Tanggapan Warga Terhadap Program Sertifikasi

BAB VII PROGRAM REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

7.1 Tanggapan Warga Terhadap Program Sertifikasi

Berdasarkan keterangan beberapa responden dan informan yang telah ditemui baik mereka yang menjadi sasaran program sertifikasi maupun yang bukan menjadi sasaran, menyatakan bahwa pemberian sertifikat lahan eks-HGU ini benar-benar menggembirakan dan dapat membantu kehidupan warga. Sebelum mendapatkan sertifikat para penggarap lahan eks-HGU mengaku kurang leluasa menggarap lahannya. Hal ini disebabkan ada kekhawatiran bahwa nanti lahan yang sudah digarapnya bertahun-tahun akan diambil lagi oleh pihak yang sebelumnya memiliki HGU. Hal ini serupa dengan apa yang diutarakan oleh CH 53 tahun, dia merasa gembira dan lebih bersemangat menggarap lahan yang kini sudah menjadi hak miliknya. “ Ibu senang sekali mendapatkan sertfikat, Ibu merasa terbantu. Memang Ibu sudah lama menggarap lahan ini, dari sejak masih muda Ibu ikut ADR berkebun di lahan eks-HGU, tapi sebelum mendapatkan sertifikat ibu kadang-kadang merasa was-was. Ibu khawatir lahan yang Ibu garap diambil oleh pihak yang dulu memiliki HGU di sini. Padahal tanaman Ibu sudah banyak, apalagi tanaman Sengon yang sudah lumayan besar. Sekarang sih sudah tenang karena sudah punya sertifikat.” Pemerintah Desa Pamagersari juga mengutarakan hal serupa seperti, SLH 36 tahun yang bertugas sebagai staf Kantor Desa Pamagersari mengatakan bahwa program sertifikasi ini benar-benar bermanfaat, warga merasa sangat terbantu. SLH 36 tahun juga termasuk warga yang menerima bantuan sertifikat, beliau mendapatkan lahan seluas 200 m 2 . Selain itu hal serupa juga diutarakan oleh Kepala Desa Pamagersari yang sekarang masih menjabat. “seperti yang saya ketahui melalui cerita warga, program ini benar-benar membantu warga yang menerimanya. Selain mendapatkan hak milik atas lahan garapan eks-HGU, menurut saya yang terpenting adalah rasa aman dan tenang yang mereka rasakan dalam menggarap lahan, mereka tidak merasa takut untuk menggarap lahan kapan pun. Pengaruh lain yang saya perhatikan dari pemberian sertifikat ini adalah meningkatnya semangat kerja para petani dalam mengelola lah an yang sudah menjadi hak miliknya.” NR, 40 tahun Selain pernyataan warga yang sebagian besar mengutarakan kegembiraannya terhadap program sertifikasi ini, ada juga beberapa informan yang ditemui dan mengutarakan pandangan yang berbeda, diantaranya adalah AMM 75 tahun. “Aki juga mengetahui program sertifikasi dari BPN akan dilaksanakan di Desa Pamagersari, namun Aki dengar lahan Aki akan diukur tapi untuk dibagi-bagikan lagi. Menurut Aki ini tidak pantas, masa lahan yang sudah susah payah kita garap harus diberikan kepada orang lain begitu saja.” Ungkapan ini menunjukkan adanya penolakan AMM 75 tahun terhadap program sertifikasi, penolakan ini dikarenakan AMM 75 tahun tidak ingin lahannya dibagi dengan orang lain karena beliau merasa sudah memiliki dan mengolahnya selama berpuluh-puluh tahun dan merasa rugi jika harus dibagi dengan orang lain. Hal berbeda diutarakan oleh salah seorang tokoh masyarakat Desa Pamagersari. JY 58 tahun melihat adanya ketidakjelasan prosedural yang terjadi dalam proses pembagian lahan eks-HGU ini. Hal ini terlihat dari adanya sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh warga untuk menebus sertifikatnya, sementara diketahui bahwa program sertifkasi ini pada walanya merupakan program yang tidak dipungut biaya apapun. 7.2 Pemanfaatan Lahan Eks-HGU Jasinga 7.2.1 Membangun Pemukiman