Kehalusan lolos saringan 100 mesh Warna dalam Lugol

47 lebih sulit terjadi pada air sehingga pati yang berasal dari modifikasi metode gelatinisasi memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan pati dari metode penyangraian. Perlakuan terbaik dalam modifikasi pati secara hidrolisis asam dari parameter derajat putih sampel-sampel yang telah diuji adalah dengan metode gelatinisasi dengan konsentrasi HCl 2 persen pada waktu 20 menit.

2. Kehalusan lolos saringan 100 mesh

Kehalusan suatu produk pati termodifikasi dicari dengan menyaring sampel dengan ayakan 100 mesh. Bobot sampel awal yang diayak dibandingkan dengan bobot yang lolos saringan. Kehalusan merupakan salah satu parameter mutu pati termodifikasi. Semakin halus suatu pati maka semakin bagus pula mutunya karena pati yang memiliki kehalusan yang tinggi akan mudah dalam penanganan produksi selanjutnya. Hasil pengujian beberapa sampel dapat dilihat dalam tabel berikut ini. 48 Tabel 12. Nilai persen lolos saring Metode Sampel Pati persen lolos pati tapioka 97,8 0 N 60 menit N1W2 93,1 0,1N 90 menit N2W3 85,7 0,2N 60 menit N3W2 74,5 0,3 N 60 menit N4W2 72,2 Metode Kering 0,4N 60 menit N5W2 63,1 0 20 menit M1W2 65,9 0,5 50 menit M2W5 87,3 1 20 menit M3W2 67,3 1,5 50 menit M4W5 72,1 Metode gelatinisasi 2 20 menit M5W2 83,2 Keterangan : Sesuai standar DSN Kehalusan tidak tergantung pada proses modifikasi pati. Kehalusan bergantung pada proses penggilingan pati. Hasil yang didapatkan pada pengujian sampel tersebut menunjukkan hasil yang relatif sama. Hal ini disebabkan karena alat penggiling yang digunakan sama. Nilai kehalusan pati termodifikasi dengan metode gelatinisasi memiliki nilai kehalusan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pati termodifikasi dengan metode penyangraian karena gumpalan gel kering pada pati termodifikasi metode gelatinisasi sangat keras sehingga proses penggilingannya lebih sulit dibandingkan pati hasil penyangraian. 49

3. Warna dalam Lugol

Lugol merupakan larutan yang digunakan untuk menguji apakah dalam suatu bahan terdapat pati ataupun tidak. Bahan yang mengandung pati akan berwarna biru sampai keunguan bila ditetesi larutan lugol. Bahan yang mengandung gula monosakarida maupun disakarida yang didalamnya mengandung gula pereduksi akan menghasilkan warna kecoklatan sampai kuning apabila ditetesi larutan lugol. Pengujian warna dalam lugol adalah pengujian sacara kualitatif. Hasil pengujian lugol dari beberapa sampel menghasilkan warna sebagai berikut. Tabel 13. Warna sampel dalam lugol Metode Sampel Pati warna setelah ditetesi lugol pati tapioka +++++ 0 N 60 menit N1W2 +++++ 0,1N 90 menit N2W3 ++++ - 0,2N 60 menit N3W2 ++++ - 0,3 N 60 menit N4W2 +++ - - Metode Kering 0,4N 60 menit N5W2 ++ - - 0 20 menit M1W2 +++++ 0,5 50 menit M2W5 ++++ - 1 20 menit M3W2 ++ - - - 1,5 50 menit M4W5 + - - - - Metode gelatinisasi 2 20 menit M5W2 + - - - - Keterangan : +++++ : ungu ++++ - : ungu kebiruan +++ - - : ungu sedikit kekuningan ++- - - : ungu kekuningan +- - - - : ungu kecoklatan Sesuai standar DSN Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh sampel yang diuji mengandung karbohidrat karena terdapat warna ungu. Hasil yang berbeda terlihat pada pati termodifikasi dengan metode gelatinisasi pada konsentrasi HCl 1,5 pada waktu 50 menit dan 2 pada waktu 20 menit. Hasil penambahan lugol memperlihatkan warna ungu agak kecoklatan. 50 Warna ungu agak kecoklatan ini menunjukkan terdapatnya gula yang mengandung gula pereduksi yang jumlahnya lebih banyak daripada sampel yang lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai DE kedua sampel tesebut yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan sampel-sampel yang lain. Bila dibandingkan dengan standar DSN, sampel-sampel pati yang diuji memenuhi syarat mutu dekstrin untuk aplikasi pangan maupun non pangan. Dalam DSN disebutkan bahwa warna dalam lugol adalah ungu sampai kecoklatan.

4. Kadar Air