75
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengelolaan sumberdaya lahan pada cagar alam pegunungan cycloop di Kabupaten dan Kota Jayapura,
disimpulkan sebagai berikut: 1.
Kesesuaian peraturan perundang-undangan dan fungsi kewenangan institusi yang terkait dalam pengelolaan kawasan konservasi CAPC tidak secara
tegas dan tidak jelas, sehingga menyebabkan tumpang tindih kebijakan Pemerintah Kabupaten dan Kota Jayapura dalam implementasi RUTRW.
2. Faktor pendorong seperti sikap dan prilaku masyarakat terhadap fungsi CAPC
telah ditunjukan dalam bentuk membangun komitmen antara pihak-pihak yang berkepentingan untuk melestarikan CAPC. Faktor penghabat yang
masih terlihat yaitu koordinasi antar sektor dan penegakan hukum yang masih lemah.
3. Sesuai dengan hasil analisis AHP dalam kerangka manfaat, skenario pengelolaan optimal CAPC adalah Konservasi dan Pariwisata 7.000,
Ekonomi 0,387 Lingkungan 0,750 dan sosial 0,250, atau BC Ratio = 1, artinya tergantung dari stakeholder berkepentingan untuk membuat kebijakan
guna pengelolaan CAPC. BC Ratio alternatif permukiman dan infrastruktur 0,965 atau 1, alternatif Perkebunan dan Pertambangan gol. C 0,901 atau
1, untuk kedua alternatif ini tidak layak dikembangkan. 4.
Sumber air bersih yang digunakan oleh penduduk Jayapura berjumalah 12 sungaikali dengan total ketersediaan 606 literdetik. Nilai ekonomi air yang
harus dibayar berjumlah Rp. 6.570orgtahun. Sedangkan untuk penduduk Kabupaten Jayapura yang berinteraksi langsung dengan kawasan CAPC
berjumlah Rp. 6.966.000tahun dan penduduk Kota Jayapura berjumlah Rp. 28.461.240tahun
5. Hasil Analisis SWOT tentang pengembangan CAPC masih terhambat karena
tumpang tindih tugas dan fungsi serta kewenangan, lemahnya koordinasi serta perbedaan pemahaman tentang konservasi pada tataran stakeholders
Pemerintah, Masyarakat Adat, SwastaDunia Usaha, Perguruan Tinggi dan LSM.
76
5.2. S a r a n
1. Kebijakan dalam bentuk program-program Pemerintah Kabupaten dan Kota
Jayapura yang selama ini tidak terkoordinasi dan terintegrasi, disarankan perlu ditinjau kembali.
2. Beberapa tempat di Kawasan CAPC yang sudah rusak saat ini disebabkan
oleh aktivitas pembangunan, disarankan dapat dikonversi terutama wilayah Kota Jayapura dan diikuti dengan penataan sehingga tidak semakin luas
kerusakan di waktu mendatang. 3.
Perlu dilakukan penataan institusi yang menyangkut peraturan perundang- undangan serta kejelasan tugas dan fungsi serta kewenangan setiap
lembagainstitusi yang terkait dengan pengelolaan CAPC, terutama kepada Pemerintah KabupatenKota Jayapura.
77
DAFTAR PUSTAKA
Bapedalda Provinsi Papua. 2003. Valuasi Ekonomi Cagar Alam Cycloops. Jayapura.
BPS Kabupaten Jayapura. 2001. Kabupaten Jayapura dalam Angka. Jayapura. BPS Kota Jayapura. 2001. Kota Jayapura dalam Angka. Jayapura
BPS Provinsi Papua. 2001. Papua dalam Angka. Jayapura. Camille, B. 1998. The Economic Valuation of Tropical Forest Land Use Options A
Manual for Researchers. International Institute for Environment and Development IIED. London.
Conservation International. 1997. The Irian Jaya Biodiversity Conservation Priority
Setting Workshop. Jayapura. Darusman, D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB.
Bogor De Fretes, Y. R.G. Petocz. J.B. Ratcliffe. 1984. Cagar Alam Pegunungan Cycloop
Irian Jaya. Rencana Pengelolaan 1985-1986. WWF Irian Jaya. Jayapura. De Fretes, Y. 1999. Latihan Dasar Survey Biologi Yongsu, 6-22 September 1999.
CI Program Papua. Jayapura. Departemen Dalam Negeri. 2000. Himpunan Peraturan Pemerintah yang Berkaitan
dengan Otonomi Daerah, 1999 – 2001. Departemen Dalam Negeri. Jakarta Departemen Kehutanan RI. 2003. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998.
Penjelasan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Kawasan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem. Jakarta.
DPMA-DU. 2001. Penyelenggara Lokakarya Kesepakatan Penentuan Zonasi dan Penetapan Hutan Lindung Adat. Jayapura.
Dunn, W.N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Farid, M. 2003. Potensi dan kekhasan di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Materi Semiloka Pengelolaan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. CI
Program Papua. Jayapura. Farouk, M. dan Djaali. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. PTIK Press. Jakarta.
Hadi, S.T. 2002. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Harvindo. Jakarta.
78
Kalilago, R. dan M. Jigwa. 1998. Tekanan dan Ancaman di Sebelah Selatan Cagar Alam Pegunungan CycloopDafonsoro. WWF Sahul Region. Jayapura
Kartodihardjo, H. 1998. Peningkatan Kinerja Pengusaha Hutan Alam Produksi Melalui Kebijaksanaan Penataan Institusi [Disertasi]. Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lamusa, T. J. Maturbongs, B.V. Mambay. 1991. Interaksi Masyarakat Terhadap
Potensi Sumberdaya Alam di Daerah Penyangga Kawasan Cagar Alam Pegunungan CycloopsDafonsoro Propinsi Irian Jaya. Program WWF di Irian
Jaya. Jayapura. Latief. 2003. Penguatan Institusi Pengelolaan Hutan Alam Produksi dalam Rangka
Otonomi Daerah di Maluku Tengah [Tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Malik, I. B. Wijardjo. N. Fauzi. A. Royo. 2003. Menyeimbangkan Kekuatan. Pilihan Strategi Menyelesaikan Konflik atas Sumber Daya Alam. Yayasan Kemala.
Jakarta. Mandosir, R. J.P. Kamawa. Jawardi. R. Tanjung. E. Giay. L. Pangkali. D.
Rumaropen. B. Nainggolan. K. Kailola. T. Wakum.. T. Tuharea. T. I. Yakobus. 2004. Potret Kawasan dan Rencana Umum Pengelolaan Kawasan Cagar
Alam Cycloop. Pokja Multipihak Cycloop. Jayapura. Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta.
PKBI Papua dan NRM III Program Papua. 2003. Baseline Survei Aspek Sosial
Fisik Sekitar Kawasan Cagar Alam Cycloop di Wilayah Kabupaten dan Kota Jayapura. Jayapura.
Performance Oriented Regional Management. 2001. Perencanaan Bersama Masyarakat di Kabupaten dan Kota Jayapura. Jayapura
Perusahan Daerah Air Minum. 2001. Materi Sosialisasi Air di Jayapura. Jayapura Petocz, R.G. 1987. Konservasi Alam dan Pembangunan di Irian Jaya. Grafiti Pers.
Jakarta Pemerintah Kota Jayapura. 2003. Potensi Ekonomi Kota Jayapura. Jayapura
Pemerintah Provinsi Papua. 2001. Rencana Strategi Pembangunan Provinsi
Papua 2001 - 2005. Jayapura Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 Tentang Pembentukan Propinsi Otonom
Irian Barat dan Kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat. Jayapura. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1993 Tentang Pembentukan Kota Jayapura.
Jayapura
79
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua. Jayapura
Rianto, A. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Granit Jakarta. Rosalinda, E. 2002. Nilai Ekonomi Hutan Pendidikan Gunung Walat dan
Kontribusinya terhadap Masyarakat Sekitar [Tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Sahwan. 2002. Analisis Kebijakan Pengelolaan Taman Hutan Raya Studi Kasus TAHURA Sesaot Provinsi Nusa Tenggara Barat [Tesis]. Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Santoso, M.A. 2003. Kajian Hukum dan Kebijakan Pengelolaan Kawasan
Konservasi di Indonesia Menuju Pembangunan Desentralisasi dan Peranserta Masyarakat. Kerjasama ICEL dan NRM Program Indonesia. Jakarta
Singarimbun, L. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Sitorus, R.P. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan. Edisi III.
Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Sumule, A. 2003. Mencari Jalan Tengah Otonomi Khusus Provinsi Papua. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Suporaharjo. 1999. Inovasi penyelesaian Sengketa Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Pustaka Latin. Bogor.
Tomboelu, N. D.G. Bengen. V.P.H. Nikijuluw. I. Idris. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang di Kawasan Bunaken dan
Sekitarnya, Sulawesi Utara. Jurnal Pesisir dan Lautan Volume 3 1 : 51-67. PKSPL. IPB
Van Royen, P. 1963. Setulum Papuanum 7, Notes on the vegetation of south New Guinea Nova Guinea Botany 13 :196-241
Watori, K. 2003. Implementasi Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1995 dalam Pembangunan Kota Jayapura [Tesis]. Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
Widarti, A. 2001. Studi Permintaan Hidrologi Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Gede-Pangranggo [Tesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Lampiran 1.
Tabel 11. RENCANA UMUM PENGELOLAAN CAGAR ALAM CYCLOOP 2003 – 2013 Æ atau 2004 – 2014
Alternatif Tindakan Aktor
Peran Tata Waktu
Output Kriteria Sukses
Hambatan Sumber Dana
Utama Pendukung 1-3
4-6 7-10
1 2 3
4 5
6 7
8 9 10
I. PROGRAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN
1. Menyiapkan rancangan pro- duk hukum PERDA yang
mengatur tentang perencana- an pembangunan dengan
memperhatikan aspek sosial, budaya, geografi, dan
demografi secara partisipatif. BAPELDALDA DAN BIRO
HUKUM, DPRD DPRD, BP3D, BPN,
BKSDA, DINSOS, PT KIMPRASWIL, LMA, dan
LSM Peduli Lingkungan. Utama: Pendukung:
a. Mengkaji dan merumuskan kebijakan yang berhubung -an
dengan pengelolaan CA.Cycloop. b. Menetapkan Peraturan Daerah yang
berkaitan dengan Pengelolaan Kawasan CA. Cycloop.
c. Bertindak sebagai narasum ber dalam kegiatan upaya pengelolaan
kawasan CA. Cycloop. d. Sebagai implementor ber bagai
kegiatan yang rele -van dengan TUPOKSI yang dimiliki dalam rangka
pengelolaan Kawasan CA. Cycloop. e. Menjalankan fungsi kontrol bagi
pihak-pihak lain yang melaksana kan aktifitas pembangunan baik di dalam
maupun diluar kawasan. f. Kajian Akademik
V V
V V
V V
V Perencanaan Perda
Tata Ruang Mikro 1 – 4 : Pendanaan, Sumber daya
manusia, konflik ke-pentingan, tumpang tindih kepen tingan, batas-
batas wi- layah adat, dan perspektif. APBD, Provinsi
2. Penyusunan dan Penetapan Rekontruksi kembali Penge-
lolaan sumber daya alam di CA. Cyclop dengan memper-
hatikan aspek geografis, sosial-budaya dan demografi.
BPKH, BAPELDALDA, BKSDA
BPN, BP3D LSM, LMA a. Overlay peta yang telah dipakai oleh
masyarakat dan defacto sebagai fungsi lindung;
b. Menginclave arael yg digunakan rakyat keluar dr kawasan
c. Mengukuhkan kawasan yang telah direkonstruksi
V V
V V
V Konstruksi
Pengelolaan SDA CA.Cycloop.
-Tersedianya tata ruang mikro, dan Master Plan Peta tata batas Penge
lolaan CA. Cycloop. APBD PROVINSI
3. Sosialisasi Kebijakan Peren canaan Kebija kan lainnya
yang berhu bungan dgn pengelola an CA. Cycloop.
BAPELDALDA, DISHUT, BKSDA
BIKDA, RRI, Media Cetak LSM, LMA, PT TOGA,
a. Penggandaan seluruh produk hukum; b. Menyepakati sistim sosiali sasi
c. Pelaksanaan sosialisasi V
V V
v V
V V
v V
V V
Sosialisasi Perenca – naan Kawasan
CA. Cycloop - Keterlibatan Masyarakat Dalam
Penanganan dan Pengelolaan CA.Cycloop
APBD III,; APBN, SEKTORAL
4. Perencanaan tata ruang mikro BAPPEDA BP3D,
KIMPRASWIL, a. Penyusunan perenacanaan tata
V V
V Tata ruang mikro
- Tersedianya hasil evaluasi Dan tim APBD III,
81
dan pemantauan pengendalian
DISHUT, PARAWISATA, PT
PERIKANAN LMA, dan LSM Peduli Lingkungan.
ruang mikro dan potensi kawasan secara partisipatif
b. Memadukan aspirasi dengan potensi yang tersedia serta
masalah yang dihadapi V
V V
peman tau yang independen LMA, LSM, PT
Sektoral
5. Mensinergikan program- program pemerintah di
kawasan CA.Cycloop Bapedalda, BP3D
LMA, BKSDA a. Mempersiapkan rakor khusus
dalam penanganan program CAC Cycloop
V V V
Penyatuan Program Kawasan CA
Cycloop - Terpadunya Program diantara
instansi ABPD III DAN
APBN 6. Penyediaan infrastruktur di
kawasan untuk mendukung distribusi ekonomi dan
pengawasan CA.Cycloop BKSDA dan Dinhut,
Perindagkop Bapedalda dan BP3D
a. Survei alokasi infrastruktur b. Membangun infrastruktur kawasan
V V
V V
V V
Sarana Penunjang -Tersediannya hasil kajian
infrastruktur -Adanya infrastruktur
APBDIII APBN 7. Pendataan penduduk pada
kawasan sekitar CA.Cycloop. BPS Mantri statistik,
Dinas Kependudukan Dinas Kehutanan BKSDA,
Distrik, Kelurahankampung, LSM,
Lembaga agama - Pengumpulan dan analisis data kepen
dudukan - Sumber data sekun der
2004- 2005
Baseline Survey Pemasaran hasil tidak dapat
dilakukan , arogansi legislative dan eksekutif, ketidak pahaman
masyarakat utara dan selatan dan kondisi fisiografi yang berat.
APBDAPBN, Donatur
8. Inventarisasi kebijakan yang berkaitan dengan
kependudukan. PT pusat studi kepen
dudukan Uncen 1. BiroBagian Hukum
2. Dinas Kependudukan 3. Legislatif
4. Tata Pemerintahan a. mengumpulkan ke bijakan tentang
kependudukan b. Menyediakan infor masi kebijakan
ke pendudukan tahun
I Data Pendudukan
Kawasan CA. Cycloop Cycloop
Datadaftar kebijakan kependudukan kawasan CAC
APBD, APBN, Donor
9. Legitimasi terhadap potensi akar budaya kelem bagaan
adat. Tomas
Dinas Kebudayaan Dinas P dan P
Pokja -
V Pengakuan Hukum
Adat - Pengakuan terhadap hak adat
- Ada dikurikulum Mulok APBN
APBD Donor
10. Relokasi bagi masy. Migran yg mendiami kawasan CAC
DPRD KotaKab Dinas PU, Tata Kota, BP3D
Prov, Bappeda Kota Kab,Dinkesos Prov,Kota,
Kab, LMA P P, Kesehatan,
Koperasi UKM, Pertanian,Perkebunan,
BPN, Trantib, Bapedalda, POLRI
- Melakukan survey awal dan calon lokasi
- Melakukan relokasi - Penyadaran kepada masyarakat un
tuk dipindahkan - Mendukung dan me leng kapi pelak
sanaan relokasi V V
Pemindahan Migran
1. Lokasi Pemu kiman Sarana prasarana
2. Kesadaran mas yarakat untuk pindah ke lokasi yg ditentukan
3. Masyarakat menem pati lokasi yang baru
APBDAPBN, Donor
11. Advokasi Kebijakan tentang rencana Tata Ruang wilayah
dan Kota. Bappeda KotaKab, Dinas
Tata KotaKab Dinas Kependudukan
catatan sipil, PU, Perindag, Pertanian,
Kelautan, Pertanahan, Pariwisata, Kehutanan,
Bapedalda, LMA - Mensosialisasikan Rencana tats
ruang KotaKab. kepada publik - Merevisi Rencana tata ruang kota
kab. Yang meng akomodir kebutu han MA
V Tata Ruang Wilayah
Kota RDTRK. Yang mem pertimbangkan
CAC. - APBN
- APBD - Donor
12. Pembangunan Pusat Pendi dikan laboratorium
lapangan. Bapeldada
a. Survei lokasi di luar kawasan b. Pembangunan
V V
Lab. Alam APBD I
APBD 1
Lampiran 1. Lanjutan