2.2 Pembangunan Perikanan Tangkap Secara Berkelanjutan
Pembangunan perikanan tangkap secara berkelanjutan, bertujuan untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya ikan yang menjamin
ketersediaan protein hewani. Matsuoka 1998 menyatakan bahwa pembangunan perikanan tangkap hendaknya dilakukan dengan memperhatikan ekosistem
perairan menuju konservasi dalam rangka mempertahankan sumberdaya untuk generasi mendatang. Untuk itu perlu dilakukan proteksi terhadap keberlanjutan
sumberdaya, dengan ditunjang oleh peraturan tentang pengelolaan sumberdaya. Konsep keberlanjutan dalam perikanan tangkap, berangsur mulai dapat
dipahami dengan baik, namun masih terdapat kendalakesulitan dalam menganalisis dan mengevaluasi keberlanjutan pembangunan perikanan itu sendiri
Fauzy dan Anna, 2003. Selanjutnya dikatakan bahwa, permasalahan yang selalu dihadapi khususnya dalam mengintegrasikan informasi dan data dari
keseluruhan komponen yang ada, yaitu mencakup aspek biologi, ekologi, sosial, ekonomi, dan teknologi serta aspek etika dalam pemanfaatan sumberdaya.
Menurut Charles 2001, keberlanjutan pembangunan perikanan ditunjukkan dalam bentuk segitiga, yang didalamnya terdapat unsur Ecological sustainability,
Socioeconomic sustainability, Community sustainability. Selanjutnya oleh Monintja, 2010 keberadaan dan dukungan Institutional sustainability harus ada
sebagai stabilisator terhadap segitiga tersebut. Unsur-unsur yang terdapat dalam segitiga keberlanjutan tersebut adalah mutlak untuk pengelolaan sumberdaya
perikanan tangkap yang ramah lingkungan dan tetap mempertahankan kondisi ekosistem perairan sebagai habitat hidup ikan target penangkapan Gambar 2.
Gambar 2 Segitiga keberlanjutan perikanan Charles, 2001 Sosok
perikanan tangkap
yang mampu
mempertahankan dan
mengembangkan keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perlu diwujudkan Dahuri, 2007, dengan penjabaran sebagai berikut:
1. Keberlanjutan ekologis ecological sustainability, yaitu suatu kondisi dimana kualitas dan kesehatan ekosistem perairan terpelihara dengan baik, agar
sumber daya ikan yang hidup di dalamnya dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal, dan tingkat penangkapan sumber daya ikan tidak melampaui
kemampuan pulihnya renewable capacity sehingga hasil tangkapan secara keseluruhan baik pada tingkat kabupatenkota, provinsi, maupun nasional
dapat berlangsung secara berkelanjutan. 2. Keberlanjutan sosial-ekonomi socioeconomic sustainability, yaitu suatu
kondisi dimana sistem usaha perikanan tangkap mampu memelihara atau meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional,
dan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha nelayan dan mereka yang terlibat dalam kegiatan industri hulu dan hilir. secara adil dan
berkelanjutan.
Socioeconomic sustainability
Community sustainability
Ecological sustainability
Institutional sustainability
3. Keberlanjutan masyarakat community sustainability, yakni semakin terpelihara atau semakin membaik kualitas kehidupan nelayan sebagai pelaku
usaha perikanan tangkap beserta segenap sistem nilai keutamaan individu seperti budaya kerja keras, kreatif, budaya menabung, jujur, dan disiplin
serta sistem nilai keutamaan kelompok seperti semangat toleransi, saling menghormati, kerja sama, dan pengorbanan untuk kepentingan bersama.
4. Keberlanjutan kelembagaan institutional sustainability, yaitu suatu kondisi dimana semua pranata kelembagaan institutional arrangements yang terkait
dengan sistem perikanan tangkap seperti pelabuhan perikanan, pemasok sarana produksi, pengolah dan pemasar hasil tangkapan, dan lembaga
keuangan dapat berfungsi secara baik dan benar serta berkelanjutan. Pembangunan perikanan tangkap secara berkelanjutan sustainable
development, harus dilihat dengan pendekatan secara menyeluruh yang menyangkut berbagai dimensi dan harus terpadu. Dalam code of conduct for
responsible of fisheries, sudah dijabarkan secara menyeluruh bagaimana upaya pembangunan dan pengembangan perikanan dilakukan. Pada tahun 2002, World
Summit on Sustainable Development telah merekomendasikan pelaksanaan keberlanjutan pengelolaan sumberdaya dengan memperhatikan interaksi antara
biotik dan abiotik dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan di tahun 2010 UN, 2002.
Dahuri 2007 menyatakan bahwa, jika ingin berhasil membangun perikanan tangkap nasional yang dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi
berkualitas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan secara berkelanjutan, maka pembangunan perikanan tangkap harus dikelola dengan
menerapkan konsep keberlanjutan dengan sistem dinamik system dynamic. Konsep sistem dinamik ini terdiri dari 3 tiga subsistem, yaitu :1 Alam
ekosistem berkaitan dengan interaksi antara biotik dan a-biotik yang terjadi di lingkungan perairan, 2 Manusia, berkaitan dengan orang yang memanfaatkan
sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan konsumen, 3 Manajemen, berkaitan dengan aturan dan peraturan dalam rangka pengelolaan sumberdaya
yang dilakukan.
2.3 Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Sebagai Kesatuan Ekosistem