Metode analisis pengembangan model

q = Kemampuan tangkap catchability per upaya tangkap. Bt = Biomass awal Pertumbuhan effort dipengaruhi oleh effort itu sendiri E, dan perolehan keuntungan yang diterima rent serta fraksi dari rent df, sehingga persamaannya dapat dibuat; …………………………………………………...9.2 Rente ekonomi sumberdaya perikanan lemuru π merupakan hasil perkalian harga ikan p dengan hasil tangkapan y dikurang biaya-biaya yang digunakan untuk melakukan penangkapan c, sehingga persamaannya dapat dibuat sebagai berikut: …………………………………………………….9.3 Perhitungan terhadap data hasil penelitian untuk mengetahui dan mengestimasi biomass awal ikan lemuru digunakan rumus dari pengembangan model Schaefer dan turunannya, sehingga diperoleh biomass awal sebesar 58.130,06 ton per tahun. Dalam proses ekologi dan kehidupan biota dalam satu ekosistem pasti mengalami kematian secara alami, yang disebabkan oleh faktor lingkungan dimana biota tersebut berada. Luckof et al 2005 menyatakan bahwa secara umum laju kematian ikan secara alami adalah 30. Menurut Merta 1992 laju kematian lemuru secara alami bisa mencapai 1,0, dan menurut Budiharjo et al. 1990 vide Merta dan Nurhakim 2004 kematian lemuru bisa mencapai 2,17 pertahun. Uji evaluasivalidasi atau keabsahan dari model yang dibuat, merupakan kriteria penilaian terhadap obyektifitas dari suatu pekerjaan ilmiah. Uji evaluasivalidasi dilakukan dengan cara membandingkan persamaan-persamaan model dengan kondisi nyata, dan membandingkan dengan teori yang ada. Jika model tidak valid, harus dilakukan perbaikan, jika sudah valid dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan dapat dilanjutkan dengan melakukan simulasi terhadap model yang dibuat. Simulasi model dilakukan untuk melihat gejala-gejala permasalahan dalam kegiatan perikanan lemuru secara nyata. Muhammadi 2001, menyatakan bahwa uji validasi dilakukan terhadap validitas struktur melalui generalisasi struktur nyata, yang ditunjukkan oleh struktur model yang diciptakan sesuai dengan aturan berfikir logis teori keilmuan dari obyek yang diteliti. Setiap hubungan sebab akibat, baik secara umum atau sudah terperinci harus didukung dengan argumen teori ilmiah. Dalam melakukan validasi kinerjaoutput model, harus dilihat sejauh mana kesesuaian perilaku output model dengan pola perilaku data empirik, uji evaluasivalidasi yang dilakukan mencakup: 1. Validasi struktur: Hubungan pola yang ada dalam diagram alir apakah sudah benar. Kebenaran hubungan tersebut berdasarkan kepada rumus pendukung terhadap pernyataan. Uji struktur ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata Muhammadi, 2001. 2. Validasi besaransatuan: Yaitu membuktikan persamaan yang ada dalam diagram alir, apakah aspek yang diuji satuannya sudah sama. 3. Validasi statistik: Jika secara visual pola output simulasi sudah mengikuti pola aktual, maka dilakukan uji statistik untuk melihat apakah ada penyimpangan antara output simulasi dengan data aktual. Untuk mengukur tingkat kesalahan, dilakukan pengukuran akar rataan kuadrat persentase perbedaan antara nilai simulasi dengan nilai aktual Root Mean Percent ErrorRMSPE. Rumus yang digunakan mengacu kepada Sterman 2003 sebagai berikut: √ ∑ .....................................................9.4 dimana, RMSPE : Akar rataan kuadrat persentase kesalahan St : Nilai simulasi pada waktu t At : Nilai aktual pada waktu t n : Jumlah pengamatan Untuk melihat ketidaksamaan Theil, dilakukan uji Theil statistic statistik ketidaksamaan Theil yaitu untuk menentukan komposisi sifat kesalahan. Komposisi sifat kesalahan tersebut dapat diukur dengan menghitung bagian kesalahan yang terjadi karena ketidaksamaan bias inequality bias proportion, karena ketidaksamaan varian Inequality variance proportion, selanjutnya adalah menghitung ketidak samaan kovarian inequality covariance proportion Sterman, 2003. Formula yang digunakan sebagai berikut:

a. Ketidaksamaan bias inequality bias proportion

Um = ̅ ̅ ∑ . ............................................................................9.5 dimana, Um : Bagian MSE karena Bias ̅ : Rata-rata nilai simulasi ̅ : Rata-rata nilai aktual : Nilai simulasi pada waktu t : Nilai aktual pada waktu t n : jumlah pengamatan

b. Ketidaksamaan varian Inequality variance proportion

∑ . ............................................................................9.6 dimana, Us : Bagian MSE dikarenakan varian Ss : Standar deviasi nilai simulasi Sa : Standar deviasi nilai aktual St : Nilai simulasi pada waktu t At : Nilai aktual pada waktu t n : Jumlah pengamatan

c. ketidak samaan kovarian

inequality covariance proportion ∑ , ....................................................................................9.7 dimana, Uc : Bagian MSE dikarenakan oleh kovarian Ss : Standar deviasi nilai simulasi Sa : Standar deviasi nilai aktual St : Nilai simulasi pada waktu t At : Nilai aktual pada waktu t n : Jumlah pengamatan Hasil simulasi dari variabel utama dibandingkan dengan pola perilaku empirik secara visual untuk melihat apakah ada penyimpangan yang menonjol, jika terdapat penyimpangan akan dilakukan perbaikan variabel dan parameter model berdasarkan hasil penelurusan penyebab penyimpangan.

9.4 Hasil Penelitian

9.4.1 Model pengelolaan perikanan

Konsep dan deskripsi model dibuat untuk memahami dunia nyata dan menuangkannya menjadi sebuah model. Model pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru terdiri dari sub model bio-ekonomi dan sub model effort, yang mana keduanya saling berinteraksi dan merupakan sebuah model dinamik. Secara diagramatik keterkaitan masing-masing sub model dapat dilihat pada Gambar 31. Skenario yang digunakan dalam simulasi adalah dengan menguji perubahan effort terhadap hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap. Selanjutnya, dibangun struktur model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru dalam sebuah diagram Causal-loop Gambar 30. Selanjutnya dibuat diagram alir flow diagram dari struktur model yang sudah disusun pada causal loop. Flow diagram menghubungkan semua variabel dalam bentuk persamaan matematis dengan bantuan komputer. Formulasi matematis ini menunjukkan keterkaitan antara setiap variabel yang saling berinteraksi. Biomass Pert Biomass Kematian alami Hsl Tangkapan Ratio K Carry ing Capasity K Laju kematian alami ratio kerapatan rB Pert alami r Kemampuan tangkap q Ef f ort Pert ef f ort CPUE Rent Fraksi rent Fraksi pengurangan rent Batasan ef f ort Biay a melaut Harga ikan ratio q thd f ratio pert ef ek ratio pert Fraksi f ak oseanograf i dan klimatologi Gambar 31 Flow diagram model keberlanjutan pengelolaan perikanan lemuru di Selat Bali Struktur yang terdapat dalam diagram alir tersebut menampilkan variabel indikator penerapan kebijakan atau tindakan yang akan diambil dalam melakukan pengelolaan sumberdaya perikanan lemuru. Selanjutnya dalam struktur tersebut dengan perubahan effort, memperlihatkan kecenderungan perolehan pendapatan rente yang secara sosial didorong oleh faktor pemicu untuk melakukan suatu tindakan namun dibatasi oleh faktor ekosistem perairan laut.

9.4.2 Uji validasi

Validasi yang dilakukan terhadap model adalah validasi struktur, besaransatuan, dan validasi statistik. 1. Pertumbuhan biomass populasi menurut teori Malthus merupakan pertumbuhan tidak terpaut kerapatan. Namun ruang dan makanan yang tersedia secara alami terbatas sehingga ekosistem memiliki daya dukung maksimum terhadap sumberdaya yang ada di dalamnya Schaefer, 1954 dan Wiyono, 2010, apabila daya dukung sudah tidak memadai dan tidak terjadi proses penangkapan, maka terjadi kematian secara alami Luckof et al, 2005; Budiharjo, 1990 vide Merta dan Nurhakim, 2004. Dengan menggunakan metode surplus production CYP, 1992 dan model pertumbuhan Schaefer, grafik yang dihasilkan dengan metode ini adalah hiperbola. Hasil simulasi dalam penelitian ini menghasilkan grafik yang mirip yaitu hiperbola. Berdasarkan hal tersebut maka secara struktur sudah sama dengan landasan teori. 2. Validasi besaransatuan terhadap unit utama yaitu hasil tangkapan lemuru adalah cocok. Hasil tangkapan lemuru merupakan unit utama dalam diagram alir yang menggambarkan secara keseluruhan perkembangan hasil tangkapan yang diperoleh. Validasi besaransatuan yang dilakukan adalah: - Hsl_tangkapan = Biomasseffort_awalKemampuan_tangkap_q Hsl tangkapan tontahun = Biomass ton effort_awal unittahun Kemampuan_tangkap_q 1unit Tontahun = tontahununit1unit Tontahun = tontahun - Rent = Hsl_tangkapanHarga_ikan-effort_awalBiaya_melaut Rent Rptahun = tontahun Rpton-unittahunRpunit Rptahun =Rptahun – Rptahun Rptahun = Rptahun 3. Validasi statistik, dilakukan untuk memvalidasi kinerja model terhadap data empiris. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana output model bersesuaian dengan perilaku empiris. Hasil yang diperoleh dengan uji Theil Statistic adalah memenuhi kriteria yang berlaku, yaitu penjumlahan U M ,U S , U C sama dengan satu Tabel 39. Artinya secara statistik simulasi model yang dilakukan dapat diterima. Tabel 39 Hasil validasi dengan uji Theil statistik Sterman, 2003 Variabel RSMPE U M U S U C Effort 0.277516973 0.003492184 0.630678425 0.365829391 Berdasarkan uji yang dilakukan, diperoleh nilai U M sama dengan nol, U S besar dan U C kecil. Hal ini bisa dikategorikan sebagai unsystematic error, namun 3:01 AM Thu, Dec 27, 2012 Untitled Page 1 0.00 25.00 50.00 75.00 100.00 Y ears 1: 1: 1: 2: 2: 2: 3: 3: 3: 4: 4: 4: 5: 5: 5: 29065 58130 10000 20000 150 300 10000 20000 -5e+009. 2.5e+010 5.5e+010 1: Biomass 2: Pert Biomass 3: Ef f ort 4: Hsl Tangkapan 5: Rent 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 untuk jangka panjang dengan mengabaikan cyclic mode Steman, 2003. Nilai U S besar dan nilai U C kecil, bisa disebabkan oleh gangguan acak random noise karena nilai aktual yang sangat acak random.

9.4.3 Simulasi model

Kajian dalam struktur yang telah dibuat, yang dapat dijadikan sebagai variabel keputusan dan akan mempengaruhi kondisi variabel indikator yaitu perubahan yang dilakukan terhadap jumlah effort yang ada. Selanjutnya model ini disimulasikan melalui beberapa skenario kebijakan dalam rentang waktu 100 tahun. Skenario awal existing tanpa dilakukan perubahan effort sehingga didapat kondisi yang paling ekstrim unsustainable. Kemudian dari kondisi ini diterapkan perubahan effort untuk melihat pengaruhnya terhadap kondisi yang unsustainable tersebut. Skenario yang disimulasikan adalah sebagai berikut: 1 Skenario 1 Existing Skenario 1 existing, jika dilihat dari effort yang berkembang menunjukan bahwa pada saat hasil tangkapan meningkat, nelayan akan terus meningkatkan jumlah effort yang dimiliki agar hasil tangkapan yang diperoleh lebih banyak Gambar 32. Gambar 32 Simulasi biomass, pertumbuhan biomass, effort, hasil tangkapan, dan rente Jika diperhatikan kurva hasil tangkapan dan effort Gambar 32, dapat dilihat bahwa sampai dengan tahun ke 30 jumlah effort terus meningkat seiring