26
Tabel 3. Skala Banding secara Berpasangan Model Saaty
Intensitas Pentingnya
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen yang dibandingkan sama
pentingnya equal Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama besar pada sifat itu
3 Elemen yang sedikit lebih penting dibanding
elemen yang lain moderate Pengalaman dan pertimbangan
sedikit mendukung satu elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu sangat penting dibanding
elemen lainnya strong Pengalaman dan pertimbangan
dengan kuat mendukung satu elemen atas elemen yang
lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen
lainnya very strong Satu elemen dengan kuat
mendukung, dominansi mendukung tingkat penegasan
tinggi yang mungkin menguat
9 Satu elemen mutlak lebih penting dibandingkan
elemen lainnya extreme Bukti yang mendukung elemen
yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu diantara kedua elemen yang
diperbandingkan didekati dengan nilai yang berdekatan
Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
1-9 Jika untuk aktivitas i mendapat suatu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j,
maka j mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan i
Sumber: Saaty, 1993
2.7. Pendekataan AHP dalam Kerangka Manfaat Biaya
Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dalam fungsi awalnya ditetapkan untuk melindungi berbagai biodivesity yang sangat tinggi, dan sumber air bagi
penduduk Jayapura serta menjadi laboratorium alam untuk pengembangan pendidikan, namun dalam implementasi terjadi tumpang tindih kebijakan antara
pihak pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaannya, sehingga terlihat terjadi benturan aturan antara aturan positif dan aturan adat. Sehingga untuk
mendudukkan permasalahan ini, harus dinilai kawasan ini dari sudut benefit dan cost BC dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial, dengan demikian kita akan
mendapat alternatif pengelolaan yang baik yang akan dilakukan dalam kawasan tersebut.
Analisis Manfaat Biaya AMB merupakan metode praktis dalam menganalisis sumberdaya dengan beberapa tujuan, antara lain:
1. Pengambilan keputusan dalam suatu kegiatan. 2. Penilaian kegiatan paling produktif dengan ratio manfaatbiaya yang tinggi.
3. Maksimumkan total benefit dalam berbagai masalah.
27
4. Peninjauan kembali keadaan set proyek pada suatu saat untuk melakukan kemungkinan eliminasi atau realokasi sumberdaya.
Menurut Saaty 1993, ada beberapa konsep dari AHP dalam kerangka manfaat biaya, yaitu:
1. AHP berada dengan AMB yang konvensional, karena AHP mampu mengkonversi faktor-faktor yang terukur kedalam aturan yang bisa
dimungkinkan untuk perbandingan dan evaluasi. 2. AHP juga dapat digunakan untuk memecahkan dalam pengambilan keputusan
manfaatbiaya yang kompleks dan pengalokasian yang melibatkan sumberdaya dan aktivitas campuran
3. Tujuan AHP dalam pengalokasian sumberdaya adalah untuk menangani kriteria yang berkaitan dengan evaluasi manfaat dari berbagai alternatif, dan untuk
menangani kriteria yang berkaitan dengan biaya.
2.8. Alokasi Sumberdaya Alam dan Analisis Manfaat Biaya
Perhatian utama Ekonomi Sumberdaya Alam adalah alokasi sumberdaya alam pada saat ini dan mendatang, dan akibat-akibat yang timbul dari pengambilan
keputusan dalam alokasi sumberdaya tersebut Prabowo dan Reksodiprodjo, 1985 dalam Widarti, 2002. Lingkungan alam, udara, air, tanah, biota flora dan fauna
menyediakan barang – barang dan jasa-jasa secara langsung atau tidak langsung memberikan manfaat ekonomi.
Pendayagunaan sumberdaya yang dimiliki bersama terjadi karena tidak ada mekanisme yang mengatur keseimbangan yang secara otomatis mambatasi tingkat
eksploitasi. Sumberdaya dianggap gratis sehingga kelangkaan tidak tercermin dalam biaya setiap orang yang memanfaatkannya Prabowo dan Reksodiprodjo,
1985 dalam Widarti, 2002. Dikatakan bahwa penerapan analisis manfaat biaya merupakan penerapan ilmu ekonomi demi perbaikan efisiensi alokasi sumberdaya
yang didasarkan pada nilai yang diukur dengan harga yang diinginkan masyarakat dengan menggunakan biaya ganti pada waktu sumberdaya benar-benar
dimanfaatkan. Analisis biaya manfaat menitik-beratkan pada falsafah kekebabasan individu
konsumen. Kesejahteraan ekonomi sosial dianggap sebagai penjumlahan kesejahteraan yang dinyatakan oleh para individu dalam masyarakat. Alokasi
sumberdaya akan efisien secara ekonomis bila tidak mungkin lagi mengadakan
28
peningkatan kesejahteraan individu yang satu tanpa merugikan individu yang lain van de Graff, 1975.; Baumal, 1997., Hufschmidt, et al, 1987 dalam Widarti, 2002.
Ditambahkan bahwa anggapan dasar analisis manfaat biaya ialah tingkat kepuasan atau kesejahteraaan ekonomi yang dialami oleh individu konsumen yang
diukur berdasarkan biaya yang mereka siap bayar didalam mengkonsumsi barang dan jasa tanpa mengeluarkan sesenpun, namun pada hakekatnya harga yang
mereka siapkan membayar dapat diperoleh dengan mengamati prilaku seseorang. Azzaino 1984 dalam Widarti 2002 menegaskan bahwa variabel yang
berpengaruh terhadap jumlah yang diminta untuk suatu barang adalah perubahan selera, jumlah penduduk, pendapatan rata-rata, harga barang tersebut dan harga
barang lain. Davis 1987 dalam Widarti 2002 menyatakan bahwa kurva permintaan
merupakan kurva kesediaan membayar dari konsumen terhadap jumlah barang atau jasa yang dikonsumsinya.
Teknik penilaian biaya-biaya dibagi dalam tiga kategori Hufschmidt, et al, 1987 yaitu:
1. Penilaian yang langsung menggunakan nilai pasar atau produktivitas. 2. Penilaian yang langsung menggunakan nilai pasar barang subtitut atau
komplementer. 3. Penilaian barang dengan menggunakan pendekatan teknik survei.
Teknik penilaian berdasarkan harga pasar pengganti merupakan pendekatan untuk mengukur kesediaan membayar individu dan masyarakat untuk
memanfaatkan sumberdaya milik bersama. Teknik penilain berdasarkan survei mempercayakan diri pada survei langsung terhadap kesediaan konsumen untuk
memilih jumlah barang dan jasa milik bersama. Pendekatan ini bertumpuh pada teori kurva permintaan individu. Untuk mengukur manfaat, metode ini mendasarkan
diri pada pendekatan metode kontigensi yaitu penaksiran ketersediaan konsumen menerima kompensasi atas kerugian yang mungkin timbul.
Sehubungan dengan alokasi sumberdaya, para pakar ekonomi sumberdaya telah mengemukaan konsep “Biaya Alternatif Marginal BAM. Biaya alternatif
marginal adalah biaya sebenarnya yang berasal dari masyarakat untuk suatu tindakan kebijakan yang menghabiskan sumberdaya hayati. Dalam suatu sistem
yang membebani penyebab kerusakan sumberdaya, pajak yang dibayarkan
29
pemakai untuk kegiatan tersebut seharusnya sama besar nilainya dengan BAM Warford 1987a: Peace 1987c Neely, 1992 dalam Widarti, 2002.
“Nilai Alternatif” mengacu pada nilai yang berkaitan dengan pendayagunaan alternatif terbaik yang dapat dikenakan pada sumberdaya hayati tertentu, jika tidak
sedang digunakan untuk sesuatu tujuan yang sedang dibiayai.
30
III. METODE PENELITIAN