Kepuasan Komunitas Ikhtisar ANALISIS PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM

79 acara kesenian kelompok perempuan berusia muda dan remaja selalu memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran dan tenaganya untuk kelancaran kegiatan atau acara tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok perempuan berusia muda dan remaja selalu menunjukkan partisipasi aktif, bukan hanya memberikan pemikiran dan tenaga, tetapi juga mereka selalu hadir atau datang pada kegiatan atau acara demikian.

6.8 Kepuasan Komunitas

Penelahaan tentang kepuasan komunitas mencakup bidang pendekatan yang sangat luas dan memerlukan penelitian yang dalam dari berbagai disiplin ilmu. Kepuasan komunitas mencakup sarana dan prasarana yang tersedia di desa dan tatanan harmonisasi sosial, ekonomi, budaya dan keamanan kehidupan komunitas yang menimbulkan kebetahan dan rasa memilki terhadap desa. Dalam kajian ini kepuasan komunitas dari kaum perempuan hanya melihat kebetahan mereka tinggal di Desa Meskom ditinjau dari aspek migrasi keluar daerah. Dari kedua aspek dapat dikatakan bahwa kepuasan komunitas kaum perempuan yang bermukim di Meskom belum memadai. Kaum perempuan terutama kelompok yang berpendidikan tinggi bermigrasi keluar desa dengan daerah tujuan utama seperti kota Bengkalis, Dumai, Duri, Pekanbaru, Medan dan Semarang. Dari hasil wawancara dengan Kepala Desa Meskom, semenjak 10 tahun terakhir ini, ada beberapa orang kelompok perempuan berusia muda dan remaja meninggalkan Desa Meskom. Mereka pergi untuk menuntut ilmu pengetahuan, mencari pendidikan setinggi-tingginya, karena di Desa Meskom belum terdapat lagi perguruan tinggi. 80 Disamping itu, dari informasi yang diperoleh, diketahui bahwa banyak pula perempuan pergi meninggalkan Desa Meskom untuk mencari kehidupan baru mata pencaharian lain karena di Desa Meskom mereka kurang mendapat pekerjaan yang layak, sebab belum lapangan pekerjaan yang bervariasi.

6.9 Ikhtisar

Partisipasi perempuan dalam program pengembangan masyarakat nelayan Desa Meskom baik secara individual maupun secara kelompok masih terbatas karena pada umumnya para perempuan di desa Meskon memiliki kemampuan di bawah rata-rata serta keterbatasan terhadap akses kegiatan ekonomi. Namun, secara umum perempuan dalam masyarakat nelayan memiliki karakteristik yang secara eksplisit menunjukkan suatu ketimpangan gender. Hal tampak dari beberapa aspek meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, akses kelembagaan, kepemilikan aset produksi dan kegiatan pemasaran hasil. Partisipasi perempuan yang dikaji dalam program pengembangan masyarakat nelayan Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau ini adalah partisipasi sosial formal dan partisipasi dalam kelembagaan sosial perempuan. Partisipasi kaum perempuan dalam kelembagaan sosial di Desa Meskom relatif cukup baik, terutama dalam menghadiri acara-acara perkawinan, lebaran, rebana, arisan, wirid pengajian dan kematian. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa kebanyakan kaum ibu tidak tahu adanya program pengembangan masyarakat nelayan dan kurang mampu memahami masalah-masalah program pengembangan masyarakat nelayan di Desa Meskom yang telah diintrodusir buat mereka. Mereka masih menggunakan 81 pendekatan manual, tanpa alat bantu dalam bekerja, serta tidak ikut dalam program yang dicanangkan di Desa Meskom tersebut. Kekurangmampuan memahami masalah-masalah program ini menyebabkan komunikasi dan interaksi mereka untuk berpartisipasi tidak dapat berjalan dengan baik. Di samping program tersebut diberikan secara top down, maka mau tidak mau masyarakat nelayan di Desa Meskom khususnya golongan laki-laki kepala keluarga menerima program tersebut. Para perempuan nelayan pun mau tidak mau patuh pada suaminya untuk menerima dan melaksanakan program tersebut. Golongan perempuan sudah tidak dimintakan pendapat mereka karena mereka tidak memiliki akses dan kontrol khususnya dalam pengelolaan dan penguasaan aset keluarga. Hal ini dikarenakan program yang diberikan kepada para kepala keluarga merupakan aset keluarga dan kepala keluarga atau suamilah yang menentukan segala kebijakan yang terkait dengan aset tersebut. 82

BAB VII PENYUSUNAN PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI