83
terutama kelompok arisan dan kelompok keagamaan yang ternyata dapat diintegrasikan dengan kegiatan yang bersifat ekonomi.
Secara umum alasan keterlibatan perempuan dalam kelembagaan di Desa Meskom dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu : a alasan ekonomi :
butuh modal, b alasan kesehatan dan pendidikan : menambah ilmu pengetahuan mengenai kesehatan anak dan KB, dan c alasan tuntutan normatifsolidaritas :
kewajibankeharusan, tradisi, disuruh atau diundangdipanggil, malu jika tidak ikut, kesadaran sendiri, tempat untuk berkumpul, saling membantu antar kerabat
atau antar kelompok.
7.1 Identifikasi Potensi, Permasalahan dan Kebutuhan Pengembangan
Partisipasi Perempuan
Pada umumnya sebuah penyusunan program diawali dengan pengenalan terhadap daerah yang akan diberikan program tersebut sehingga dapat disesuaikan
dengan kondisi dan potensi yang ada di masyarakat.Hal-hal yang sangat perlu dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap potensi yang ada di
masyarakat, identifikasi permasalahan, dan kebutuhan masyarakat. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk melakukan identifikasi adalah dengan melakukan
wawancara dengan seluruh lapisan masyarakat, stakeholder dari masyarakat seperti aparat pemerintah desa, tokoh masyarakat, serta masyarakat yang akan
menerima program itu sendiri. Disamping itu, penulis juga melakukan diskusi kelompok dengan mengundang perempuan nelayan untuk membicarakan
beberapa hal mengenai partisipasi perempuan dan pengembangan masyarakat yang selama ini sudah berjalan di Desa Meskom. Ibu AS 28 tahun salah satu ibu
84
rumah tangga yang hadir dalam diskusi tersebut mengemukaan bahwa pada umumnya para perempuan nelayan di Desa Meskom mengharapkan partisipasi
mereka tidak hanya dalam pekerjaan yang lazim seputar kegiatan rutinitas dalam rumah tangga. Mereka juga ingin dilibatkan dalam upaya-upaya peningkatan
pendapatan diri sendiri sehingga dapat lebih bermanfaat bagi keluarganya. Namun, sejauh ini Ibu RO 32 tahun seorang kader PKK Desa Meskom lebih
lanjut memaparkan bahwa “Kami selama ini tidak pernah merasakan bantuan langsung dari pemerintah atau pihak penyandang modal, hanya sebatas tahu
diundang hadir dan diberi upah kalau bekerja.” Kedua pernyataan tersebut mennjukkan bahwa pada umumnya perempuan nelayan Desa Meskom memiliki
keinginan untuk memanfaatkan potensi dirinya agar lebih bermanfaat bagi keluarganya akan tetapi sejauh ini program pengembangan masyarakat yang
diselenggarakan di Desa Meskom tidak melibatkan partisipasi perempuan. Lebih lanjut, Ibu SI 25 tahun seorang ibu rumah tangga mengatakan bahwa mereka
sebagai perempuan memiliki kemauan ikut serta dalam program apabila mereka memang diberi kesempatan untuk terlibat dalam program tersebut, selama
dilakukan pada waktu luang mereka atau setelah mereka menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sebagai kewajibatan utama mereka.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh informasi dari berbagai stakeholder seperti aparat desa, tokoh masyarakat, baik
formal maupun informal, masyarakat nelayan dan kaum perempuan yang ada di Desa Meskom.
85
Adapun beberapa keadaan umum yang menjadi permasalahan dalam peningkatan partisipasi perempuan dalam pengembangan masyarakat nelayan
Desa Meskom dapat diuraikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Identifikasi Potensi, Permasalahan dan Kebutuhan Pengembangan Partisipasi Perempuan Desa Meskom
Potensi Masalah Utama
Sebab-Sebab Cara Mengatasi Masalah
Kultural
Adanya sifat kekompakan
golongan perempuan
untuk berpartisipasi
dalam kelembagaan
Golongan perempuan hanya
diposisikan untuk menempati
kelembagaan yang bersifat
informal Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan
perempuan dalam pengelolaan
kelembagaan Kurangnya akses dan
kontrol perempuan dalam kelembagaan ekonomi
maupun sosial Rendahnya tingkat
pendidikan golongan perempuan
Adanya norma sosial yang menempatkan posisi laki-
laki lebih tinggi daripada perempuan dalam
lingkungan domestik maupun publik
Pendampingan golongan perempuan pada
kelembagaan ekonomi maupun sosial
Keterbukaan masyarakat
sifat adaptif pada
informasi Kurangnya
kesadaran gender Rendahnya tingkat
pendidikan Adanya norma sosial yang
menempatkan posisi laki- laki lebih tinggi daripada
perempuan dalam lingkungan domestik
maupun publik Melakukan bimbingan
penyadaran gender
Struktural
Keterbukaan masyarakat
sifat adaptif pada
informasi Kurangnya
keterampilan masyarakat
dalam mengelola kelompok
Rendahnya tingkat pendidikan
Kurangnya pendampingan dari instansi terkait
Mengadakan pendampingan kelompok secara
berkesinambungan
Program yang diselenggarakan
tidak melibatkan perempuan
Program tidak berorientasi gender
Perancangan program dengan melibatkan golongan
perempuan
Adanya kemampuan
dasar golongan
perempuan untuk
mengolah hasil
tangkapan Kurangnya
penguasaan teknologi dan
kurangnya keterampilan
Rendahnya tingkat pendidikan
Kurangnya pendampingan dari instansi terkait untuk
memfasilitasi upaya peningkatan nilai jual dan
nilai tambah hasil tangkapan
Mengadakan bimbingan dan pelatihan teknis utntuk
pengelolaan hasil tangkapan Melengkapi fasilitas yang
dibutuhkan untuk kegiatan pengelolaan tersebut
Perlunya dukungan modal Membuka peluang
komunikasi dengan pihak pengembang
86
7.2 Program Pengembangan Masyarakat Nelayan Desa Meskom