Pengorganisasian dan Pengembangan Modal Sosial Keberlanjutan Program

61

5.1.2 Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Proyek tambak udang di Desa Meskom bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya pengusaha tambak udang yang selama ini mengelola usahanya secara tradisional. Usaha tambak udang merupakan sektor informal dan tergolong dalam Usaha Kecil Menengah UKM yang dikelola secara kelompok yang merupakan usaha bersama dan bersifat kekeluargaan. Dari hasil wawancara dengan salah seorang pengusaha tambak udang, diperoleh informasi bahwa usaha tambak udang sudah dimulai sejak tahun 1995, yang merupakan usaha sampingan dimana usaha utama adalah petani atau pola nafkah ganda dengan produksi yang masih terbatas. Adapun sebagian besar tenaga kerja berasal dari sanak keluarga yang ditambah dengan beberapa orang pekarja dari luar untuk pekerjaan penggalian kolam dan pemberian pangan. Banyak permasalahan yang dijumpai dalam mengembangkan usaha tambak udang sebagaimana yang dijumpai pada sektor informal pada umumnya.

5.1.3 Pengorganisasian dan Pengembangan Modal Sosial

Di dalam pengembangan usaha tambak udang yang ada di Desa Meskom pada awalnya masih dilakukan dengan usaha keluarga dan perorangan, dengan modal yang sangat terbatas. Masyarakat masih berpola untuk memenuhui kebutuhan lokal masyarakat itu sendiri. Rata-rata setiap pengusaha mempunyai modal antara satu sampai dengan dua juta rupiah. Dengan adanya proyek dari Dinas Perikanan dan Kelautan sasaran kegiatan adalah kelompok yaitu setiap 62 dusun satu kelompok setiap kelompok dengan jumlah anggota sepuluh Kepala Keluarga yaitu Kepala Keluarga yang sudah mempunyai usaha dan yang belum mempunyai pekerjaan. Pengorganisasian dalam kegiatan ini dimulai pada tahun 2000 setelah adanya sistem bantuan dana bergulir dari Pemerintah Daerah. Dimana kepada pengusaha tambak udang diminta membuat usulan Kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkalis untuk mendapat bantuan kegiatan. Dalam pengorganisasian kelompok yang akan mendapat bantuan dilakukan dengan memanfaatkan modal sosial yang ada sesuai dengan hasil pemetaan dengan memanfaatkan organisasi komunitas yang ada, yaitu perkumpulan orang dalam masyarakat yang mengelola kegiatan tertentu. Modal sosial yang berupa norma yang mengatur hubungan antar manusia yang bertujuan untuk memenuhui kebutuhan pokok manusia sehingga menimbulkan kelembagaan, dimana dalam hal ini adalah kelembagaan usaha tambak udang.

5.1.4 Keberlanjutan Program

Sebagaimana diketahui kegiatan usaha tambak udang yang selama ini dilakukan oleh masyarakat Desa Meskom menurut penulis belum sesuai dengan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan khususnya prinsip kearifan terhadap eksistensi alam dengan penggunaan sumberdaya alam yang arif dan tidak ekspoitatif. Dampak lain dari tidak dikelolanya lobang bekas penggalian tanah dapat menimbulkan kerusakan lingkungan fisik dan dapat membahayakan ekosistem pinggiran pantai. 63 Dari aspek keberlanjutan kegiatan tambak udang ini kalau dikelola dengan baik akan dapat terus berlanjut dan berkembang. Apalagi di Desa Meskom terdapat usaha batu bata, dimana bekas galian kolam batu bata tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kolam baru. Untuk perbaikan kegiatan ini dari aspek keberlanjutannya maka perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1 Perlu adanya alternatif untuk memanfaatkan bekas penggalian lobang dengan kegiatan pelestarian lingkungan dan usaha ekonomi sehingga lobang-lobang bekas penggalian lobang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kolam usaha tambak udang sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat. Dari wawancara yang dilakukan dengan pengusaha telah direncanakan pemanfaatan dengan mengembangkan budidaya perikanan, sehingga diharapkan dapat melestarikan lingkungan dan meningkatkan pendapatan, 2 Melibatkan semua unsur masyarakat lokal, terutama kaum ibu untuk digalang partisipasinya dalam program pengembangan tambak udang di Desa Meskom ini.

5.1.5 Berbagai Aspek Keragaan Program