Ketimpangan pendapatan TINJAUAN PUSTAKA

setengah dari rata-rata atau nilai tengah pendapatan rumahtangga Long 1999. Penduduk yang berada di bawah kemiskinan relatif belum tentu masuk dalam katagori miskin secara abolut. Penentuan kemiskinan lainnya adalah dengan menggunakan karakteristik yang memberikan gambaran ketidakmampuan penduduk memenuhi kebutuhan untuk hidup layak. Pemda DKI Jakarta dalam melaksanakankan program pengentasan kemiskinan menggunakan data kemiskinan yang mengacu pada karakteristik rumahtangga. Ada 7 indikator yang dapat memberikan gambaran ketidakmampuan rumahtangga untuk hidup dengan layak, yaitu : a luas lantai per kapita 8 m2 b lantai tanah c tidak memiliki jamban d tidak ada akses air bersih e konsumsi lauk tidak bervariasi f tidak punya asset produktif g tidak mampu membeli pakaian baru dalam setahun Suatu rumahtangga dikatakan miskin apabila memenuhi minimal 3 indikator tersebut.

2.3. Ketimpangan pendapatan

Ketimpangan pendapatan dan kemiskinan sangat berkaitan erat. Semakin timpang distribusi pendapatan makan semakin tinggi persentase penduduk yang hidup dalam kemiskinan pendapatan World Bank. Ketimpangan sering dipelajari sebagai bagian yang lebih luas dari kemiskinan karena ketimpangan mengukur seluruh distribusi pendapatan tidak hanya kelompok yang berada di bawah garis kemiskinan. Distribusi pendapatan perseorangan personal distribution of income atau distribusi ukuran pendapatan size distribution of income merupakan ukuran yang sering digunakan. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh individu atau rumahtangga. Ukuran umum yang memperlihatkan tingkat ketimpangan adalah dengan membandingkan antara pendapatan yang diterima oleh 20 persen anggota kelompok teratas dan 40 persen anggota kelompok terbawah Todaro dan Smith, 2003. Ketimpangan pendapatan dapat juga dilihat dengan menggunakan kurva Lorenz. Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase persentase penerima pendapatan dengan persentase pendapatan total yang benar- benar mereka terima selama kurun waktu tertentu. Interpretasi dari kurva Lorenz adalah semakin jauh jarak kurva dari dari diagonal maka semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya. Pengukuran ketimpangan pendapatan yang lebih mudah adalah dengan menggunakan rasio Gini. Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol sampai dengan satu. Koefisien Gini adalah salah satu ukuran yang dapat memenuhi empat kriteri yaitu prinsip anonimitas, independensi populasi, independensi skala dan transfer. Prinsip anonimitas mengatakan bahwa ukuran ketimpangan seharusnya tidak tergantung pada siapa yang mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Prinsip independensi skala berarti bahwa ukuran ketimpangan tersebut tidak tergantung pada apakah kita mengukur pendapatan dengan dollar atau rupiah. Prinsip independensi populasi menyatakan bahwa pengukuran ketimpangan seharusnya tidak didasarkan pada jumlah penerima pendapatan. Prinsip transfer prinsip Pigou-Dalton menyatakan bahwa dengan mengasumsikan semua pendapatan lain konstan, maka transfer pendapatan dari orang kaya ke orang miskin akan membuat distibusi pendapatan baru yang lebih merata Todaro dan Smith, 2003.

2.4. Penyebab Kemiskinan