Sistem Dinamik Model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru (Sardinella lemuru Bleeker 1853) di Selat Bali

Menurut kajian dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin dan Praseno 1982, bahwa dari hasil pemeriksaan isi perut, ikan lemuru termasuk pemakan plankton zooplankton dan fitoplankton. Perbandingannya yaitu: zooplankton berkisar antara 90,52 – 95,54, sedangkan fitoplankton berkisar antara 4,46 – 9,48 Burhanudin dan Praseno, 1982. Dhulked 1962 menyatakan bahwa Sardinella longiceps dewasa adalah pemakan fitoplankton dan diduga bahwa ada perubahan pola dan kebiasaan makan setelah ikan menjadi besar.

2.5 Sistem Dinamik

Sistem, merupakan keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek, dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja untuk mencapai tujuan Muhammadi et al, 2001. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, secara keseluruhan dapat diartikan sebagai penjumlahan aggregate, dimana penjumlahan tersebut terletak pada kekuatan power yang dihasilkan. Di dalam sistem dinamik terjadi interaksi, yang dimaksud dengan interaksi disini adalah pengikat atau penghubung antar unsur yang memberi bentukstruktur kepada obyek Muhammadi et al, 2001. Selanjutnya, bentukstruktur tersebut dapat membedakan dengan obyek lain dan dapat mempengaruhi perilaku obyek. Sebagai contoh, struktur organisasi merupakan pengikat dari bagian produksi, pemasaran, keuangan dan personalia pada sebuah perusahaan. Struktur organisasi memberi bentuk dan membedakan antara satu organisasi dan organisasi lainnya Muhammadi et al, 2001. Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian terdahulu, dalam sistem dinamis terjadi interaksi, disamping itu juga terdapat unsur. Pengertian unsur disini adalah benda, baik konkrit atau abstrak yang menyusun obyek sistem. Fungsi unsur ditentukan oleh unjuk kerja dari sistem. Apabila salah satu dari fungsi unsur terganggu, maka akan mempengaruhi unsur lain atau unsur lain akan terganggu. Unsur yang menyusun sistem ini disebut dengan bagian sistem atau sub-sistem Muhammadi et al, 2001. Sistem dinamik, merupakan sebuah metode dalam me-model-kan dan menstimulasikan dinamika sistem untuk menggambarkan isu-isu pada dunia nyata. Sistem dinamik dikembangkan di Massachusetts Institute of Technology MIT oleh Forrester. Sistem dinamik pada awalnya berkembang dalam disiplin ilmu management untuk mempelajari bagaimana kebijakan-kebijakan dalam perusahaan dapat menciptakan sukses atau gagal. Forrester menyadari bahwa Sistem dinamik tidak hanya dapat digunakan dalam ilmu management, melainkan dapat diterapkan dalam sistem sosial yang lebih besar. Hubungan timbal balik dalam sistem dinamik, dikenal non-linearity dan feedback loops, serta interaksi yang terjadi satu sama lainnya. Non-linearity, merupakan sebuah penyanggahan terhadap pemikiran kebanyakan orang tentang “sesuatu yang menyebabkan sesuatu yang lain”. Kebanyakan orang berpikir linear, dan jarang menyadari adanya hubungan timbal balik yang menunjukkan perubahan diberbagai hal seiring dengan perubahan waktu. Berpikir linear, adalah akan ada akhir dari sebuah isu. Alur pemikiran yang demikian disebut Open-Loop Impression dengan ilustrasi sebagai berikut: Gambar 8 Sistem dinamis dengan open loop Sementara itu, dalam sistem dinamik hasil yang ditimbulkan oleh sebuah tindakan akan selalu berpeluang menjadi penyebab bagi masalah lain yang akan timbul. Hal tersebut ditunjukkan dengan Closed-Loop berikut: Gambar 9 Sistem dinamis dengan closed loop Beberapa alasan yang mendorong para peneliti untuk menggunakan sistem dinamik dalam meneliti berbagai masalah adalah: Informasi tentang suatu masalah Tindakan Hasil 1. Sistem dinamik dapat digunakan untuk menyederhanakan model dari sistem yang kompleks sehingga dapat membantu untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam terhadap sistem yang sebenarnya, 2. Sistem dinamik dapat mendorong manusia dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi kurangnya model yang berhubungan dengan kejiwaan, 3. Sistem dinamik sangat relevan dengan masalah-masalah dinamik, berhubungan dengan perilaku sistem yang luas, dan bagaimana pengaruhnya terhadap perubahan dimasa yang akan datang. Sistem dinamik juga memiliki prosedur yang sistematik, yaitu adanya „diagram pengaruh‟ yang dapat mempermudah komunikasi, dan dapat diaplikasikan dalam lingkup masalah yang lebih besar. Simulasi sistem dinamik menurut Muhammadi 2001, adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Tujuan dalam melakukan simulasi untuk memahami gejala atau proses tersebut, mencoba membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. Model simulasi adalah suatu teknik hubungan sebab akibat dari suatu sistem yang ditangkap dalam sebuah model komputer untuk menghasilkan beberapa perilaku yang sesuai dengan sistem nyata Muhammadi, 2001. Selanjutnya dikatakan bahwa, simulasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1 Penyusunan konsep, yaitu gejala atau proses yang akan ditirukan perlu dipahami terlebih dahulu, dengan menentukan unsur-unsur yang berperan dalam gejala atau proses tersebut. 2 Pembuatan dan perumusan model: adalah konsep yang sudah dibuat pada tahap awal, dirumuskan sebagai model yang berbentuk uraian gambar atau rumus. 3 Melakukan simulasi dengan menggunakan model yang sudah dibuat: maksudnya adalah, untuk model kuantitatif, simulasi dilakukan dengan memasukkan data ke dalam model, selanjutnya dilakukan perhitungan dengan mengetahui perilaku gejala atau proses. Sedangkan dalam model kualitatif, simulasi dilakukan dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan untuk mengetahui perilaku gejala atau proses. 4 Melakukan evaluasi: bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Lebih lanjut Muhammadi 2001 mengatakan bahwa, model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau penyimpangan yang terjadi kecil. Selanjutnya hasil simulasi digunakan untuk mengetahui kecenderungan gejala atau proses di masa datang. Program dinamik dengan bantuan program computer digunakan untuk mengetahui perilaku model yang dibuat. Dalam program dinamik terdapat simbol-simbol untuk mengetahui secara jelas diagram alir yang dibuat yaitu: 1. Stocks: mewakili pokok persoalan yang menjadi perhatian untuk menggambarkan peubah keadaan pada suatu waktu tertentu. 2. Konstanta: suatu besarannilai ketetapan tertentu dari masing-masing komponen. 3. Converter: fungsinya mengubah input menjadi output, 4. Aliran Flow: simbol yang selalu dihubungkan dengan stocks, sebagai proses aliran suatu benda yang dapat diamati dan diukur penambahan dan pengurangannya dalam stocks. 5. Conector: adalah menghubungkan elemen-elemen dari suatu model. Secara detail, simbol-simbol tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Simbol-simbol dalam diagram alir program dinamik No. Simbol Keterangan 1 Stocks 2 Convertor 3 Aliran Flow 4 Sumber dan Lubuk sink 5 Conector Review terhadap metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebelumnya pernah digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu sebagai berikut: Tabel 2 Daftar peneliti terdahulu yang menggunakan metode yang sama dengan penelitian ini Metodologi Tahun Nama peneliti Judul penelitian Lokasi Analisis faktor oseanografi dan klimatologi serta pengaruhnya terhadap hasil tangkapan ikan, menggunakan analisis regresi 2012 2010 2006 1. Khairul Amri 2. Sartimbul et al. 3. Muhamad Ali Yahya Kajian kesuburan perairan pada tiga kondisi moda dwikutub Samudera Hindia dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Barat Sumatera Variation in chrolophil-a concentration and the impact on sardinella lemuru cathes in Bali strait Indonesia Studi tentang perikanan ikan terbang di Selat Makassar melalui pendekatan dinamika biofisik, musim dan daerah penangkapan Aceh, Sobolga, Air Bangis, Bungus, Painan, dan Bengkulu Selat Bali Makassar- Sulawesi Selatan 2008 4. Khairul Amri 5. Setyohadi Analisis hubungan kondisi oseanografi dengan fluktuasi hasil tangkapan ikan pelagis di Selat Sunda Pola distribusi suhu permukaan laut dihubungkan dengan kepadatan dan sebaran ikan lemuru Sardinella lemuru hasil tangkapan purse seine di Selat Bali Selat Sunda Selat Bali Metodologi Tahun Nama peneliti Judul penelitian Lokasi Penentuan MSY 2012 2012 1. Alfi Syahri RM 2. Khairul Amri Pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara Kajian kesuburan perairan pada tiga kondisi moda dwikutub Samudera Hindia dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Barat Sumatera Gorontalo Utara Aceh, Sobolga, Air Bangis, Bungus, Painan, dan Bengkulu Metode skoring 2009 2012 2012 1. Siti Aminah 2. Muslim Tadjuddah 3. Sutomo Analisis pemanfaatan sumberdaya ikan kembung Rastrelliger spp di perairan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan Model prediksi pemanfaatan sumberdaya ikan kerapu berkelanjutan di taman nasional wakatobi Sulawesi Tenggara Model management perikanan tangkap di Palabuhanratu Tanah Laut Kalimantan Selatan Wakatobi- Sulawesi Tenggara Palabuhanratu Jawa Barat Aplikasi sistem dinamik 2007 2011 1. Marganov 2. Bambang Heru Purnomo Model pengendalian pencemaran perairan di danau maninjau Sumatera Barat Rancang bangun model prediksi keberlanjutan agroindustri perikanan tangkap Sumatera Barat Pantura Jawa Timur Metodologi Tahun Nama peneliti Judul penelitian Lokasi Aplikasi sistem dinamik lanjutan......... 2012 3. Muslim Tadjuddah Model prediksi pemanfaatan sumberdaya ikan kerapu berkelanjutan di taman nasional wakatobi Sulawesi Tenggara Wakatobi- Sulawesi Tenggara Muncar Lokasi Penelitian PPN Pangambengan Lokasi Penelitian 3 METODOLOGI UMUM Penjelasan dalam metodologi umum, menggambarkan secara umum tentang waktu, tempat penelitian, metode yang digunakan. Secara spesifik sesuai dengan masing-masing kriteria yang akan diteliti dan diuji diuraikan secara mendalam pada masing-masing bab terkait.

3.1 Waktu dan Tempat