panjang 10 – 12,5 cm; protolan untuk panjang 13 – 14,5 cm; lemuru untuk
ukuran panjang 15 – 17,5 cm dan lemuru kucing untuk ukuran panjang 17,9 – 19
cm. Dalam literatur Inggris, ika n lemuru biasa disebut dengan “sardine oil”
karena ikan ini banyak mengandung lemak Nontji, 2007, terutama pada saat menjelang memijah Gambar 7.
2.4.2 Habitat, daerah penyebaran dan makanan utama
Ikan lemuru, tersebar di Lautan Hindia bagian timur, seperti Phuket, di pantai sebelah selatan Provinsi Jawa Timur dan Selat Bali, Australia sebelah barat,
laut Jawa, Filipina, Hongkong serta bagian selatan Laut Jepang Whitehead 1995 bahkan sampai ke India hingga pantai timur Afrika Chan 1965 vide Burhanudin
dan Praseno 1982.
Lemuru Bali Sardinella, yang hidup di Selat Bali adalah jenis Sardinella lemuru Bleeker 1853 sebagaimana sudah dijelaskan pada uraian terdahulu dan
jenis ini lebih banyak terdapat dan terkonsentrasi di Selat Bali. Lemuru biasanya hidup secara bergerombol, badannya langsing dengan warna biru kehijau-hijauan
pada bagian punggung dan keperak-perakan pada bagian bawah, dan sisik ikan ini mudah terlepas Nontji, 2007. Di Selat Bali kehadiran lemuru secara umum
dapat dijumpai dan tertangkap oleh nelayan pada bulan September – Oktober
lebih banyak tertangkap lemuru muda sempenit, dan mencapai puncaknya pada bulan Desember
– Januari dengan ukuran yang lebih besar. Lemuru dengan ukuran panjang 17,9
– 19 cm lemuru kucing banyak ditemukan pada bulan Februari
– Maret. Setelah itu, lemuru seakan hilang dari habitatnya Nontji, 2007. Sampai sekarang belum diketahui atau belum terungkap hilangnya lemuru
secara berkala di Selat Bali. Menurut Nontji 2007, keberadaan ikan lemuru di Selat Bali, dan pada
waktu-waktu tertentu menghilang secara berkala, belum diketahui secara ilmiah. Kemungkinan yang ada dan makin mendapat dukungan, bahwa diluar musimnya,
ikan lemuru beruaya ke lapisan perairan yang lebih dalam, namun tidak dapat terdeteksi dengan baik dan luput dari penangkapan. Namun, saat ini kegiatan
penangkapan ikan lemuru di Selat Bali menunjukan gejala tangkap lebih Nontji, 2007; Zulbarnaini, 2002.
Menurut kajian dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin dan Praseno 1982, bahwa dari hasil pemeriksaan isi perut, ikan lemuru termasuk
pemakan plankton zooplankton dan fitoplankton. Perbandingannya yaitu: zooplankton berkisar antara 90,52
– 95,54, sedangkan fitoplankton berkisar antara 4,46
– 9,48 Burhanudin dan Praseno, 1982. Dhulked 1962 menyatakan bahwa Sardinella longiceps dewasa adalah pemakan fitoplankton dan
diduga bahwa ada perubahan pola dan kebiasaan makan setelah ikan menjadi besar.
2.5 Sistem Dinamik