit dibedakan.
Bertrand 1958 menyebutkan bahwa partisipasi sosial formal adalah partisipasi individu atau kelompok sebagai anggota dalam organisasi formal yang
ada di desa. Dalam hal ini organisasi formal yang dilihat adalah partisipasi perempuan dalam Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD. LKMD
dipilih menjadi obyek penelaahan untuk melihat partisipasi perempuan dalam program pengembangan masyarakat nelayan Desa Meskom, karena dalam
lembaga tersebut banyak terdapat kaum ibu yang menjadi anggota pengurus Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD yang dimaksudkan.
Setiap bidang terdiri dari komisi-komisi : 1 bidang politik, terdiri dari : komisi hari-hari libur nasional, komisi keamanan dan kestabilan umum, 2
bidang ekonomi, terdiri dari : komisi koperasi dan komisi peningkatan produksi dan 3 bidang kesejahteraan terdiri dari : komisi bidang kelangsungan kehidupan,
komisi perempuan PKKdasawisma, komisi pendidikanseniolahraga, komisi
71
agamabudaya, komisi kesehatan dan komisi sosial serta dilengkapi komisi informasi.
Dengan adanya partisipasi perempuan dalam kepengurusan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa Meskom LKMD Meskom pada posisi strategis,
dapat dikatakan bahwa telah terjadi partisipasi perempuan, terutama pada kegiatan lembaga formal desa.
Bentuk kegiatan partisipasi perempuan adalah memberi masukan berupa fikiran, tenaga, waktu, keahlian, materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati
hasil yang telah dicapai oleh Lembaga Ketahanan Desa LKMD dalam memajukan masyarakat Desa Meskom melalui program pengembangan
masyarakat nelayan Desa Meskom. Dengan duduknya kaum perempuan dalam kepengurusan LKMD
memberi manfaat bagi kelancaran program pengembangan masyarakat nelayan di Desa Meskom. Selama ini proyek-proyek pengembangan masyarakat nelayan
Desa Meskom maupun kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan di Desa Meskom selalu dibantu oleh kaum ibu. Mereka sangat kompak antara satu dengan yang
lainnya di dalam melakukan sesuatu kegiatan di desa ini. Bagi kaum perempuan yang belum aktif, dengan duduknya beberapa
orang tokoh perempuan dalam kepengurusan LKMD, mau tidak mau menyebabkan mereka untuk turut membantu dalam memberi dukungan
terlaksananya program pengembangan masyarakat nelayan di Desa Meskom tersebut.
Hal ini dimungkinkan kerana kaum perempuan yang duduk dalam kepengurusan LKMD itu sangat disegani oleh kaum perempuan lainnya. Sehingga
72
kaum perempuan yang kurang aktif terpengaruh oleh kegiatan mereka. Inilah yang disebut partisipasi yang tersamarsemu, seperti yang diungkapkan oleh
Uphoff 1988 bahwa partisipasi yang tidak lahir dari kesadaran sendiri dan ikut- ikutan ini disebut sebagai “pseudo-participation” partisipasi semu.
6.3 Partisipasi dalam Kelembagaan Sosial